Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

KAPSUL WAKTU KALIMANTAN UTARA 2

Gambar
Menara dan Robocop   Urun rembug Kapsul Waktu digelar di ruang Serba Guna kantor Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) pada Rabu 28 Oktober 2015. Masing-masing individu, yang sebagian besar para orang tua, menyatakan mimpinya pada kemajuan daerah Kaltara di masa mendatang tahun 2085. CITA-cita mereka tidak terlepas dari pemantapan infrastruktur jalan, jembatan, dan kemajuan ekonomi pertanian, daulat energi, serta lestarinya budaya lokal dan kuatnya Kebhinekaan. Harapan seperti ini sudah biasa, hal yang sifatnya bernilai jangka pendek, bukan jauh ke depan di tahun 2085. Soal pelestarian budaya dan membumikan paham Kebhinekaan sudah terwujud, tidak perlu lagi di cita-citakan, sekarang tinggal hanya perlu disuburkan lagi secara maksimal.

KAPSUL WAKTU KALIMANTAN UTARA

Gambar
Nurdin Rasakan Jalan yang Gelap dan Rusak Saat pagelaran tarian adat Tidung, yang dipentaskan di halaman depan kantor Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Muhammad Nurdin, 37 tahun, ternyata lebih memilih duduk menjauh bersama rekan-rekannya, di areal parkiran mobil, pada Kamis 29 Oktober 2015 pagi. “Lagi istirahat. Lumayan lelah sejak pagi buta sudah bawa mobil dari perbatasan,” ungkapnya ketika ditemui oleh Tribun , yang saat itu dia mengenakan topi putih dan berjaket merah. Nurdin ialah satu diantara supir tim ekspedisi Kapsul Waktu tahun 2085, pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla. “Ini pengalaman saya pertama kalinya. Saya belum pernah menjelajah daratatan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara,” katanya.

KAPSUL WAKTU BULUNGAN

Gambar
Padi Saja Belum Pantas Disebut Food Estate Momen rangkaian Ekspedisi Kapsul Waktu tahun 2085 di Kalimantan Utara (Kaltara), Penjabat Bupati Bulungan, Syaiful Herman, menyampaikan cita-citanya bagi daerah Kabupaten Bulungan, Provinsi Kaltara. YAKNI ingin menjadikan Bulungan sebagai food state dan daerah yang dikenal sebagai lumbung energi. Hal ini dia sampaikan saat menghadiri Urun Rembug, Harapan dan Cita-cita Masyarakat Kalimantan Utara di aula Serba Guna kantor Gubernur Kaltara, pada Rabu 28 Oktober 2015. Menggunakan jas safari, Syaiful menjelaskan, selama ini Kabupaten Bulungan masih belum dikatakan sebagai food estate atau lumbung pangan . Lahan yang tergarap sekarang masih sebatas tumbuhan padi, belum beragam tanaman pertanian.

SUMPAH PEMUDA KALIMANTAN UTARA

Gambar
Di Bawah Payung Langit Mendung Saat gumpalan langit hitam memayungi lapangan Agatis Tanjung Selor, Penjabat Gubernur Kalimantan Utara, Triyono Budi Sasongko keluar dari area pendopo, meninggalkan istri dan tamu-tamu upacara lainnya. DIA dipersilahkan maju ke tengah lapangan untuk memberikan pidato amanat peringatan hari Sumpah Pemuda yang diberi tajuk Semangat Revolusi Mental, pada Rabu 28 Oktober 2015.   Atmosifr pagi itu sedang mendung dan langit tak menurunkan rintik hujan. Sebagian lapangan pun, dihiasi titik-titik genangan air hujan bekas semalam. Namun, pantauan kala itu, seremonial tersebut tetap berjalan dengan khidmat.

KETIKA PEMUDA BERSUMPAH

Gambar
Ketika Pemuda Bersumpah Memperingati Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, ramai dilakukan dimana-mana. Tidak pernah bosan setiap tahun selalu mengenang momennya, termasuk di lingkungan pemerintahan daerah, dibela-bela sampai ada gelaran upacara. SELURUH muda-mudi Indonesia, apalagi yang pernah duduk di bangku sekolah pendidikan formal, mengetahui cerita peristiwa sejarah itu. Tetapi belum tentu juga hapal akan isi Sumpah Pemuda yang penuh dengan makna filosofis. Orang bijak mengajarkan, mengingat sejarah Sumpah Pemuda bukan sekedar mengangkat rekaman masa lalu. Lebih dari ini, pesan dan makna Sumpah Pemuda yang berprinsip pada persatuan kebangsaan Indonesia mesti dipahami dan dipraktikkan di kehidupan sehari-hari.

