Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

TUGU TELUR PECAH | KABUPATEN BULUNGAN | KALIMANTAN UTARA

Gambar
Simbol Kehidupan yang Dinamis PALING asyik itu jalan-jalan di pagi hari, berkeliling Tanjung Selor Hilir, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Inilah waktu yang saya manfaatkan untuk berkelana mengitari kota, pada Kamis 15 Januari 2015. Tidak secara sengaja, saya pun temukan sebuah pertigaan jalan. Nah, di pertigaan jalan ini, berdiri bangunan berbentuk tugu telur pecah. Disebut telur pecah, karena memang ada benda yang menyerupai telur pecah. Dari dalam telur pecah itu, keluar sosok seorang wanita yang disebut Puteri Lemlai Suri sambil melambaikan tangan kanan. Perempuan ini berambut panjang, ditemani seekor burung Enggang, hewan unggas khas pulau Kalimantan. 

TUGU ATAP LAMIN | KABUPATEN BULUNGAN | KALIMANTAN UTARA

Gambar
Meneduhi Kota Ibadah BERSEPEDA motor pinjaman, saya memanfaatkan waktu untuk berkeliling-keliling, melihat seputaran ibukota dari Kabupaten Bulungan, Tanjung Selor, pada Kamis 15 Januari 2015 pagi. Jalanan kota Tanjung Selor menyerupai Kota Gorontalo, di Provinsi Gorontalo, yang menyimpan banyak perempatan jalan. Buat mereka yang baru pertama kali datang, mungkin akan dibuat bingung, linglung.  Itulah suguhan Tanjung Selor, sebuah daerah yang bakal kuat menjadi ibu kota dari provinsi Kalimantan Utara. Ketika saya akan mendekat ke arah hutan kota, persis di perempatan jalan terdapat tugu kota yang berbentuk sebuah atap rumah Lamin, sebuah ciri khas rumah adat yang ada di Kalimantan.

PEMADAM KEBAKARAN TANJUNG SELOR | KALIMANTAN UTARA

Gambar
Dahulu  Ada Kebakaran Ke Kantor Damkar Dulu Duduk santai di depan gelas kopi susunya yang ditaruh di atas meja kayu, Mahmud Kopong (41) mengingat betul masa silamnya di tahun 1996, yang sebatang kara menjadi petugas pemadam kebakaran di Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bulungan. Dia bercerita, waktu itu statusnya masih sebagai pegawai honorer yang hanya digaji Rp 65 ribu per bulan dengan jam kerja yang tidak menentu. “Kalau malamnya ada kebakaran, ya saya harus kerja. Jam kerjanya tidak mengenal waktu,” tuturnya, Senin 12 Januari 2015.  Mahmud diberi tanggungjawab sendiri, menangani bencana kebakaran di kawasan Bulungan. “Dulu hanya saya sendiri. Mobil pemadamnya juga hanya satu saja,” kata pria kelahiran Flores ini.

TRANS KALIMANTAN | KECAMATAN TANJUNG PALAS | KABUPATEN BULUNGAN | KALIMANTAN UTARA

Gambar
Menjelajah Bekas Longsoran Tanah LONGSOR. Bencana inilah yang menghiasi sepanjang jalan Trans Kalimantan di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Saya bersama teman lainnya, Erfan, Iwan Setiawan, Norjannah, Putri Susmita, dan Bayu, mendatangi lokasi ini, ingin melihat seperti apa ‘serangan’ longsoran tanah itu, Sabtu 17 Januari 2015. Pergi ke trek Trans Kalimantan, kami menggunakan sepeda motor, melintasi daratan yang berkelok-kelok, jalanan yang menurun dan mendaki, dan dipenuhi asesoris hutan belantara Kalimantan yang masih sejuk dan rindang, dipenuhi pemandangan hijau alam.  Dan ternyata benar, setiba di lokasi ada lima jalan yang ternoda longsoran tanah. Lokasi ini, kami bisa temui di sepanjang jalur Trans Kalimantan, Kecamatan Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan. 

