Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2011

PANTAI TASIK OKI RIWAYATMU TERKIKIS

Gambar
Pantai Tasik Oki Riwayatmu Terkikis Oleh: Budi Susilo GUMPALAN awan menghitam terpandang kedua bola mata. Pancaran surya temaram, pertanda cuaca sedang muram curahkan geri m is hujan. Angin sepoi berhembus, dingin merasuk ke kulit tubuh. Atmosfir ini mengental ketika pukul 15.00 Wita, saat memasuki di daerah pantai Tasik Oki, Desa Watudambo, Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Minggu (17/4/2011). Gegernya, setiba di komplek pantai Tasik Oki, pantai tak lagi mampu wujudkan wajah aslinya. Keperawanannya telah sirna, ditelan oleh kerakusan dan kebengisan para manusia yang tidak bertanggung jawab, hanya mampu mengeruk dan memuaskan nafsu perut. Padahal sebelumnya, pantai itu memberi pancaran pesona takjub, menampilkan suguhan ratusan pohon kelapa, ombak pantai yang tenang serta hamparan pasir pantai hitam yang seakan mampu membuat puluhan orang senang datang dan untuk berenang di perairan pantai. Tak jauh dari lokasi bibir pantai Tasik Oki berdiri sebu

BERBIJAKLAH dalam KETAHANAN PANGAN

Gambar
Berbijaklah dalam Ketahanan Pangan Oleh: Budi Susilo Sepandai-pandainya hewan Tupai melompat, akhirnya pun dapat jatuh jua. Pengibarata n ini seolah layak melekat di pulau Sulawesi bagian Utara. Bila tak hati-hati kelola kekayaan alam akan jadi mala petaka, pembawa kemiskinan yang memiskinkan. Daerah yang dikenal sebagai Bumi Nyiur Melambai, Sulawesi Utara (Sulut) mengandung banyak kekayaan alam pertanian. Potensinya mampu berikan kesejahteraan penduduknya. Tak heran dimasa perang dunia ke dua, jadi banyak incaran negara kolonial kapital yang ingin memiliki Sulut. Sekarang era telah merdeka, bukan lagi jaman jajahan secara fisik militerisme, menodong senjata, kedaulatan diri dapat terampas. Kini telah beralih ke generasi pewaris pribumi. Lanjutnya hanya tinggal meramu dan memanfaatkannya. Namun apa daya bila si pewaris tak lagi mampu kelola secara baik potensi kekayaan tersebut. Kepemilikan sikap berkesinambungan terhadap alam dilupakan, keserakahan dan perusakan kelestarian alam ja

RINDANGAN BAKAU BONOR SAJIKAN KESEJAHTERAAN

Gambar
Rindangan Bakau Bonor Sajikan Kesejahteraan Oleh: Budi Susilo TEDUH merindang hijau rimbun menyegarkan. Sengatan panasnya ultra violet siang itu, Sabtu (30/4/2011), tak sekejam seperti layaknya di pusat keramaian kota manado yang telah banyak dikelilingi megahnya gedung bertingkat, menjulang tinggi hampir mencakar atap langit. Atmosfir keteduhan alam tersebut sangat mengental di sebuah kawasan hutan Bakau Bonor desa Tiwoho Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara provinsi Sulawesi Utara. Kecamatan Wori berada di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Likupang, sebelah timur dengan Kecamatan Dimembe, sebelah selatan dengan Kota manado, dan sebelah barat dengan Laut Sulawesi. Keterlibatan dan peran warga setempat sangatlah mendukung, demi satu tujuan terciptanya keberadaan hutan mangrove Bonor desa Tiwoho. Adanya kesadaran dan pengetahuan lebih mengenai tanaman bakau, kehidupan warga desa Tiwoho merasa bergantung pada kelestarian alam bakau. Menginjak tanah hutan bakau Bo