BELAIAN SINAR FAJAR

Gambar
Belaian Sinar Fajar Sudah hampir seminggu, lama tak melihat bulatan matahari pagi. Tetapi kala itu, Selasa 27 Oktober 2015, senyum sumringah sang fajar menyapa alam Rambai Padi, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. TERBANGUN dari ranjang matras hijau, kedua bola mata melihat eloknya mentari pagi di kejauhan. Terang hangat, matahari memberi kehidupan bagi pohon-pohon, manusia, dan hewan. Lapisan langkit terpancar biru, terlukis juga sedikit awan yang menyerupai kapas-kapas putih. Kolam mini depan rumah, yang dihuni berbagai binatang dan tumbuhan air, ikut bergembira. Puluhan ikan-ikan berusia balita berenang bebas, menjelajah kolam yang digenangi air hujan deras tadi malam.

BAHASA TUBUH HUGES

Gambar
Banyak yang Mencuri Kesempatan Photo Sore itu, pada Senin 26 Oktober 2015, di ruang serba guna kantor Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) kedatangan tamu spesial, yakni Desak Made Hugeshia Dewi, atau yang sering disapa Dewi Huges. WANITA yang dikenal selebriti televisi itu memberikan ilmu pengasuhan anak dalam acara seminar yang diselenggarakan Badan Pemberdayaan Perempuan Kaltara dengan tajuk “Komunikasi Efektif dalam Pengasuhan.” Pantauan Tribun , hampir ada ratusan orang menyemuti ruang serba guna itu, demi menyaksikan presentasi Dewi Huges. Sebagian besar, mereka yang hadir itu adalah kaum perempuan, yang berkarir sebagai guru Taman Kanak-kanak dan pendidikan formal Sekolah Dasar.

NELAYAN TIAS KALIMANTAN UTARA

Gambar
Memotong Taring Pukat Harimau Warga nelayan di perkampungan Tias, Desa Tanjung Buka , Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menolak penggunaan pukat harimau atau trawl. ITU disampaikan, Rusman, Tokoh Masyarakat Kampung Tias, saat ditemui di rumahnya, pinggiran perairan, pada Kamis 22 Oktober 2015. Kakek yang memiliki 15 cucu ini menegaskan, penggunaan pukat harimau sangat merugikan warga nelayan Tias. “Memakai pukat semuanya bakal dikeruk. Ikan-ikan yang belum layak dikonsumsi ikut ditangkap, dibuang begitu saja,” ujarnya yang kala itu, bawahannya mengenakan kain sarung.  

KAMPUNG ANTAL | DESA SALIMBATU | KALIMANTAN UTARA

Gambar
Mengarungi Sungai dan Lautan Rintik hujan halus mulai jatuh di lapisan kulit tubuh. Cuacanya redup, menandakan sedang mendung, padahal sudah sekitar jam setengah delapan pagi. Ini saya rasakan kala keluar rumah untuk menuju ke Pelabuhan Speedboat Lamin Tanjung Selor, pada Kamis 22 Oktober 2015. PELABUHAN yang dicat biru tersebut tidak jauh dari rumah kontrakan. Hanya butuh waktu lima menit. Lokasi pelabuhan berada tepat di depan Hotel Lamin, Jl Katamso. Saat tiba di pelabuhan terlihat hanya beberapa orang saja. Untung saja, ketika menuju dan tiba di pelabuhan, hujan belum menampakkan keganasannya. Guyuran hujannya irit, pakaian yang melekat pada tubuh saya pun tidak basah kuyup. Angin yang berhembus sepoi-sepoi, hawanya sedikit dingin lembab.

