Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2013

TUTUP TAHUN HANYALAH SENJA

Gambar
Tutup Tahun Hanyalah Senja HABIS fajar munculah senja. Usai terang bergeliat menjalani kehidupan, maka lanjutlah gelap, menutup hari dengan beristirahat mengumpulkan energi untuk di esok hari.  Senja itu lukisan indah. Senja itu gayanya membuat takjub. Senja itu perhiasan permata langit. Siapa bilang senja itu seram yang diserupakan layaknya momen yang mengarah pasa masa kesuraman.  Senja itu sangat mempesona. Warna semburatnya yang merah bercampur kuning buah jeruk, memberikan kesan yang tak akan terlupakan, terlebih kala senja diselimuti juga oleh angin yang bertiup sepoi-sepoi.  Dibalik remang-remangnya, senja itu punya kharisma, berdaya tarik dan menarik, serta rasa ingin terus dilirik. Ibarat berjenis kelamin wanita, senja itu adalah perempuan cantik, yang datang dengan anggunnya dari ufuk barat.  Jelang buka pintu 2014 masehi segala impian tercurahkan. Berharap agar di tahun 2014 nikmatnya kedamaian selalu dikandung oleh bumi pertiwi Indonesia (repro

DIHUBUNGKAN PADA KESALEHAN INDIVIDU

Gambar
Dihubungkan Pada Kesalehan Individu JUMAT adalah hari yang dinanti-nanti oleh sebagian kaum muslim. Di hari ini, kesempatan bagi warga muslim untuk tunaikan ibadah sholat Jumat, yang dianggap sebagai hari yang penuh berkat. Ini terlihat di kawasan Masjid At-Taubah yang berada di Kelurahan Larangan Utara, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, Provinsi Banten, Jumat (27/12/2013). Kondisi cuaca yang bersahabat, hawa yang dingin mendung namun tak turun rintik hujan, membuat para jamaah, kaum muslim yang berdekatan dengan masjid tersebut bisa pergi berbondong-bondong tanpa kendala yang berarti. Waktu itu, sebagai pengkotbah jumat dilakukan oleh Ustad Zulkarnaen. Di pembuka kutbahnya, pria berumuran sebaya ini mengingatkan kepada dirinya dan para jamaah mengenai pentingnya manusia untuk hidup secara mulia.  Menyatu bersama alam belantara adalah satu di antara cara untuk mengenal lebih dekat kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta seluruh alam semesta (photo by herv

ELANG JAWA BAWA KABAR MERAPI

Gambar
Elang Jawa Bawa Kabar Merapi JALANAN yang beraspal, jalur yang meliuk-liuk dan berdataran tinggi, serta arus lalu-lintas yang lengang tak macet seperti di pusat kota, adalah unsur-unsur yang menemani perjalanan menuju area Cangkringan, Gunung Merapi Yogyakarta, Sabtu (30/11/2013). Kala itu pukul 08.50 Wib cuaca masih bersahabat. Matahari dengan bebasnya menyinari area Kelurahan Cangkringan, perjalanan pun seakan ceria, hati serasa terang benderang, tanpa ada kendala oleh guyuran hujan dan banjir. Suasana di kaki Gunung Merapi yang cerah dan rindang (photo by budi susilo) Dipinggir-pinggir jalan masih bisa menemui pepohonan hijau yang rimbun. Ini bagai hiburan mata yang murah-meriah dan menyegarkan pikiran. Begitu pun satu dua rumah warga yang berkonsep desa berdiri dipinggiran jalan, semakin mewarnai perjalanan menuju Merapi. Setibanya persis di komplek Gunung Merapi, Desa Kinahrejo pada pukul 09.20 Wib rasanya lega. Panjatkan sujud syukur kepada Tuhan Yang

PIJAR FAJAR

Gambar
Pijar Fajar  MENANTI fajar yang bulat, hangat, terbit di ufuk timur. Dan kemudian seperti biasanya, menyaksi fajar lanjut berkelana ke perut bumi bagian barat untuk diganti bulan yang bercahaya putih kemilau, Kamis (26/12/2013) pagi. Di pagi ini menanti lantunan melodi merdu para burung yang tengah bertengger di tangkai pohon yang berdaun lebat. Tak selang lama, harapan pun terwujudkan, yang dinanti akhirnya pun tiba. Mereka burung-burung, entah dari jenis spesies mana, tak sungkan terus berpacu dalam melodi, berkicau meramaikan pagi yang cerah tanpa diiringi gerimis hujan yang halus. Karikatur bertemakan anti gratifikasi, kolusi, dan nepotisme (photo by khalid nurdin) Kembali lagi ke sang fajar, memang sejak dahulu kala, fajar pagi tetap konsisten menebar kehangatan sinarnya yang terang-benderang, tak pernah lelah menggairahkan kehidupan, apalagi berharap meminta balas budi.  Dengan seijin Tuhan, sang fajar adalah pemberi kehidupan bagi tiap insan, hewan,

CIKUPA TAK RUPAWAN

Gambar
Cikupa Tak Rupawan  AWALNYA pada jam dua siang, matahari di Cikupa Tangerang bersinar terik. Namun selang beberapa jam kemudian, sekitar jam tiga sore, cuaca berganti, awan mendung dan kemudian air hujan mengguyur.    Kala matahari masih merekah cerah, suhu panasnya bukan main, teriknya dahsyat menyengat. Tetapi kondisi ini tentu akan tetap asik bagi para nelayan yang sedang menjemur hasil tangkapan ikan laut untuk dijadikan ikan asin.  Begitu pun di pemukiman perkampungan, suasana itu disambut gembira bagi mereka-mereka yang sedang menjemur cucian pakaian agar cepat kering dan dapat segera dipakai kembali.  Berbeda ketika mereka sedang berada dalam perjalanan, melintas di sepanjang Jalan Raya Serang, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Rabu (25/12/2013), tentu akan berkeluh-kesah. Arus kendaraan bermotor ramai memasuki wilayah perbatasan Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, Rabu (25/12/2013). Proses desentralisasi menjadikan kawasan ini teru