Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2011

BERTEGUH JALANI PANCASILA

Gambar
Berteguh Jalani Pancasila Oleh: Budi Susilo Catatan 4 Juni 1962, organisasi NII Kartosoewirjo tutup usia, harus tersadar dengan petuah agung Mpu Tantular "Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Darma Mangrwa," beraneka itu satu, tidak ada kewajiban yang mendua. Membumilah Pancasila, jangan menyesal kalau nanti diambil negara tetangga. Kain Batik, alat musik Kulintang, tarian Reog sampai makanan Tempe pun nasibnya sudah dipatenkan negara lain. Apa rela gagasan ruh kebangsaan Pancasila diakui negara diseberang sana. Tentu tidaklah. Penyempalan terhadap Pancasila telah ada dalam sejarah lama. Kartosoewirjo dan Teungku Muhammad Daud Beureueh melalui organisasi NII, satu di antara orang yang dikenal sebagai penghantam keutuhan Pancasila, meski ada versi mereka berdua berlatarbelakang ingin menciptakan masyarakat yang menyerupai tujuan yang dikandung dalam Pancasila. Saat ditelurkannya Pancasila di bumi pertiwi Nusantara itu diambil dari norma-norma dan cita-cita yang hidup da

BOCAH SUMOMPO MENYULAP SAMPAH JADI UANG

Gambar
Bocah Sumompo Menyulap Sampa h jadi Uang Oleh: Budi Susilo RIWAYAT sebuah sampah. Habis manis sepah dibuang. Usai digunakan berubah usang tak bernilai, berkisah jadi limbah yang dihindari nan membenci. Dan akhirnya, cerita nasib sampah pun akan menggunung mencemari dan mengotori lingkungan alam bumi yang asri. Untungnya ada beberapa orang yang mau memperlakukan sampah sebagai sarana untuk meraih nasib keberuntungan. Menganggap sampah barang yang usai dibuang bisa jadi uang. Kendati menyengat baunya, timbunan sampah jadi lahan rezeki bagi Marcelino Tamansa lelaki berumur 10 tahun ini menghabiskan waktu luangnya dengan mengais sampah. Bercelanakan pendek beralas sandal jepit, Marcel setiap siang hari menyatu dengan lingkungan Pembuangan Akhir Sampah Kilo Lima Sumompo Kota Manado. "Cari-cari sampah plastik, kardus buat ditukar uang," ujarnya ketika ditemui, Rabu (1/6/2011). Sengatan terik matahari siang tak dihiraukan oleh bocah kelahiran Manado ini, kecuali saat hujan mengguyur

BERANI MENOLAK ROKOK

Gambar
Berani Menolak Rokok Oleh: Budi Susilo Menyusuri keramaian kota di negara Indonesia seperti Manado provinsi Sulawesi Utara (Sulut) begitu mudahnya menemukan seorang perokok. Hembusan demi hembusan asap putih yang keluar dari si perokok tanpa kenal lelah, menganggapnya sebagai sebuah capaian kebahagiaan, menikmati dan menikmatinya tanpa henti. Jalan memasuki terminal sampai ketika menaiki kendaraan umum menemukan perokok. Mengunjungi pasar sampai taman kota perokok tanpa rasa berdosa terus menghisap si batang mungil. Dimana-mana virus penikmat nikotin tersebut merambah dilapisan warga masyarakat Kota Manado. Mirisnya Kota Manado pun dijamuri iklan-iklan mentereng terpajang di ranah umum. Iklan pun dibuat keratif, berkonsep visual digital mengundang perhatian publik. Anak dibawah umur pun bisa dibuatnya terkesima oleh iklan tersebut. Padahal membandingkan dengan kota modern nan maju seperti di negara Singapura, merokok di ranah publik itu merupakan perbuatan pidana ringan. Mengganggu ke