JOKOWI TAK JADI KE TANJUNG SELOR

Gambar
Lawatan Menuju Amerika  (Sketsa by Budi Susilo)

DERMAGA TIDUNG PULAU BUNYU

Gambar
Setiap Hari Banyak yang Bersandar Banyak sepeda motor berlalu-lalang di Dermaga Tidung. Beberapa Mobil roda empat pun terlihat melintasi Dermaga Tidung, Sabtu 17 Oktober 2015, pagi itu. Keramaian kendaraan bermotor ini adalah ciri khas sebuah kehidupan dari Pulau Bunyu, sebuah tempat yang jauh dari keramaian Kota Tarakan dan ibukota Provinsi Kalimantan Utara, Tanjung Selor. DERMAGA TIDUNG, berandanya Pulau Bunyu. Dermaga ini menandai Bunyu sebagai daerah yang mengikuti tuntutan zaman. Sering kali, di dermaga ini bersandar kapal besar, pengangkut sumber minyak bumi, juga kapal-kapal speedboat pengangkut barang dan orang-orang yang akan menepi ke Bunyu dan berpergian dari Bunyu. Itulah Pulau Bunyu, walau daratannya kecil dan berhawa panas, kekayaan alam minyak dan gasnya sangat luar biasa, seakan tidak ada habisnya. Sebagian besar, warga Bunyu ketika ingin memasak sudah tidak lagi bergantung pada kayu bakar. apalagi kompor minyak tanah.

RUMAH MBR KALIMANTAN UTARA

Gambar
Menanti Yang Belum Pasti Pagi itu, saya mencoba masuk ke ruang kerja Suheriyatna yang tidak terkunci, pada Rabu 21 Oktober 2015, di lantai tiga, Jl Durian, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). DI DALAM ruangan, pria yang menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Kaltara ini terlihat sibuk, tangan kanannya tidak pernah berhenti menulis di atas kertas-kertas yang menumpuk di meja kerjanya. Kesibukan Suheriyatna itu, tidak membuat dirinya merasa lupa, bahwa dia yang paling sendiri di ruangannya. Mantan pegawai negeri Pekerjaan Umum Kalimantan Timur ini bercerita pada saya, jika program pembangunan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kaltara belum ada di tahun 2015.

ASAP ENYAHLAH KAU

Gambar
Asap Enyalah Kau (sketsa by budi susilo)

KABUT ASAP SELIMUTI TANJUNG SELOR

Gambar
Orang-orang Tetap Beraktivitas Puluhan anak dari lembaga-lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Tanjung Selor dan Tanjung Palas terlihat fokus mengikuti lomba mewarnai dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional di lapangan Agatis Tanjung Selor, Senin 19 Oktober pagi. DI PENDOPO lapangan Agatis itu, mereka terlihat konsentrasi mengisi sketsa bertema “Anak Indonesia” dengan goresan warna-warni cerah dari pensil krayon yang mereka bawa sendiri dari rumahnya. Anak-anak tampak bersemangat, tidak ada yang menjerit kesakitan, apalagi terkantuk. Memang kondisi saat itu, Tanjung Selor sedang diselimuti kabut asap. Berdasarkan informasi yang disiarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tanjung Selor , jarak pandang masih berkisar di 300 hingga 500 meter akibat kabut asap, yang sumbernya dari Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.

ASAP

Gambar
Asap Paling enak itu, ketika melintas persis di depan gerobak tukang sate yang sedang memanggang potongan daging kambing. Asap masakannya menghembus, merasuk ke dalam lubang hidung, sedap menggugah selera kuliner. PALING nyaman itu, saat berada di istana negara Jakarta, tak terkena kiriman bencana kabut asap bakaran hutan, bebas menghirup udara segar taman-taman istana, kaya akan rimbunan pohon yang memberi oksigen bersih.   Dan paling, bila disuruh bertempat tinggal di daerah perkotaan Tanjung Selor, orang-orang pastinya akan berpikir ulang. Soalnya, asap yang ada di Tanjung Selor ini bukan asap masakan, apalagi asap embun pagi.

POLUSI UDARA KALIMANTAN UTARA

Gambar
Menerobos Kabut Asap Pagi itu, gelaran jalan santai di perkotaan Tanjung Selor diwarnai kepulan kabut, Minggu 18 Oktober 2015. Hampir ada ratusan warga mengikuti kegiatan olah-raga yang dipersembahkan oleh Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD BPR) Kabupaten Bulungan itu. TURUT hadir juga di kegiatan itu, Penjabat Bupati Bulungan, Syaiful Herman yang mengenakan kaus berkerah orange, bercelana panjang hitam, mencoba menerobos jalanan kota yang tengah diselimuti asap pekat. Dia tidak sendiri, jalan santai juga didampingi pimpinan perbankan, tanpa dilengkapi masker penutup hidung dan mulut. Sama halnya, saat sebelum melakukan gerak jalan itu, Pj Bupati mengikuti kegiatan senam bersama tanpa masker.

