SERPIHAN RITUAL QURBAN GORONTALO


Serpihan Ritual Qurban Gorontalo
Oleh: Budi Susilo

GEMA takbir berkumandang kencang di beberapa tempat ibadah mushola dan masjid di Kota Gorontalo, dalam menyambut hari Raya Idul Adha 1433 Hijriah.
Ramainya perayaan Idul Adha di Kota Gorontalo harap dimaklumi, pasalnya warga masyarakatnya mayoritas beragama Islam, tidak heran juga daerah ini pun dikenal sebagai serambi Madinah.

Umat muslim di Gorontalo berbondong-bondong ke masjid_budisusilo
Di masjidil haram sana, orang-orang mendengungkan kalimat-kalimat ibadah Haji, Labaikallah humalabaik. Labaikkala sarika laka baik. Inahamda walnikmata. Laka wamulkaa la sari kalaik. 'aku sahut panggilan Mu ya Allah, Aku sahut, tidak ada sekutu bagi Mu ya Allah kami sahut!. Segala pujian, nikmat dan kerajaan adalah kepunyaan Mu ya Allah! tiada sekutu Bagi Mu!
Suasana religi itu pun tak kalah ramai di Kota Gorontalo. Kotamadya ini yang memiliki hampir ribuan bangunan masjid yang tersebar di sudut-sudut dan pusat kota, bersahut-sahutan menyebut kebesaran Allah. Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar, Laillaha Illallahhulaallahu Akbar, Allahu Akbar Walilahilham.
Kali pertama itulah, alhamdulillah, aku berkesempatan untuk berlebaran Idul Adha di Kota Gorontalo. Atmosfir keislaman yang mengental, seakan mengingatkan ku berada di tanah Jawa, kampung ku di desa Kayuwangi dan Legundi Kabupaten Semarang Jawa Tengah. 

Suasana interior di saat sholat Idul Adha Kota Gorontalo_budisusilo

Malam takbiran, Kamis (25/10/2012), Kota Gorontalo bercuaca cerah tanpa disertai rintikan hujan, hanya angin semilir yang dingin menyelimuti malam takbiran kala itu. Warga pun senang dan riang bisa merasakan hikmah takbiran Idul Adha.

Paginya, Jumat (26/10/2012), menyambangi masjid Kotamadya Gorontalo bernama Masjid Agung Baiturrahim untuk menunaikan sholat sunah Idul Adha. Masjid bertembok cream ini dipadati warga, hingga jamaah yang sholat sampai diluar lahan parkir masjid.
Suasana itu tampak mencolok dikala detik-detik jarum jam akan menunjukan pada pukul 07.00 Wita. Dan mereka yang datang bukan saja dari kalangan pejabat, atau tokoh agama Islam saja, tapi dari semua lapisan sosial masyarakat datang menyatu beribadah, tanpa ada pembeda.
Dalam kesempatannya, tampak hadir juga Gubernur Gorontalo Rusli Habibie dan Wakil Gubernur Idris Rahim, Sekertaris Daerah provinsi Winarni Monoarfa dan Ketua DPRD provinsi Gorontalo Marthen Taha, beribadah sholat Idul Adha di Masjid Agung Baiturrahim.

Sapi hewan Qurban di Masjid Agung Baiturrahim Gorontalo_budisusilo
Sementara yang menjadi Imam sholat Idul Adha adalah H Abd Muin Mooduto. Sedangkan, Khatib masjid H Abd Rasyid Kamaru, yang membawakan tema kutbah hikmah qurban bagi kaum muslimin.
Dalam kutbahnya, H Abd Rasyid Kamaru mengingatkan, bahwa perayaan Idul Adha menjadi satu momen dalam pembuktian pelaksanaan syariat berqurban yang pernah dilakukan oleh nabi Ibrahim.
Katanya, ibadah haji dalam Idul Adha dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk mereka warga masyarakat ekonomi ke bawah. "Mereka yang niat naik haji, mau bekerja-keras keluar keringat jalankan ibadah haji bisa dilakukan," ujarnya.
Syaratnya, mau memilih hidup sederhana meninggalkan kehidupan yang foya-foya pesta pora. "Sisihkan harta, berkurban untuk jalankan perintah Allah," tegas Kamaru.
Mereka yang beribadah haji ungkap Kamaru, adalah sama dihadapan Allah. Mereka semua menyatu mengucapkan kebesaran Allah tanpa ada pembeda. "Beda pangkat, kedudukan sosial semua satu tuk menghadap Allah," tuturnya.
Menurutnya, lewat peristiwa Idul Adha maka mengingatkan kembali kepada seluruh umat manusia untuk bersadar dalam beragama demi kebahagiaan dunia dan akhirat. "Kenapa kita terkadang masih bertikai, berbuat maksiat. Padahal ini dilarang agama," ujar Kamaru.
Usai sholat Idul Adha, dilanjutkan ke ritual penyembelihan hewan Qurban sebagai satu syarat ibadah Idul Adha. Dan Masjid Agung Baiturrahim Kota Gorontalo yang merupakan masjid resmi tingkat Kotamadya Gorontalo berkurban hewan potong sebanyak empat sapi dan satu kambing.

Usai sholat warga muslim di Kota Gorontalo padati jalanan pusat kota_budisusilo

Ya, itulah kisah cerita singkat suasana lebaran Idul Adha di Bumi Hulandalo Gorontalo. Berharap melewati momen itu rakyat bangsa Indonesia mampu mendalami, memahami dan melaksanakan hikmah Idul Adha, yang kalau menurut bahasa Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Komaruddin Hidayat, bahwa pesan peristiwa bersejarah Idul Adha ialah seorang pemimpin hendaknya jangan sampai tergoda memuja dan mencintai dunia, terutama anak dan keluarganya. 

Dan kalimat penutup dari cerita ku ini, berkurban demi bangsa dan negara, satu bentuknya ialah berbuat baik kepada semua orang dengan semampu mungkin memberikan perubahan ke arah positif. Salam Grak tuk Kebaikan. Amin ya robal alamin. ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN