Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2011

IRONI PENCARI BEASISWA MINAHASA

Gambar
Ironi Pencari Beasiswa Minahasa Oleh: Budi Susilo 'Ing ngarso sung tulodo, ing m adyo mangun karso, tut wuri handayani." Di depan menjadi teladan, di tengah membangkitkan semangat, dari belakang mendukung'. Slogan Ki Hajar Dewantara ini telah luntur di sebagian generasi kini, yang katanya era reformasi. Ironi Republik negeri ini rasa tak henti sepanjang waktu. Tak di pusat pemerintahan maupun di daerah, selalu sesama anak negeri berkesan menjajah satu sama lain. Hanya karena nafsu materi uang terkadang orang tidak malu menindas terhadap kaum yang lemah. Satu di antaranya fenomena ini terjadi di Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara, orang berkemampuan secara ekonomi mencoba merebut "kue" pendidikan rakyat miskin, sebagaimana yang diberitakan dalam tribunmanado.co.id, Jumat (14/10/2011), seukuran mahasiswa strata satu berkendaraan mobil pribadi ikut mendaftar perolehan beasiswa pendidikan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa. Tega betul,

FEODALISME KETENAGALISTRIKAN BITUNG

Feodalisme Ketenagalistrikan Bitung Oleh: Budi Susilo IRONIS, sungguh memalukan. Stempel inilah yang pantas dinobatkan kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN) Bitung. Bagaimana tidak, perusahaan berbadan Persero (Perusahaan Perseroan) ini, selama satu hari penuh mengecewakan pelanggannya di daerah Girian Bawah. Bayangkan, sejak Rabu 28 September 2011, akibat kerusakan pada gardu listrik, warga Girian Bawah dikecewakan pelayanan PLN Bitung, harus rela rasakan padamnya listrik, mesti dalam keadaan terpaksa, mati kutu dibuatnya. Rasa sedih bercampur kesal kesumat, walau akhirnya di Jumat 30 September 2011 listrik kembali normal. Namun itu pun sudah timbulkan tumbal kerugian, bayangkan berapa yang harus ditanggung warga saat listrik padam. Ada warga berhenti produksi jualan es bungkus karena kulkas pendinginnya tak beroperasi. Satu lagi warga yang usaha warnet berhenti tak melayani jasa internetnya. Memang selama ini kemana PLN Bitung ?, seolah bersikap acuh tak acuh terh

NALAR SADAR ATASI SAMPAH PASAR

Gambar
Nalar Sadar Atasi Sampah Pasar Oleh: Budi Susilo KEBERADAAN volume sampah akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk di suatu wilayah. Dan banyaknya sampah pun berbanding lurus dengan sumber segala sumber mara bahaya. Mengutip Prof. Dr. Enri Damanhuri dalam jurnal Saint dan Teknologi BPPT berjudul Permasalahan dan Alternatif Teknologi Pengelolaan Sampah Kota Di Indonesia, bahwa penanganan sampah khususnya di kota-kota besar di Indonesia merupakan satu di antara permasalahan perkotaan yang masih jadi tantangan bagi pengelola kota. Pertambahan penduduk dan peningkatan aktivitas yang demikian pesat di kota-kota besar, telah mengakibatkan meningkatnya jumlah sampah disertai permasalahannya. Diprakirakan paling banyak hanya sekitar 60 persen sampai 70 persen yang dapat terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) oleh institusi pemerintah. Dan bagian sampah yang tidak terangkut tersebut ditangani oleh masyarakat secara swadaya, atau tercecer dan secara sistematis terbuang ke m

GURITA GENG MOTOR LILIT PEMUDA BITUNG

Gambar
Gurita Geng Motor Lilit Pemuda Bitung Oleh: Budi Susilo DARAH muda darahnya para remaja. Yang selalu merasa gagah. Tak pernah mau mengalah. Masa muda masa yang berapi-api. Yang maunya menang sendiri. Walau salah tak perduli . Demikianlah penggalan bait lagu yang didendangkan Rhoma Irama berjudul Darah Muda. Buat anda pecinta musik dangdut, lagu tersebut sudah pasti dikenal sebagai musik yang populer ditelinga masyarakat secara luas. Karena lagu itu menjadi cerminan realita dalam sebuah kehidupan dunia ini. Baru-baru merebak di sebagian kalangan pemuda Kota Bitung Sulawesi Utara, terlibat gerakan geng motor yang bikin onar. Ada apa ini, kenapa ini terjadi. Sekelompok pemuda di Bitung berkendaraan motor roda dua melakukan aksi anarkisme, vandalisme yang berujung pada timbulnya keresahan masyarakat. Membawa anak panah, mabuk liar dan menodong orang. Sampai-sampai saking kesalnya, Marinir Pertahanan Pangkalan VIII (Yonmarhanlan) Bitung melakukan penumpasan fenomena geng moto

UBAH BITUNG KONTINENTAL KE BAHARI

Gambar
Ubah Bitung Kontinental Ke Bahari Perairan Selat Lembeh Kota Bitung (photo by budi susilo) BITUNG dengan segala potensi sumber daya alamnya, anugerah yang mampu membawa kemaslahatan bagi warga masyarakatnya. Namun kita harus berkaca kembali, apakah berkah alam tersebut telah membawa warganya sejahterah, mencapai kemerdekaan dari kemiskinan dan pembodohan. Terletak di provinsi Sulawesi Utara, Kota Bitung dikelilingi perairan laut yang luas. Potensi kelautan mampu jadi sarana pendongkrak perekonomian warga, utamanya hasil perikanan. Anehnya di negeri ini, yang terjadi di Kota Bitung Sulawesi Utara, hasil perikanannya mengalami kelangkaan, akibat ulah dari kegiatan illegal fishing atau pencurian ikan yang marak. Baru-baru, di Tribun Manado.co.id, Kamis, (14/7/2011), Danlantamal VIII berhasil meringkus pelaku dugaan illegal fishing di perairan laut Barat kepulauan Tahuna sebanyak 33 orang. Kegiatan pencurian ikan berimbas pada pasokan ikan di unit pengolahan ikan