TEMPAT PELELANGAN IKAN BUNYU

Gambar
Nelayan Enggan Menggunakannya Pagi itu, bangunan beton beratapkan genteng seng warna biru terlihat ada beberapa orang menempatinya, pada Sabtu 17 Oktober 2015. Ada yang memancing ikan, atau sekedar duduk bersantai, merasakan panorama laut yang dihasi kabut pekat, dan tiupan angin. ITU adalah geliat Tempat Pelalangan Ikan (TPI) di Jl Dewa Ruci, Desa Bunyu Selatan, Kecamatan Bunyu, Kabupaten Bulungan. Menurut warga setempat, keberadaan TPI sudah lama ada, namun belum difungsikan. “Setahu saya bangunan dibuat untuk TPI. Sampai sekarang tidak ada aktivitasnya. Bangunannya sudah rusak-rusak. Dahulu sempat dibuat bagus,” ungkap Andi, warga Bunyu yang kala itu sedang memancing ikan dan mengenakan jaket sweter coklat.

PULAU BUNYU KALIMANTAN UTARA

Gambar
Disambut Mendung Kabut Asap Ketiga kalinya, saya menginjak daratan Pulau Bunyu, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, pada Jumat 16 Oktober 2015 pagi, ikut menumpang rombongan Penjabat Bupati Bulungan Syaiful Herman dalam kunjungan kerja pertamanya di Kecamatan Bunyu. MENUJU Bunyu adalah perjalanan yang panjang. Berangkat dari Pelabuhan VIP Tanjung Selor pukul 08.30 Wita menggunakan perahu speedboat bermesin dua. Untuk tiba di lokasi, butuh waktu dua jam, melewati medan liak-liuk sungai air tawar dan mengarungi perairan laut yang bergelombang.   Waktu itu perjalanan aman terkendali, perahu speedboat dilengkapi alat GPRS. Meski sinar matahari tidak menampakkan jati dirinya karena kabut asap, Alhamdulillah perahu masih bisa maju lancar tanpa ada hambatan, meski sesekali berhenti akibat gangguan onderdil di bagian mesinnya yang kendur.  

TAHUN BARU ISLAM 1437 HIJRIAH DI BULUNGAN

Gambar
Replika Al Quran Besar Diarak Ramaikan Pawai Sehari sebelumnya, perkotaan Tanjung Selor diselimuti awan mendung nan diguyur hujan. Tetapi pagi itu, mentari pagi yang hangat sinari perkotaan Tanjung Selor. Embun pagi yang menempel di dedaunan pohon, bagai butiran mata air oase, Rabu 14 Oktober 2015. CUACA yang bersahabat itulah, dimanfaatkan oleh sebagian besar warga muslim di Kabupaten Bulungan merayakan pergantian tahun baru yang ke 1437 hijriah dengan berpawai keliling perkotaan Tanjung Selor. Pengamatan Tribun , gelaran acaranya dilangsungkan secara sederhana dengan berjalan kaki sambil mengumandangkan salawat nabi dan kalimat-kalimat takbir, kebesaran Allah. Mereka yang ikut parade ini ada sekitar ribuan orang.

ANGKOT TANJUNG SELOR

Gambar
Mobil Tua yang Diandalkan Dalam benak tak pernah terbayang akan bertempat tinggal di sebuah provinsi terbaru bernama Kalimantan Utara. Menyentuh tanah Tanjung Selor, sebagai ibukota dari Provinsi Kalimantan Utara, merupakan pengalaman yang patut disyukuri. Sebab kapan lagi bisa merasakan tempat yang sepi, tentram, dan damai ini. AWAL Januari 2015, ialah momen dimulainya saya tiba di perkotaan Tanjung Selor. Kesan pertama kali datang, tempat ini tidak tampak seperti perkotaan, lebih pas sebagai pedesaan yang hening. Jalan-jalan beraspalnya tidak banyak dihiasi lalu-lalang kendaraan bermotor, hanya terlihat satu sampai tiga sepeda motor dan mobil. Transportasi umum seperti angkot pun dirasa langka. Pertama kali datang, bertanya-tanya, apakah di Tanjung Selor ini ada angkutan umumnya.  

