POLUSI UDARA KALIMANTAN UTARA

Menerobos Kabut Asap


Pagi itu, gelaran jalan santai di perkotaan Tanjung Selor diwarnai kepulan kabut, Minggu 18 Oktober 2015. Hampir ada ratusan warga mengikuti kegiatan olah-raga yang dipersembahkan oleh Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD BPR) Kabupaten Bulungan itu.

TURUT hadir juga di kegiatan itu, Penjabat Bupati Bulungan, Syaiful Herman yang mengenakan kaus berkerah orange, bercelana panjang hitam, mencoba menerobos jalanan kota yang tengah diselimuti asap pekat.

Dia tidak sendiri, jalan santai juga didampingi pimpinan perbankan, tanpa dilengkapi masker penutup hidung dan mulut. Sama halnya, saat sebelum melakukan gerak jalan itu, Pj Bupati mengikuti kegiatan senam bersama tanpa masker.

Sebagai pemilik hajatan, Direktur Utama PD BPR Bulungan, Lenny Marlina, mengatakan, event tetap dilangsungkan meskipun dengan kondisi yang tidak memungkinkan. “Kami sudah konsultasikan ke pihak puskesmas. Masih bisa dilangsungkan. Kami juga siapkan tim medis, untuk jaga-jaga,” katanya.    

Usut punya usut, asap itu ternyata berasal dari daerah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah. Hal ini terungkap saat Tribun menerima informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tanjung Selor. 

Perkotaan Tanjung Selor saat kabut asap pekat (photo by budi susilo)

Prakirawan BMKG Tanjung Selor, Raden Eko Sartjono, menjelaskan, berdasarkan pantauan lembaganya, pada 17 Oktober 2015, di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) tidak ada titik api atau hotspot, tetapi yang ada ini di daerah tetangganya.

“Dilihat dari citra satelit, Kaltara bersih dari titip api. Tapi kalau kita lihat di daerah lainnya seperti Kaltim, Kalsel, dan Kalteng ada titik apinya. Kebakaran masih ada,” kata pria berkaca mata ini.

Kontan akibat kejadian itu, sebagian kecil warga yang ikut gerak jalan, di antaranya ada usia anak-anak, dan orang dewasa, pemuda-pemudi menggunakan masker. Event berlangsung lancar, bahkan perlombaan seperti tarik tambang tetap dilakukan. 

Menurut analisisnya, kabut asap yang meliputi Tanjung Selor Kabupaten Bulungan bukan karena cuaca mendung. Namun, karena asap dari bakaran hutan yang dikirim dari daerah tetangganya. “Kebakarannya di Kalsel, asapnya tertiup angin, sampai ke Bulungan,” ungkap Eko.

Penyebab asap bisa sampai ke Kabupaten Bulungan, arah anginnya bergerak dari selatan menuju barat daya, yang secara geografis merupakan lokasi Kabupaten Bulungan.

Eko menambahkan, akibat itu, maka kondisi jarak pandang di Kabupaten Bulungan mencapai 100 hingga 500 meter dengan kecepatan angin rata-rata 4 hingga 6 knots. Informasi ini sudah dikirimkan ke pihak bandar udara. “Ada baiknya, demi keselamatan transportasi, hentikan sementara aktivitas penerbangan,” tegasnya.

Sehari sebelumnya, kabut asap tidak hanya melanda Tanjung Selor, namun juga melanda Pulau Bunyu. Camatnya, Muhammad Syafril turut prihatin atas bencana kabut asap. “Syukur alhamdulillah di Bunyu belum ada warga yang sampai terkena korban sesak pernapasan akibat asap,” ungkapnya.[1]  

Anak Sekolah Tak Perlu Diliburkan
KONDISI Kabupaten Bulungan yang dirundung kepungan kabut asap, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan, Ariyani Asrsyad, angkat bicara, pada Minggu 18 Oktober 2015 sore melalui sambungan telepon selulernya.

Kepada Tribun, dirinya menyarankan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk tidak beraktivitas di luar ruangan secara berlebihan.

“Ada baiknya jangan banyak terlalu di luar ruangan. Jika keluar rumah gunakan masker. Kualitas udara di luar tidak cukup baik,” kata istri dari Hasan Pemma Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bulungan ini.

Sejak kemarin, ungkap dia, Kabupaten Bulungan sudah terserang asap kebakaran hutan. Warga perlu wajib tetap menjaga stamina dengan mengkonsumsi makanan yang bervitamin dan bergizi.

“Lingkungan kita sedang tidak sehat. Kita harus pandai-pandai menguatkan ketahanan tubuh kita,” ujar perempuan berjilbab ini.

