Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2011

JEMBATAN SOEKARNO Tak MARHAENISME

Gambar
Jembatan Soekarno Tak Marhaenisme Oleh: Budi Susilo SEKIAN lama, mereka orang Sulawesi Utara yang merantau keluar dari daerah Kota Manado mungkin akan merasa kaget berdecak kagum. Sebuah kota kecil dibangun infrastruktur jembatan sepanjang sekitar 2.5 Km yang melintang di dua wilayah Manado Utara dan Manado Selatan. Aku sendiri pun yang telah berdiam di Manado hampir satu tahun lebih timbul kebanggan tersendiri, kota yang berhadapan dengan lautan pasifik akan menuju ambang kemajuan. Dibangun jembatan untuk permudah arus lalu lintas transportasi darat. Terlihat megah, modern dan tersistem, sebuah penataan kota yang apik. Jembatan yang diberi nama penyebutan Soekarno itu hampir menelan biaya di angka Rp 200 milyar agar mampu mengurangi penumpukan kendaraan, warga yang dari daerah Tuminting dan Molas tidak perlu lagi ke pusat kota. Sebaliknya, ada warga yang berada di Tuminting mau menuju Kawasan Boulevard tidak perlu lagi melewati Pusat Kota. Maklumlah Kota Manado yang masu

KORUPTOR JADIKAN 'SEMPAK' BOLA

Gambar
Koruptor Jadikan 'Sempak' Bola Oleh: Budi Susilo GARA-gara petasan, yang mungkin sisa lebaran kemarin, telah benar-benar jadi sarana penghibur bagi para pesepakbola negara Bahrain di stadion Gelora Bung Karno, Selasa (6/9/2011). Aku pun tak ketinggalan berucap, "Selamat yah, menggondol juara sepak bola di Jakarta atas Indonesia," dengan rasa dongkolnya. Beda dengan ku, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meluapkan kekecewaan mendalam akibat ulah suporter Indonesia yang menyalakan petasan saat pertandingan kualifikasi piala dunia sepakbola antara Indonesia dan Bahrain. Bunyi petasan yang dinyalakan suporter dalam pandangan para pemain Bahrain dan orang-orang berkepentingan menganggap ulah suporter itu mengganggu pertandingan. Akhirnya si wasit yang merasa bersikap bijak pun ambil keputusan penghentian pertandingan ketika Indonesia kalah dengan skor 2-0. Tak banyak komentar, Presiden langsung meninggalkan pertandingan dari lantai dua tempat VVIP ke lan

HAK BERPOLITIK PNS

Hak Berpolitik PNS Oleh: Budi Susilo BAGI Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan pemerintah Kota (Pemko) Bitung Sulawesi Utara mungkin melewati libur panjang Idul Fitri 1432 Hijriah, menghabiskan waktu, tenaga dan pikiran terpusat di kegiatan keluarga, kerabat dan para sahabat. Dan sekarang, usai masa liburan, para Pegawai Negeri Sipil (PNS) pun kembali berangsur normal jalani aktivitas kerja. Memulai hari baru jadwal kerja, dalam penampilan perdana Walikota Bitung Hanny Sondakh mempimpin Apel masuk kerja PNS di lapangan Gedung kantor Wali Kota Bitung, Senin (5/9/2011). Pada kesempatan tersebut, sang nahkoda Bitung memberikan pengarahan kepada seluruh PNS yang hadir dalam apel tersebut. Wali Kota berlatar belakang pengusaha ikan itu menganjurkan kepada PNS Kota Bitung agar bekerja dengan baik dan benar, jangan terlibat dengan dunia politik. Karena saat ini banyak sekali kepentingan politik mengalahkan hal-hal yang benar. Sebab dalam pandangannya, politik itu bisa menguba