Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2012

SERPIHAN KUNO GORONTALO 2

Gambar
Rumah Belanda Ala Abad 19 Oleh Budi Susilo Gorontalo atau yang bahasa ibunya itu disebut Hulandalo memiliki aset-aset peninggalan kuno jaman kolonial Hindia Belanda. Satu di antaranya ialah rumah yang berada bilangan di Jalan Naniwartabone Kota Gorontalo. Rumah peninggalan jaman Belanda di pusat Kota Gorontalo_budisusilo Kondisi rumah tersebut kini telah berfungsi sebagai kantor Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Gorontalo. Masih berdiri kokoh, aman dan layak untuk dihuni. Ditemui, Pokja Dokumentasi, Registrasi dan Penetapan Balai Pelestarian Cagar Budaya Gorontalo, Romi Hidayat, menuturkan, bangunan rumahnya diperkirakan didirikan pada abad ke 19. Rumah gaya Belanda tampak indah dan megah di pusat Kota Gorontalo_budisusilo "Sudah ada jaman pemerintahan kolonial belanda," ujarnya di pelataran kantornya, Selasa (30/10/2012). Melihat dari gaya asitekturnya, rumah tersebut mengadopsi eropa negara Belanda. Pada bagian depan rumah ada b

PENJAJAH BARU PEMUDA INDONESIA

Gambar
Penjajah Baru Pemuda Indonesia Oleh: Budi Susilo Riwayat kalangan pemuda dalam perjalanan bangsa ini punya cerita yang berdaya. Ingatlah periodesisasi tahun 1928, ruh kebangsaan menuju negara nasional Indonesia didorong oleh semangat pemuda. Pekikan kata ‘merdeka’ dari negara kolonial Hindia Belanda, itu juga berkat dari gaya-gaya para pemuda. Semangat untuk bernegara daulat dari kekuasaan penjajah Jepang itu juga disponsori oleh para pemuda Indonesia.  Itulah pemuda, dengan segala dinamisasinya. Mereka tokoh-tokoh sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia sebagian besar dari kaum muda. Masa muda masanya bertumbuh, pembawa gong perubahan. Saking saktinya, pejuang revolusioner Tan Malaka pun dalam buah karyanya di Januari 1926 memakai kata muda, diberi judul Semangat Muda.  Personal pejuang Indonesia lainnya, dimulai dari umuran muda. Misalnya, Semaoen aktivis nasionalis Sarekat Islam Semarang memulai pergerakan menuju kemerdekaan Indonesia dimulai umur 14 tahun. Ia pun kala

SERPIHAN RITUAL QURBAN GORONTALO

Gambar
Serpihan Ritual Qurban Gorontalo Oleh: Budi Susilo GEMA takbir berkumandang kencang di beberapa tempat ibadah mushola dan masjid di Kota Gorontalo, dalam menyambut hari Raya Idul Adha 1433 Hijriah. Ramainya perayaan Idul Adha di Kota Gorontalo harap dimaklumi, pasalnya warga masyarakatnya mayoritas beragama Islam, tidak heran juga daerah ini pun dikenal sebagai serambi Madinah. Umat muslim di Gorontalo berbondong-bondong ke masjid_budisusilo Di masjidil haram sana, orang-orang mendengungkan kalimat-kalimat ibadah Haji, Labaikallah humalabaik. Labaikkala sarika laka baik. Inahamda walnikmata. Laka wamulkaa la sari kalaik. 'aku sahut panggilan Mu ya Allah, Aku sahut, tidak ada sekutu bagi Mu ya Allah kami sahut!. Segala pujian, nikmat dan kerajaan adalah kepunyaan Mu ya Allah! tiada sekutu Bagi Mu! Suasana religi itu pun tak kalah ramai di Kota Gorontalo. Kotamadya ini yang memiliki hampir ribuan bangunan masjid yang tersebar di sudut-sudut dan pusat kota, bersah

MASJID AL JAMAAH GORONTALO

Gambar
Dulunya Menyatu Bersama Terminal Oleh: Budi Susilo   "Dimana pun kamu berpijak disitulah kamu harus bertanggung jawab. Berat atau ringannya sebuah derita kita harus pecahkan, harus mampu atasi dan menghadapinya dengan senyum ceria penuh harapan. Sebab setelah kesulitan itu, pasti ada kemudahan." Demikianlah sari pati dari isi kutbah Jumat Imam Masjid Al Jamaah, Jumat (12/10/2012). Tampak depan Masjid Al Jamaah Kota Gorontalo_budisusilo Masjid Al Jamaah yang berlokasi di Jalan Sam Ratulangi Kelurahan Nimbau Dua Kecamatan Kota Selatan berdekatan persis di samping terminal angkutan umum dan pasar Sentral Kota Gorontalo. Keberadaanya yang ada di pusat keramaian, masjid yang memiliki panjang 20 meter dan lebar 20,5 meter ini tidak pernah sunyi dari kegiatan orang-orang, selalu ramai dikunjungi umat musilm untuk beribadah. Dahulu kala, sekitar tahun 1969, masjid ini masih berukuran mini. Hanya sepetak berukuran panjang 7 meter dan lebar 7

SERPIHAN KUNO GORONTALO 1

Gambar
Ruko Djama Saksi 1960-an Oleh: Budi Susilo Penghujung tahun 2012 ini, empat meja bundar dan kursi yang terbuat dari kayu tetap bertahan, terpajang di dalam ruangan untuk dipakai para pengunjung jajanan kopi dan teh warung Djama. Jenis bisnis inilah yang sampai kini dipertahankan oleh pemiliknya, Pong Tiong Hian (51), anak dari Djama, sang pendiri warung kopi yang sejak tahun 1948 telah eksis melayani jasa racikan kopi dan teh di pusat Kota Gorontalo. Warung kopi Djama berada dibilangan Jalan S Parman nomor 18 Kota Gorontalo, Kelurahan Biawo, Kecamatan Kota Selatan, yang kini model bangunannya terbilang tua di Kota Gorontalo. Gaya arsitektur bangunanya model tren gaya era eropa dahulu kala. “Kalau jualan kopi sudah sejak tahun 1948, tapi gedung dibangun bertingkat jadi besar, dilakukan pada 15 Desember 1962,” ujar Hian, sambil menunjukan surat Ijin Mendirikan Bangunan bangunannya, Selasa (9/10/2012). Ruko Djama yang berdiri sejak tahun 1962 di Kota Gorontalo_budisusi

KAMPUNG REBONDING ALA GORONTALO

Gambar
Kampung Rebonding Ala Gorontalo Oleh: Budi Susilo Rambut bagi sebagian orang itu simbol mahkota. Bahkan tidak heran, sampai ada yang rela mengeluarkan uang banyak untuk merawat dan memaksimalkan tampilan rambutnya. Asal mampu berikan tampilan cantik dan ganteng, berapa pun itu, akan selalu siap merogoh kocek saku dalam-dalam. Ya beginilah gaya hidup warga masyarakat metropolis, penampilan itu nomor wahid , bahkan ada yang mempercayai, gaya tampilan ‘hebring’ itu membawa keberuntungan. Mengubah gaya rambut agar trendi, ada banyak ragam cara dilakukan. Ada yang pergi ke salon-salon kecantikan, atau yang mau hemat pengeluaran keuangan bisa merawat rambut sendiri di rumah dengan hanya bermodalkan produk-produk kecantikan rambut yang bisa dibeli di toko-toko. Rumah yang dijadikan salon rebonding di Kelurahan Tenda (photo by syamsul huda) Di Kota Gorontalo, provinsi Gorontalo, sudah ada rumah-rumah kecantikan rambut dengan tawaran harga yang lebih ringan dibandingkan dengan

OLAH-RAGA GADO-GADO

Gambar
Olah-raga Gado-gado Oleh: Budi Susilo Pagi itu, terlihat tiga pria berdiri di tengah jalan, berseragam biru mirip warna busana militer Angkatan Laut. Ketiga pria itu, tak pernah henti menoleh-nolehkan kepalanya, matanya tak lelah merlirik sana-sini mengawasi lalu-lalang orang-orang dan kendaraan bermotor. Ketiga pria bertubuh tinggi besar ini bukan sedang iseng, apalagi kurang kerjaan, tetapi memang sedang jalankan tugas di tiap minggunya, menjaga kegiatan Car Free Day Kota Gorontalo dari pukul 06.00 sampai 08.00  Wita. Inilah petugas Dinas Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan ( DLLAJ) Kota Gorontalo yang selalu setia, bertanggung jawab, menjaga orang-orang yang berjoging pagi di sepanjang Jalan Nani Wartabone hingga Ahmad Yani, Kota Gorontalo, Minggu (30/9/2012). Ketiga pria tersebut selalu pasang badan di perempatan lampu merah Masjid Agung Baiturrahim Kota Gorontalo. Mereka tanpa kompromi memberhentikan dan dengan tegasnya mengalihkan arus kendaraan jika ada motor atau mobi

SERPIHAN KUNO GORONTALO

Gambar
Serpihan Kuno Gorontalo Minggu pagi, 7 Oktober 2012 di Kota Gorontalo berselimutkan cuaca cerah. Sinar sang fajar menghangatkan dan menerangi pagi Kota Gorontalo. Bangunan-bangunan tua yang berdiri di Kota Gorontalo tampak gagah dan cerah, kala pantulan sinar matahari menyentuhnya. Orang-orang pun merasakan enjoy berolah-raga pagi di Kota Gorontalo hingga seolah membuat jiwa raga kembali jongers (berjiwa muda), setelah hampir seminggu peroleh tekanan pekerjaan dan kejenuhan hidup. Bangunan tua di Jalan Jendral Sutoyo Kota Gorontalo (photo by budisusilo)  Memang, di abad ini, yang orang sering sebut jaman globalisasi, di titik-titik sudut pusat Kota Gorontalo masih terlihat beberapa warisan peradaban masa lampau, tempoe doeloe. Walau dari segi arsitektur berkesan ‘senjakala’ , namun tetap saja mampu memancarkan aura eksotis, seakan dibawa ke alam romansa negeri yang dahulu masih bernama Hindia Belanda, bukan Indonesia. Bangunan tua di Jalan Raja Eyato Kota Gorontalo

TENTARA

Gambar
Tentara ! Oleh: Budi Susilo Tentara itu hampir-hampir sama dengan wartawan, bekerja demi bangsa dan negara, sebagai prajurit yang gandrung akan perubahan sebagai Agent of Change . Tentara jadi ujung tombak, penjaga kedaulatan dan keamanan negara Indonesia. Bukan dari sembarangan orang, dipungut begitu saja, lalu secara bin salabin jadi tentara. Prosesnya itu matang, dari orang-orang terpilih yang terpanggil nuraninya dalam mengabdi kepada negara. Tidak seperti pengusaha kaya, apalagi raja-raja jaman dahulu kala, tentara hidup dalam suasana sederhana, menerima apa adanya, sebab yang utama adalah berkorban bagi kebaikan bangsa dan negara. Apakah mereka politisi yang rasakan kursi kekuasaan negara bisa mencontohnya ? banyak belajarlah kepada tentara. Tentara bersatu bekerja-sama menuju tujuan yang ingin digapai_rizkiadriasyah  Tentara Indonesia itu tipe orang setia, oleh institusinya diwajibkan beristri satu. Jikalau tanpa alasan rasional beristri lebih dari satu, maka tak

GORONTALO BERBAHAGIA

Gambar
Gorontalo Berbahagia Oleh: Budi Susilo Setiap orang mendambakan hidup bahagia. Hidup tanpa ada perang, mudah berkegiatan ekonomi, bisa menikmati kesejukan alam, juga memiliki kekokohan lembaga pemberantasan penyakit korupsi. Baru-baru, negara Indonesia yang berada di garis khatulistiwa, masuk dalam jajaran 20 besar negara paling bahagia di dunia. Apa benar demikian ? , lalu bagaimana dengan perasaaan warga masyarakat yang bertempat tinggal di provinsi Gorontalo, Indonesia ?  apakah hidup bahagia. Model rumah adat penduduk asli Gorontalo yang eksotis_syamsulhuda Patut berbangga, Indonesia berada di peringkat 14 besar negara paling bahagia dari 20 negara. Sebenarnya, faktor kemunculan penghargaan inilah, yang membuat warga Indonesia bahagia. Sebab dalam tataran praktis kehidupan berbangsa dan bernegara, kondisi Indonesia masih carut-marut, sedang mencari jati diri sebagai bangsa super power . Lihat saja cermin Indonesia, banyak pejabat negara yang diseret ke pengadi