Titik api penyebab kabut asap di Republik Indonesia versi Bmkg Tanjung Selor

Ariyani menambahkan, bagi para pelajar dan mahasiswa tidak perlu diliburkan. Penyelenggaraan kegiatan belajar dan mengajar masih bisa dilangsungkan, sebab nanti aktivitasnya mereka juga akan di dalam gedung. “Yang penting nanti kalau mau ke luar ke sekolah pakai masker,” tuturnya.  

Dia khawatir, jika kabut asap terus berlangsung dan semakin parah, maka masyarakat akan rentan terkena penyakit saluran pernapasan. Masker adalah satu-satunya cara meminimalisir mendapat risiko.

“Saya sudah instruksikan ke seluruh kecamatan untuk tetap selalu siap siaga. Tiap kecamatan sudah dibentuk tim reaksi cepat untuk menghadapi segala bencana darurat,” tegas Ariyani.

Di tempat terpisah, pantauan Tribun, sekitar pukul 17.00 Wita, areal seputaran taman Tugu Cinta Damai Tanjung Selor dilangsungkan pembagian masker secara gratis, yang diberikan kepada para pengguna jalan raya. Gerakan ini dilakukan oleh Pramuka Sata Wira Sartika Tanjung Selor.

Menurut Sudirman, Ketua Pamong Pramuka Sata Wira Sartika, pembagian masker berangkat dari niat tulus untuk menunjukkan aksi kepedulian organisasi pramuka atas bencana yang dialami Kabupaten Bulungan yang dilanda kabut asap. “Kami menyebarkan masker gratis sebanyak 300 lembar,” tuturnya.[2]

Speedboat Dapat Berkah Kabut Asap
SEJAK pagi, kabut asap merata melingkupi perkotaan Tanjung Selor. Namun buruknya atmosfir ini tidak membuat geliat transportasi air terhenti. Satu di antaranya, di Pelabuhan Speedboat Berkat Bersama Tanjung Selor, Provinsi Kalimantan Utara, masih terlihat aktivitas penawaran jasa angkutan sungai, Minggu 18 Oktober 2015.

Di pukul 16.48 Wita, Undink, 48 tahun, sedang berdiri di pintu masuk pelabuhan, menikmati hisapan sebatang rokok mild. Pria ini menjabat sebagai Ketua Pengurus Pelabuhan Berkat Bersama. “Saya sedang santai saja. Lihat-lihat aktivitas pelabuhan. Masih banyak penumpang sore ini,” ujarnya. 

Pelabuhan Berkat Bersama di Tanjung Selor Kalimantan Utara (photo by budi susilo)

Dia mengaku, sejak kemarin kabut asap sudah menyerang Tanjung Selor, tetapi pelabuhan speedboat tidak ditutup, sejumlah motoris masih mampu mengoperasikan perahu. “Laju perahu tidak seperti biasanya. Kami tetap jalan. Pelan-pelan tidak cepat seperti biasanya,” kata pria bernama asli Komaruddin ini.     

Selama ini, biasanya kecepatan perahu mencapai 500 rpm, namun dengan jarak pandang yang agak terbatas membuat motoris perahu menurunkan kecepatan di angka sekitaran 400 rpm. “Speedboat disini juga dilengkapi GPRS, alat yang memudahkan mencari arah,” kata Undink.

Pria berkulit sawo matang ini mengungkapkan, kabut asap dianggap sebagai berkah bagi jasa angkutan perahu jurusan Tanjung Selor-Tarakan. Alasannya, bandar udara tidak beroperasional, banyak penumpang yang awalnya berniat naik pesawat udara, spontan beralih ke transportasi air.

“Penumpangnya lebih banyak dari biasanya. Jika tidak ada asap paling penumpang tidak sampai penuh, kurang dari 18 orang. Tetapi sekarang ada asap, penumpang penuh terus, selalu pas bangku,” ujar Undink.[3]  ( )




[1] Koran Tribunkaltim, “Syaiful Terobos Kabut Asap”, terbit pada Senin 19 Oktober 2015 pada halaman 22 di rubrik daerah Tribunkaltara.
[2] Koran Tribunkaltim, “Keluar Sekolah Kenakan Masker”, terbit pada Senin 19 Oktober 2015 pada halaman 22 di rubrik daerah Tribunkaltara.
[3] Koran Tribunkaltim, “Speedboat Dapat Berkah Kabut Asap: Kami Tetap Jalan hanya Kecepatan Dikurangi”, terbit pada 19 Oktober 2015, pada halaman 13 di rubrik Tribun Etam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN