Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2011

SAMPAH MENGHIASI ALIRAN AIR SUNGAI TONSEA LAMA

Gambar
Sampah Menghiasi Aliran Air Sungai To nsea Lama Oleh: Budi Susilo RIAK air yang m engalir, terdengar telinga, membunyikan dentingan gemercik bagai musikalisasi harmoni alam. Air kehijauan, tampak diamatan mata, pertanda damai menentramkan. Semerbak aroma tanah dan rindangan pohon yang bertebaran memberi rasa keakraban terhadap alam raya yang ramah. Inilah atmosfir ketika menginjakkan kaki di kawasan pintu air Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano, Tonsea Lama, Sulawesi Utara. Perjalanan melalui jalur darat dari Manado ke lokasi DAS Tondano Tonsea Lama hanya butuh sekitar satu jam perjalanan, dengan prasyarat situasi dan kondisi arus lalu lintas lancar serta aman. Kawasan DAS Tondano, Tonsea Lama adalah satu di antara desa yang berada di Kecamatan Tondano Utara Kabupaten Minahasa dan merupakan satu di antara tahapan pintu air yang paling pertama dari beberapa pintu air yang ada. menuju Kota Manado Namun yang mengkuatirkan, DAS Tondano Tonsea Lama b elakangan rusak suasananya, sebab bila

PELAJAR BINGUNG LIHAT MANUSIA MIRIP MONYET

Gambar
Pelajar Bingung Lihat Manusia Mirip Monyet Oleh: Budi Susilo MUSEUM Negeri Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Rabu (29/9/2010) silam, dikunjungi ratusan pelajar dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Tingkat Menengah Atas. Disana mereka tampak bergerumun menyaksikan keanehan peragaan yang dihidangkan museum tersebut. Rupanya mereka berkesempatan untuk menyaksikan bagaimana teori proses evolusi terjadinya fase hidup manusia yang telah berlangsung jutaan tahun lamanya. "Jam pulang sekolah saya diberi tahu pihak sekolah untuk berkunjung ke museum. Ada pemeran manusia purba," tutur Chelin Mamanua dengan mimik muka berseri-seri. Pelajar SMK Negeri I Manado itu pun tak melewatkan kesempatan itu. Siswi yang duduk dibangku kelas I tersebut sempat tertawa aneh ketika memasuki ruangan pameran proses evolusi manusia. "He..he..he...kok mirip seperti Yaki (Monyet Hitam yang ada di hutan Tangkoko Bitung)," ujarnya disambut gelak tawa teman-temannya

MANADO DIGERTAK SAMBAL TSUNAMI

Gambar
Manado Digert ak Sambal Tsunami Oleh: Budi Susilo GETAR mendebar ketika mendengar kabar dari negeri Sakura, Jepang. Negara yang berlokasi di belahan Asia Timur tersebut ditelan gelombang Tsunami setinggi 10 meter, saat sebelumnya digunjang gempa bumi berkekuatan 8,9 SR, Jumat (11/3/2011). Sontak, ini kembali membangunkan ingatan penduduk Indonesia 26 Desember 2004 silam, ketika gempa bumi tektonik berkekuatan 8,5 SR yang berpusat di Samudra India membuahkan Tsunami, menyapu bumi pertiwi bagian Aceh dan Sumatera Utara. Ibarat halilintar menggelegar di siang hari bolong. Tiba-tiba ini membuat sebagian orang cemas, gelisah, gundah gulana sebab akibat bencana di Jepang, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia memprediksi Tsunami akan mendatangi kepulauan Maluku Utara, Papua dan Sulawesi Utara (Sulut) di pukul 18.00 WIB. Bukan ramal, bukan sihir, namun tetap sebagian penduduk Indonesia menyikapi dengan rasa waspada, semisal mereka yang bertempat tinggal di Manado, Su

WALANDA MARAMIS PAHLAWAN NASIONAL ASAL SULUT

Gambar
photo by istimewa Walanda Maramis Si Pemberdaya Perempuan Minahasa Oleh: Budi Susilo JASAD pahlawan nasional asal Sulawesi Utara (Sulut), Walanda Maramis telah pergi, terpendam di perut bumi. Namun, semangat perjuangannya tetap membekas di para kalangan perempuan abad ini.  Perjuangan tersebut bisa direkam dari jejak bentukan organisasi Walanda Maramis yang sampai sekarang ini masih mengurat nadi, tak lekang dimakan oleh jaman modernisasi dan gelombang globalisasi. Biodata Singkat Nama lengkap: Maria Yosephine Catherina Walanda Maramis Tempat Lahir : Kema 1 Desember 1872 Pendidikan : Sekolah Dasar Wafat: 22 April 1924 Organisasi yang dimaksud adalah Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya (PIKAT). Paula Lengkong, wanita asal Sulut yang masih ikut sumbangsih meneruskan perjuangan Walanda Maramis menuturkan, PIKAT berdiri Juli 1917 oleh putri asal Kawanua bernama lengkap Maria Yosephine Catherina Walanda Maramis di Minahasa. "PIKAT membangun dan bergerak dalam