PENDIDIKAN USIA DINI DI BULUNGAN

Gambar
Orangtua Ajak Anak ke Sawah Sampai Menginap Setiap orang tua pasti akan bangga bila buah hatinya yang belum menginjak di pendidikan formal Sekolah Dasar tetapi sudah pintar membaca dan menulis, layaknya siswa siswi berseragam merah putih. Nah , kehadiran beberapa lembaga Pendidikan Anak Usia Dini atau biasa disebut PAUD, di Kabupaten Bulungan akan menelurkan anak didik seperti itu, yang siap memasuki ke jenjang pendidikan Sekolah Dasar. Tujuan dibuatnya PAUD untuk mengembangkan anak sejak lahir hingga usia enam tahun. “Memberi rangsangan pertumbuhan jasmani dan rohani agar lebih matang,” ujar Lafang, Kepala Seksi PAUD Dinas Pendidikan Kabuparten Bulungan, saat membuka Diklat Lanjutan Pendidik PAUD, pada Selasa 6 Oktober 2015.

TAMAN DEPAN KEDIAMAN

Gambar
Taman Depan Kediaman  (Sketsa by budi susilo)

INTERNET NGADAT

Gambar
Internet Ngadat Zaman sekarang, kehidupan masyarakat tidak terlepas dari apa yang disebut dengan internet. Mereka yang ingin mengetahui informasi terkini dan masa lalu, sangat menggantungkan pada jaringan internet. PADA awal Agustus lalu, pemerintah Kabupaten Bulungan dengan menggandeng PT Telkom Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara memberikan pelayanan jaringan internet gratis di wilayah Tanjung Selor. Tidak main-main, penggarapan proyek ini menghabiskan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah sebanyak Rp 600 juta, di tahun 2015, yang di pasang di 22 titik. Satu di antaranya di taman pinggiran Sungai Kayan, Tugu Cinta Damai.

RAPAT

Gambar
Rapat (Sketsa by budi susilo)

DESA SALIMBATU TERBANYAK ALOKASI DANA DESANYA

Gambar
Seluruh Desa Mendapatkannya Upaya memaksimalkan pembangunan desa dan aparaturnya, Alokasi Dana Desa (ADD) Kabupaten Bulungan telah ditambah sebesar Rp 10 milyar. Dana ini diperoleh dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Perubahan tahun 2015. SAAT ditemui, Hanafi, Kepala Bidang Pemerintahan Desa, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bulungan, mengatakan, penambahan ADD sebanyak Rp 10 milyar digunakan untuk pembiayaan gaji dan tunjangan aparat desa serta peningkatan pembangunan desa. “Porsi anggarannya kami pecah menjadi dua. 30 persen untuk gaji tunjangan aparatur desa sisanya sebanyak 70 persen untuk pemberdayaan dan pengadaan kebutuhan masyarakat desa,” katanya kepada Tribunkaltim di ruang kerjanya, pada Rabu 7 Oktober 2015.

BANGUN JALAN BELUM RAMPUNG

Gambar
Sebanyak 21 Desa Terisolir Kondisi infrastruktur jalan dari Gunung Siriang menuju Keburau, Kecamatan Tanjung Palas Barat, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, masih belum dikatakan layak. Pembangunan jalan raya di kawasan ini belum rampung. PADAHAL, proyek jalannya masuk dalam kategori multiyears, yang ditargetkan akhir tahun mesti selesai. Inilah yang diungkapkan, Camat Tanjung Palas Barat, Yunus Luat, di gedung Serba Guna Disperindagkop Bulungan, usai mengikuti Sosialisasi Pemekaran Desa dan Kelurahan Kabupaten Bulungan, pada Kamis 1 Oktober 2015.     Kata dia, molornya pekerjaan tersebut membuat banyak warga desa mengalami kesulitan melakukan mobilisasi. Jalan Gunung Siriang menuju Keburau sangat berpengaruh bagi perputaran roda ekonomi masyarakat setempat.

NURSALAM TERPIDANA NARKOBA

Gambar
Manusia 30 Juta Pembawa Sabu 2 Kilogram Deretan bangku-bangku kayu yang berada di dalam ruang sidang Pengadilan Negeri (PN) Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, sebagai saksi bisu, Nursalam akan dijatuhi hukuman pidana penjara dan dena oleh majelis hakim. KALA itu, bercelana panjang berbahan jeans, Nursalam, yang juga mengenakan rompi orange , sebagai tanda dirinya adalah terdakwa. Dia datang ke PN Tanjung Selor, pada Rabu, 30 November 2015, menghadiri sidang yang beragendakan putusan hukum, terkait kasus narkoba jenis sabu 2 Kilogram. Persidangan tersebut dipimpin langsung Jarot Widiyatmono yang didampingi hakim anggota Sandi Aluyubi dan Tony Yoga Saksana. Sejak dimulainya sidang, pukul 13.00 Wita, Nursalam terlihat tenang duduk di kursi terdakwa.

