Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2010
Gambar
Meneladani Rasulullah SAW Oleh : Budisusilo Assalamualaikum Wr. Wb. Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati oleh Allah SWT. Saat yang berbahagia ini, kita sebagai umat muslim perlu merenungkan kembali akan sikap, perilaku dan ajaran-ajaran yang telah dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW sebagai panutan dan junjungan umat manusia seluruh dunia. Momen Maulid Nabi ini (Jumat, 25 Februari 2010), bukanlah sekedar peringatan bersifat seremonial belaka. Dibalik itu, tentunya jika Kita mengaku sebagai pengikut Rasullulah SAW, momen Maulid Nabi SAW menjadi refleksi kehidupan kita untuk terus pada jalur kehidupan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, meski Muhammad SAW memiliki keistimewaan nasab dan akhlak terpuji, dari sisi kemanusiaan, tetapi beliau sama dengan manusia lainnya. Terkhusus masyarakat Sulawesi Utara, tantangan kehidupan kedepan semakin kompleks. Terlebih sebentar lagi warga Kawanua akan melewati pesta demokrasi pemilihan kepala daerah. Jika Kita semua tidak memiliki bente
Gambar
Momen Memaknai Hidup Oleh: Budi Susilo Hari ini (Jumat, 18 Desember 2009) bertepatan dengan 1 Muharram 1431 H. Kita umat Muslim merayakan pergantian tahun baru Islam. Di hari yang berbahagia ini, Kita semua umat muslim dan muslimat yang dirahmati Allah SWT bersama dengan bumi yang Kita tempati bertambah usia. Begitu pula dengan makhluk yang menempatinya, termasuk hewan, tumbuhan beserta seluruh isi bumi lainnya. Namun secara khusus, Kita sebagai insan manusia, mesti merenungkan secara seksama. Apakah selama ini yang Kita perbuat telah membawa perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya, atau malah sebaliknya. Dengan bertambahnya waktu, ibaratnya perlu menelisik kembali catatan raport kehidupan Kita selama ini. Seandainya dalam catatan hidup Kita lebih baik dari sebelumnya, maka Kita termasuk orang-orang yang tergolong beruntung. Sebaliknya, jika catatan sama dengan kehidupan yang telah dilalui, atau malah lebih buruk dari sebelumnya, maka Kita telah termasuk dalam orang-orang ya
Gambar
Pantai Tinggi Kema Suguhkan Tebing Bebatuan Oleh: Budi Susilo Hamparan geografis nusantara Indonesia memang menakjubkan. Ibaratnya, menapaki alam raya Indonesia itu seperti menginjakkan tanah surga dari sang Ilahi. Inilah kesan ketika berada di pantai yang ada di wilayah Minahasa Induk, Sulawesi Utara. Tempat tersebut, orang sering menyebutnya pantai Tinggi Kema. Memang oleh sang Ilahi, sekeliling pantainya dirancang bertebing-tebing bebatuan alam tinggi. Sebagai simbolisasi kebesaran dan keberadaan Ilahi, pencipta semesata alam ini. Cokelat menjulang tinggi, serta sedikit ditumbuhi pepohonan beranting kering memberi kesan ekslusif panorama pantai. Meskipun begitu, pantai ini pun masih akrab oleh tetumbuhan hijau yang menempati di beberapa tebing tinggi. Jadi suasana gersang dan panas tidak terlalu mengental di pantai Tinggi Kema. Lokasi pantai yang persis berada di kecamatan Kombi, lebih menyuguhan keindahan mentari terbit. Tetapi bila mencari tampilan keindahan matahari terbenam, pan
Gambar
Berjati Diri Bangsa Tani Oleh: Budi Susilo Dari benua eropa sana, negeri Roma, Rabu (18/11), pada KTT Ketahanan Pangan Dunia, dari bibir Boediono, wakil presiden RI (2009-2014), yang tak merah merona terlontar kalimat, Indonesia tidak memiliki posisi tawar di belantika perdagangan internasional. Utamanya buat pengembangan produksi pertanian dan pangan. Dari kutipan kalimat itu, seakan Indonesia seperti macan ompong. Rajin menghadiri rapat-rapat ekonomi tinggkat internasional, tapi perasaan rendah prestasi ibarat kebanggaan diri. Beginilah wajah Indonesia kini. Memang, sudah bukan rahasia umum, persoalan pertanian terus jadi dilema bangsa ini. Padahal, banyak negara-negara, utamanya penjuru Eropa dan Amerika yang tertarik akan sumber daya alamnya yang begitu menakjubkan buat modal pergerakan ekonomi sektor pertanian. Bahkan sejak dulu, Indoneisa dijajah oleh kolonialis alasan logisnya adalah daya pikat akan kekayaan alam nusantara. Miris, pertanian selangkah tak maju. Padahal jaman Soe

AMPLOPISASI BPD MENJANGKITI PEJABAT

Gambar
Amplopisasi BPD Menjangkiti Pejabat Oleh : Budisusilo Pejabat negara kini tak ubahnya peternak sapi. Bedanya, si pejabat ini bukan sapi yang menjadi objek penghasil sesuap nasinya, tetapi lembaga rakyatnya lah yang jadi lahan perahannya. Sebenarnya tidaklah masalah, asalkan hasil perahannya itu terciprat ke semacam anak-anak terlantar, biar mereka menggapai cita-cita sekolahnya setinggi langit. Ironisnya, para pejabat terjebak oleh nafsu syahwat pribadi. Memperkaya diri dan harga dirinya dianggap sebagai anak tiri. Fenomena ini terlihat ketika hasil uji petik dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan Bank Pembangunan Daerah (BPD) dijadikan sapi perah oleh pejabat-pejabat daerah, yang mereka menganggapnya sebagai raja kecil daerah, padahal sebenarnya mereka adalah pelayan rakyat. Temuan KPK tersebut, mengindikasikan adanya bagi-bagi komisi ke kepala daerah dan musyawarah pimpinan daerah lainnya yang mencapai angka Rp 360, 311 miliar. Untungnya, nilai mata uangnya bukan

Di SURUH BERHENTI BERNYANYI

Gambar
Di Suruh Berhenti Menyanyi *Konser Musik Franky Sahilatua Oleh: Budisusilo Tiba-tiba Franky Sahilatua, penyanyi lagu balada yang merakyat segera menghentikan petikan gitarnya dan lantunan suara dendang lagunya yang berjudul Gus. Tanpa pikir panjang, ia langsung meletakkan gitar dan berjalan menjauhi podium dan keluar dari ruangan ballroom Hotel Swiss-Belhotel Maleosan, Manado. Dirinya memancarkan wajah geram. Seakan belum ada kepuasan untuk mengakhiri lagunya yang dipersembahkan buat bapak bangsa Indonesia Abdurrahman Wahid, atau yang biasa sapaan populernya Gus Dur. Pasalnya, ia diharuskan menghentikan nyanyiannya, lantaran kedatangan Gubernur Sulawesi Utara, S. H. Sarundajang yang terlambat dari jadwal acara yang ditentukan, membuat panitia acara terpaksa menyuruh Franky menghentikan ekspresi dipertengahan lagunya. Franky, seniman kelahiran Surabaya ini memang diminta mengisi acara pembukaan lewat refleksi lagu di acara Simposium Indonesia Timur dan Tengah (Simpintimteng) bertema Me