KESULTANAN BULUNGAN | TANJUNG PALAS | KALIMANTAN UTARA

Gambar
Singgah di Istana Sultan Bulungan  Usai berhasil menyeberangi Sungai Kayan dari Tanjung Selor ke Tanjung Palas, saya pun langsung melihat bangunan unik, serupa dengan bangunan model rumah panggung tempoe doeloe , Sabtu 17 Januari 2015. Saya mendatanginya, melihat-lihat dan ternyata itu adalah rumah istana yang dahulu katanya, sebagai tempat Kesultanan Bulungan.  Kini, rumahnya sudah disulap menjadi museum peninggalan peradaban Kesultanan Bulungan. Semua peninggalan jejak-jejak Sultan Bulungan disimpan, dijaga baik-baik.

TANJUNG PALAS | KABUPATEN BULUNGAN | KALIMANTAN UTARA

Gambar
Menyeberang Ke Tanjung Palas KEDUA daerah, yaitu Kecamatan Tanjung Selor dan Kecamatan Tanjung Palas di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, dipisahkan oleh sungai Kayan, yang setiap musim kemarau air sungainya tidak pernah kering.  Saya yang berada di Tanjung Selor pada Sabtu 17 Januari 2015 siang, untuk pertama kalinya menyeberangi Sungai Kayan, menginjak Kecamatan Tanjung Palas.  Saya tidak pergi sendiri, bersama rekan enam jurnalis media cetak lainnya, kami menuju ke dermaga Tanjung Palas menggunakan perahu penyeberangan, sejenis Katinting, perahu yang berukuran ramping dan memanjang.

PERCIKAN RAHMAT ALLAH

Gambar
Percikan Rahmat Allah Malam itu, usai sholat isya berjamaah, Masjid Habib Ahmad Al Kaf menggelar tabliq akbar Maulid Nabi Muhammad SAW, pada Rabu 14 Januari 2015 di Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Sebagai pengkutbah, disampaikan langsung oleh Habib Hasyim Assegaf. Dalam kutbahnya, Hasyim mengingatkan, majelis taklim itu surganya dunia.  Karena itu, seluruh umat muslim di Bulungan yang datang ke acara Maulid seperti ini, tidak ubahnya telah mengunjungi surga dunia, memperoleh keberkahan nikmat iman dan takwa. 

PELABUHAN KAYAN II | TANJUNG SELOR | KALIMANTAN UTARA

Gambar
Merapat Ke Pelabuhan Kayan Dua   SAAT dinanti, keinginan pun tiba. Usai menempuh perjalanan sekitar satu jam lebih dari Kota Tarakan, akhirnya saya tiba dengan selamat di Tanjung Selor, pelabuhan speedboat Kayan II, sekitar pukul 15.37 Wita, Sabtu 10 Januari 2015.     Setibanya di Pelabuhan Kayan II Tanjung Selor, saya disambut hangat oleh orang-orang yang belum saya kenal sama sekali. Sungguh saya serasa artis terkenal saja, mereka seperti senang melihat saya, seperti ajang jumpa fans saja sih.  Namun sekali lagi, bukan itu alasan mereka menegur saya. Ternyata, mereka yang menegur saya adalah kumpulan para tukang ojeg dan para supir taxi yang sedang berusaha menawarkan jasa transportasi darat. 

MERASAKAN KOTA TARAKAN | KALIMANTAN UTARA

Gambar
Pertama Kalinya di Kota Tarakan Merasakan Kota Tarakan, yang dikelilingi pesisir lautan. Inilah pengalaman pertama saya menginjak bumi di provinsi terbaru Indonesia, Kalimantan Utara, pada Sabtu 10 Januari 2015. Gaya penampilan Kota Tarakan tidak seperti daerah tetangganya, Kota Balikpapan yang ada di provinsi Kalimantan Timur. Menurut saya, Kota Tarakan masih berkesan klasik, sebab saya masih menemukan bangunan-bangunan model lama. Secara geografis, pulau Tarakan memiliki luas daratan kurang lebih 25,80 kilometer persegi dan mempunyai luas lautan kurang lebih 406,53 kilometer persegi.

TANJUNG SELOR BANJIR | KABUPATEN BULUNGAN | KALIMANTAN UTARA

Gambar
Tanjung Selor Dihiasi Genangan Air Banjir Sejak saya tinggal di Tanjung Selor Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, pada Sabtu 10 Januari 2015, saya masih merasakan cuaca yang cerah, atau pun awan mendung.  Selama saya menetap di Tanjung Selor saya belum pernah merasakan cuaca berintensitas hujan deras dengan durasi yang sangat lama. Namun, tepat hari Jumat, 16 Januari 2015 dini hari, awan hadir mengguyur air hujan dengan derasnya di Kecamatan Tanjung Selor. 

SUNGAI KAYAN | TANJUNG SELOR | KABUPATEN BULUNGAN | KALIMANTAN UTARA

Gambar
Sungai Kayan Perhiasan Alam Kalimantan Sewaktu tiba di Jalan Rambai Padi, Tanjung Selor Hilir, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan pada Sabtu 10 Januari 2015 sore, esoknya harinya di hari Minggu 11 Januari 2015, saya berjalan kaki berkeliling di pusat kota Tanjung Selor.  Tidak berselang lama, saya menemukan pinggiran jalan raya Sungai Kayan. Jalan yang melintas daerah ini adalah Jalan Katamso dan Jalan Sudirman. Situasi arus lalu-lintasnya masih sepi, kendaraan bermotor yang lalu-lalang bisa dihitung dengan jari.    Menurut saya tempatnya asik, kemungkian untuk tahun-tahun mendatang tempat ini akan sangat ramai. Kalau di Kota Makasar mirip kawasan Pantai Losari, sedangkan kalau yang di Kota Manado serupa dengan kawasan Pantai Boulevard.

SPEEDBOAT TARAKAN TANJUNG SELOR | KALIMANTAN UTARA

Gambar
Menyeberang Lautan Ke Tanjung Selor Hiruk-pikuk dinamika kehidupan manusia mewarnai pelabuhan speedboat Tengkayu Satu, Kota Tarakan, provinsi Kalimantan Utara, pada Sabtu 10 Januari 2015 siang.  Saya mengunjungi pelabuhan penyeberangan kepulauan ini, untuk pergi menuju ke Kecamatan Tanjung Selor yang berada dalam pangkuan Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Menaiki transportasi speedboat ke Tanjung Selor adalah pengalaman pertama saya. Perahunya bernama Tanjung Ekspress, dengan bayaran Rp 120 ribu sampai tujuan di pelabuhan speedboat Tanjung Selor.

BANDAR UDARA JUWATA | KOTA TARAKAN | KALIMANTAN UTARA

Gambar
Merasakan Bandar Udara Tarakan Syukur Alhamdulillah , saya ucapkan. Ketika Sabtu 10 Januari 2015 saya mendarat dengan selamat di Bandar Udara International Juwata, Kota Tarakan, Kalimantan Utara, setelah hampir satu jam menghabiskan waktu perjalanan melalui udara dari Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.  Sempat kaget juga, bandara yang baru pertama kali saya singgahi ini masih dalam proses pembangunan. Saya melihatnya, untuk sementara waktu masih berkondisi darurat, masih memakai bandara yang lama. Walhasil, pelayanannya pun belum go international .  Seperti di antaranya ketika mengambil barang bagasi penumpang harus menunggu berjam-jam karena barangnya dicampur oleh penumpang dari segala jurusan. 

BERSEPEDA | BALIKPAPAN | KALIMANTAN TIMUR

Gambar
Jalur Sepedanya Sih Sudah Tersedia PALING asik berpergian naik sepeda. Inilah pendapat saya pribadi. Selain sehat dan ramah lingkungan, gerak kita pun jauh lebih efisen. Kita tidak perlu mengeluarkan kocek uang saku yang banyak. Waktu menginjak tanah Kota Balikpapan, kota metropolis ini pun menyediakan jalur khusus sepeda kayuh. Jalurnya jelas, dilengkapi rambu-rambu dan medan jalannya pun dibatasi oleh garis kuning.  Andai saja ada kendaraan bermotor melintas di jalur ini maka wajib menyingkir, lebih diutamakan buat mereka pengendara sepeda kayuh. 

PERAIRAN TENGKAYU | KOTA TARAKAN | KALIMANTAN UTARA

Gambar
Sebuah perahu mini melaju di Perairan Tengkayu Kota Tarakan pada Sabtu 10 Januari 2015. Perairan ini tidak memiliki deburan ombak yang tinggi. (photo by budi susilo)

LANGGAR AL INAAYAH | TANJUNG SELOR | BULUNGAN | KALIMANTAN UTARA

Gambar
Melihat Langgar yang Megah MATAHARI kala itu datang dari arah timur. Matahari muncul memancarkan sinarnya, yang memberi kehangatan sekujur tubuh saya pada Minggu 11 Januari 2015 pagi.  Sinarnya memberikan penerangan sepanjang Jalan Pahlawan, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.  Kala itu, suasana jalanan masih sepi, hanya terlihat satu dua kendaraan bermotor. Orang-orang yang berjalan kaki joging pagi tidak ada satu pun yang beraksi olah-raga pagi. 