TRANSMIGRAN MENGEJAR KARTU TANDA PENDUDUK

Gambar
Demi KTP Mugni Mengayuh Sepeda Dua Jam Perjuangan warga perkotaan Tanjung Selor dalam memperoleh kartu identitas penduduk Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, mungkin tidak seberat apa yang dialami oleh warga transmigran seperti Mugni. SENIN pagi, 5 Oktober 2015, pria transmigran Satuan Pemukiman (SP) 9, Desa Tanjung Buka, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, itu mesti melakukan perjalanan jauh, menggunakan sepada kayuh untuk pergi mengambil Elektronik (El) KTP di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Bulungan yang ada dibilangan Jalan Meranti, Tanjung Selor. “Datang ke kesini (Disdukcapil) tinggal mau mengambil KTP. Saya mau tanda tangan dan cap jempolnya saja,” ujarnya saat berbincang dengan Tribunkaltim , di pelataran parkir kantor Disdukcapil Bulungan.  

PURNAWIRAWAN TNI TANJUNG SELOR

Gambar
Anggorono Tinggal di Rumah Pinjaman Menjelang senja , Anggorono Kasih Hadi, berumur 56 tahun, yang mengenakan celana pendek sedang asyik menonton televisi di rumahnya yang bergaya rumah panggung yang terbuat dari bahan kayu. ITU terlihat Tribunkaltim waktu menyambanginya, yang berada di bilangan Jalan Soetoyo, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, pada Sabtu 3 Oktober 2015 sore, persis di belakang kantor Dewan Pengurus Cabang Persatuan Purnawirawan TNI dan Polri. Saat di dalam rumahnya yang bercat hijau, hawa panas di rumahnya begitu terasa. Maklum, ruangan tamunya sempit, hanya berukuran sekitar lebar dua meter dan panjang tiga meter.

NASIB TRANSMIGRAN BULUNGAN

Gambar
Nasib Transmigran Bulungan Gelaran karpet tanah liat membentang di kawasan Satuan Permukiman Dua, Desa Tanjung Buka, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, yang kala itu cuaca sedang bersahabat, cerah. PERKAMPUNGAN transmigran itu jalan-jalannya belum beraspal, hanya tumpukan tanah liat yang difungsikan sebagai jalur lalu-lintas perdesaan. Lebar jalannya sekitar tujuh meter, bisa memuat dua kendaraan roda empat. Kondisi itu merupakan cerminan yang mengental di sebagian kehidupan orang-orang transmigran Bulungan, saat saya datang berkunjung pada pertengahan Juli 2015 silam, bersama rombongan Bupati Bulungan.

MENGENDALIKAN PENDUDUK DEMI NASIB ANAK

Gambar
Mengendalikan Penduduk Demi Nasib Anak Kesibukan Dinas Transmigrasi Kabupaten Bulungan tidak lain adalah menampung orang-orang pendatang baru dari provinsi lain, demi menjalankan program transmigrasi, memindahkan orang dari pemukiman penduduk padat ke wilayah sepi seperti Kabupaten Bulungan sendiri. BERBEDA halnya, Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BPPPAKB) Kabupaten Bulungan, melaksanakan keluarga berencana, mengendalikan pertumbuhan penduduk supaya tidak membengkak jumlahnya. Diungkapkan oleh Sekretaris BPPPAKB Bulungan, Muhammad Yani saat usai meresmikan pembukaan Rapat Kerja Teknis Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga tahun 2015 di gedung Serba Guna, Disperindagkop Bulungan, pada Selasa 29 September 2015 pagi.

TAK SAYA SANGKA

Gambar
Tak Saya Sangka Siapa sangka, rumah ibadah seperti masjid, atau mushollah yang dianggap bersih dari tindakan kriminalitas, belumlah benar. Tempat ibadah yang semestinya suci, masih saja disemuti oleh ‘setan-setan’ yang menodai marwah rumah Allah. SEPERTI yang pernah saya alami, belum lama ini, pada Rabu, 16 September 2015 malam. Barang bawaan yang saya taruh di dalam Mushollah Asobirin telah lenyap entah kemana. Dugaannya, barang saya digondol ‘tikus rakus’, alias maling spesialis rumah ibadah. Lokasi Mushollah Asobirin berada di Jalan Rambutan, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. Mushollah yang berdinding cat hijau ini memang berada di tempat keramaian, di pinggir jalan besar.