MENGARUNGI PERAIRAN KALIMANTAN UTARA

Tiket Perahunya Lagi Turun Harga SETIBA memasuki pintu gerbang sebuah pelabuhan Tengkayu Satu, Kota Tarakan Kalimantan Utara, saya diberitahukan oleh supir taxi, terlebih dahulu membeli tiket sebelum nanti kehabisan.  Membelinya di loket resmi kapal speedboat , yang lokasinya agak jauh dari dermaga, pada Sabtu 10 Januari 2015. Daripada membeli kepada calo kena mahal, lebih baik beli di loket resmi toh.   Di loket tiket, berbagai macam tiket ke berbagai jurusan tersedia, tetapi saya memilih ke jurusan Tanjung Selor Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. 

MENGINJAK BUMI KALIMANTAN UTARA

Gambar
Terbang Menuju Tanjung Selor FAJAR mulai terbit pada Sabtu 10 Januari 2015. Hari inilah, momen yang bersejarah buat saya, untuk menuju ke Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, yang masuk sebagai provinsi yang ke 34. Saya menuju ke Tanjung Selor persis di penanggalan jawa Mulud 19 Wage, atau di penanggalan hijriah 19 rabiulawal. Pergi ke Tanjung Selor saya menggunakan jalur udara dan disambung lewat jalur air.  Karena saya berawal dari Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, maka saya pun naik pesawat dari Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan Balikpapan. 

TANJUNG SELOR SAYA DATANG | KALIMANTAN UTARA

Gambar
Tanjung Selor Saya Datang Malam hari yang bercuaca cerah, rembulan malam yang bersinar terang pada Jumat 9 Januari 2015, pemimpin redaksi Tribun Kaltim Kompas Gramedia, Domu Ambarita mengabarkan ke saya, melalui telepon selulernya. Bahwa Bang Domu akan menyerahkan surat tugas saya ke daerah Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, di kantor Tribun Kaltim, yang beralamat di Jalan Indrakila, Kota Balikpapan. Saya belum ada bayangan seperti apa itu rupa wajah Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Daerah ini merupakan provinsi terbaru. Dahulunya, kawasan ini masuk daerah provinsi Kalimantan Timur.

CAGAR BUDAYA RUMAH PANGGUNG BALIKAPAN

Gambar
Rumah Berbahan Baku Kayu Siang itu, untuk mengisi waktu luang, Saya bersama Ahmad Sodiq berkesempatan menyusuri sepanjang Jalan Letjen Suprapto, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, dengan menggunakan sepeda motor bebek milik Sodiq, pada Kamis 8 Januari 2015. Arus kendaraan bermotor yang lalu-lalang kala itu memang agak ramai, maklum siang itu bertepatan dengan jam sibuk aktivitas warga masyarakat Kota Balikpapan. Di daerah tersebut, saya menemukan pemandangan bergaya properti klasik, mirip era trend di jaman pemerintahan Hindia Belanda, berupa rumah panggung khas peradaban melayu.

KAMPUNG AIR | BALIKPAPAN | KALIMANTAN TIMUR

Gambar
Dihuni Perantau Sulawesi WAKTU saya menyusuri seputaran Pasar Apung, pada Minggu 4 Januari 2015. Tidak jauh dari sini, ternyata ada juga sebuah perkampungan rumah penduduk. Orang lokal menyebutnya sebagai Kampung Air.    Seperti Pasar Apung, tipe Kampung Air pun sama, bangunan-bangunanya sebagian besar bermodel panggung yang terbuat dari kayu-kayu ulin khas Kalimantan. Gaya rumah panggung ini berdiri di atas air. Jalan-jalan kampung ini pun terbuat dari kayu. Saat saya berjalan susur kampung terdengar berisik suara langkah saya, karena jalannya yang terbuat dari potongan balok-balok kayu ulin.

PASAR APUNG | BALIKPAPAN | KALIMANTAN TIMUR

Gambar
Pasarnya Berada di Atas Air Laut Liburan minggu, teman saya seprofesi jurnalis di Tribun Kaltim Kompas Gramedia, Ahmad Sodiq, mengajak saya jalan-jalan ke daerah Balikpapan Barat, Kalimantan Timur. Di daerah ini ada sebuah pasar yang berdiri di atas perairan laut, yakni Pasar Terapung Kampung Baru. Persis sekitar jam dua siang, kami berdua menuju ke Pasar Apung dari Kampung Wonorejo Balikpapan pada Minggu 4 Januari 2015, melalui jalur darat menggunakan sepeda motor tua milik Sodiq.  Panas matahari yang terik, tidak menghalangi kami menuju ke Pasar Apung. Cuaca yang seperti inilah yang kami harapkan agar kunjungan kami bisa berjalan lancar, bisa puas berkeliling pasar, tak terhalang guyuran hujan. 

DUNIA INI LADANG BEKAL AKHIRAT

Gambar
Dunia Ini Ladang Bekal Akhirat SUARA azan jumat kedua berkumandang kencang di Masjid Baitturahim, Kampung Wonorejo, Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.  Gema azan itu terdengar, tersiar ke penjuru Kampung Wonorejo, tepat saat jarum jam menunjukan pukul 12.35 Wita, pada Jumat 9 Januari 2015.  Sebagai pengkutbah jumat, disampaikan langsung oleh Ustad Abdulkadir Mawardi, yang di awal kutbahnya menyampaikan doa, harapan, dan rasa syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan mampu pergi tunaikan sholat jumat. 

KAMPUNG WONOREJO | BALIKPAPAN | KALIMANTAN TIMUR

Gambar
Bumi Borneo Rasa Kultur Jawa   WONOREJO. Inilah nama daerah yang saya tempati di Kota Balikpapan Kalimantan Timur. Mulai menempati di daerah ini sejak 15 Desember 2014.  Kampung ini berkesan layaknya di tanah jawa. Dari namanya, dan orang-orang yang menetap sampai kulturnya pun berselera jawa serta lingkungannya bersih, nyaman dan rasa kekeluargaannya sangat mengental. Pernah ada pengalaman, saya pergi menuju masjid yang ada di Wonorejo dengan berjalan kaki. Saat melangkahkan kaki, tiba-tiba ada seorang pengendara sepeda motor menawarkan tumpangan untuk bersama-sama pergi ke masjid, padahal saya sendiri belum mengenal dengan pengendara ini.

NELAYAN DESA MUARA | TELUKNAGA | TANGERANG | BANTEN

Gambar
Membuat Perahu Lebih Ciamik SIANG yang terik pada Sabtu 29 November 2014 lalu, saya bersama teman-teman yang lain dari Earth Hour dan Backpacker Tangerang datang ke sebuah Desa Muara Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.  Setiba di lokasi desa, pada pukul 11.24, saya pun melihat dan kemudian mendekat ke sejumlah pria yang sedang sibuk memperbaiki kapal nelayan. Tampak terlihat ada yang sedang memperbaiki papan kapal, juga ada yang mengecat tubuh kapal.  Satu di antaranya adalah Mardi (58), dengan beratapkan terpal plastik biru, dia sibuk menggantikan papan kapalnya. “Ganti kayu yang lapuk. Saya ganti dengan yang baru,” ujarnya.

OTONOMI KHUSUS KALIMANTAN TIMUR

Gambar
Otsus Kaltim Itu Untuk Siapa Sih KETIKA Minggu pagi, 4 Januari 2015 lalu, saya berjumpa dengan seorang tukang parkir di Pasar Klandasan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim). Dia bernama Usman, umurnya masih muda, 20 tahun.  Sambil berdiri, badannya yang kecil itu disandarkan ke tubuh mobil model kapsul yang sedang ditaruh di lahan parkir Pasar Klandasan. Saya pun menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengannya. “Kamu tahu Otsus,” tanya saya. Dia pun menjawab dengan bahasa tubuhnya dengan menggeleng-gelengkan kepala. Kemudian saya tanyakan kembali ke dia. “Kamu pernah dengar kata Otsus.” Jawaban dia sama, “Tidak pernah!.”

MANGROVE BALIKPAPAN KEPINGAN SURGA YANG DILUPAKAN

Gambar
Mangrove Graha Indah  Kepingan Surga Yang Dilupakan Rimbunan hijau pohon-pohon bakau yang tinggi menghiasi alam bumi Graha Indah, Balikpapan Utara, Kalimantan Timur. Tak absen juga, Bekantan-bekantan bergelayutan asik di pohon-pohon Bakau yang tumbuh rindang. Tapi sesungguhnya, di balik keindahannya, tempat ekowisata ini bak kepingan surga yang telah dilupakan oleh kaum insan. Ya inilah, atmosfir yang dirasakan ketika saya berkeliling di kawasan Mangrove Center di Graha Indah pada Jumat 2 Januari 2015 menggunakan kapal motor speedboat milik Mangrove Center bersama legislator Komisi II dan beberapa unsur pemerintahan eksekutif Kota Balikpapan.  “Tempatnya asik buat ekowisata. Sering didatangi wisatawan,” ujar Oemy Facesly, Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Balikpapan yang saat itu satu perahu dengan saya.

TAHUN BARU DAERAH BARU

Gambar
Tahun Baru Daerah Baru SELAMAT tahun baru 2015. Kalimat inilah yang pertama kalinya saya rasakan di pulau Borneo, provinsi Kalimantan Timur, yang ibu kotanya Samarinda.  Sebelumnya, saya tidak pernah merasakan tahun baru di Kalimantan Timur. Paling sering, saya merasakan pergantian tahun baru ada di tanah Jawa, Kota Jakarta, di Kota Manado Sulawesi Utara serta Kota Gorontalo. Saya sangat bersyukur, berkesempatan menikmati malam pergantian tahun baru di Kalimantan Timur, persisnya di Kota Balikpapan, kawasan Jalan Sudirman lapangan Merdeka dan pesisir pantai Monpera. 

BUKIT PELANGI | KUTAI TIMUR | KALIMANTAN TIMUR

Gambar
Memandang Luas Daratan Sangatta S aat matahari akan tenggelam di perut bumi Borneo, saya bersama De'k Agus Prasetyo dan Imam Solikin beserta ketiga anaknya, meluangkan waktu untuk berkunjung ke dataran tinggi, Bukti Pelangi, Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, pada Sabtu 6 Desember 2014 lalu. Menuju ke lokasi Bukit Pelangi, kami menggunakan dua sepeda motor. Jarak dari kediaman ke tempat tujuan tidak jauh. Jaraknya dari Jalan Yos Sudarso, Sangatta Utara, menuju ke Bukit Pelangi tidaklah sampai harus memakan waktu 45 menit, dan yang pasti juga tidak ada halangan berupa kemacetan arus lalu-lintas. Untung cuaca kala itu cerah. Kami pun bisa puas berjalan, tanpa terkena kendala guyuran hujan. Saat tiba di puncak Bukit Pelangi kami bisa puas memandang panorama Sangatta dan pesona lautannya yang terbentang luas.

LANGIT MALAM MONPERA BERTABUR KEMBANG API

Gambar
Langit Malam Monpera  Bertabur Kembang Api Jarum jam menunjukan angka 23.12 Wita. Arus lalu-lintas di sepanjang Jalan Sudriman Kota Balikpapan ramai di jejali manusia. Saat itu bertepatan dengan malam pergantian tahun baru 2015. Ketika saya melintas di sepanjang jalan itu, dari Hotel Aston hingga Gedung Wali Kota Balikpapan terlihat beberapa kendaraan bermotor roda dua dan empat berbaris mengular, memadati jalanan, Rabu 31 Desember 2014. Arus lalu-lintas merayap, sehingga beberapa polisi pun tampak ada yang sibuk mengatur pergerakan kendaraan bermotor. IKebanyakan dari mereka para pengguna kendaraan bermotor menuju arah Monpera (Monumen Perjuangan Rakyat) dan Lapangan Merdeka.

MENGHARGAI MAKHLUK HIDUP

Gambar
Menghargai Makhluk Hidup   KEHADIRAN Rasulullah Muhamaad SAW di muka bumi memberi reformasi umat manusia, utamanya dalam mengangkat derajat kaum perempuan. Islam hadir untuk melahirkan gerakan emansipasi wanita.  Inilah pesan yang disampaikan oleh Ustad AH Pariadi dalam kutbah Jumat di Masjid Mathlaail Badrain Jalan Indrakila, Kelurahan Gunung Samarinda Baru, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada Jumat 26 Desember 2014. Ia mengungkapkan, sebelum Islam hadir, perempuan ditindas, perempuan dianggap sebagai kaum yang rendah, di nomor duakan. “Perempuan di jaman jahilia belum dihargai. Perempuan dinilai hanya sebagai pemuas hawa nafsu semata,” katanya.