PULAU BALABALAGAN SERPIHAN SURGA INDONESIA


Idola Penyelam 
Ada Suguhan Penyu Hijau

Indonesia itu ibarat serpihan tanah yang jatuh dari surga. Alam nusantara yang tersuguhkan begitu kaya dan bagus. Setiap orang bakal terkesima akan eksotisme alamnya, seperti di antaranya Pulau Balabalagan di Kabaten Mamuju, Sulawesi Barat.  

Hery Seputro (42), penyelam profesional asal Balikpapan dari komunitas Scuba Diver pernah merasakan keperawanan alam Pulau Balabalagan sekitar awal Februari 2018.

Air lautnya yang kehijau-hijauan, pasir pulaunya yang putih bersih, memberikan kepuasan maksimal berwisata bahari. Inilah rekaman ingatan Hery waktu berkunjung.

Decak kagum akan keindahan kelestarian alam Balabalagan tidak tertahankan saat dirinya tiba di lokasi, setelah menempuh perjalanan jauh dari Balikpapan melalui jalur laut, menggunakan perahu bermotor.

Suguhan panorama alam Pulau Balabalagan yang bersih alami. Lokasi ini berdekatan dengan Kota Balikpapan dan Grogot, Provinsi Kalimantan Timur. Namun secara adminsitrasi pemerintahan masuk wilayah Mamuju, Sulawesi Barat.

Rasa lelah terhuyung ombak laut langsung terbayar puas, saat dirinya berhasil mendekap erat Pulau Balabalagan. “Masih bersih. Cakep banget tempatnya,” tuturnya kepada Tribunkaltim melalui sambungan telepon selulernya pada Jumat 25 Mei 2018 pagi.

Saat Hery menyudahi wisata alam di Pulau Balabalagan, rasanya tidak terlupakan, tersimpan kenangan indah. Memori berada di Balabalagan memberi kesan yang menakjubkan, serasa tertagih untuk bisa mengunjunginya lagi tanpa terpatri ungkapan yang membosankan.     

Dia ingat kala itu, alam Pulau Balabalagan masih asli natural, belum ada campur tangan kreasi dan fantasi manusia. Gugusan pulau-pulau yang disekelilingnya pun tak kalah indah.

Kondisi perairannya masih jernih, terjaga secara baik, belum terkontaminasi oleh sampah rumah tangga. Air di sekeliling Pulau Balabalagan memancarkan aura biru muda dan kehijau-hijauan. Tak lupa karpet pasir putih pun menjadi alas pulau ini.

“Berpasir bersih, seputih kristal. Bagus sekali. Pantainya benar-benar elok menawan,” ujar Hery, yang menjabat sebagai Koodinator Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Manggar Balikpapan.

Menurut dia, bagi para pecinta alam bawah laut, tempat ini sangat cocok untuk kegiatan penyelaman. Panorama alam bawah laut tidak kalah dengan yang di daratan.

Suasana bawah laut memuat menu terumbu karang yang kaya dan ragam dengan penuh tampilan indah, dipadu dengan biota laut yang lain yang juga tak kalah cantik.

“Sewaktu saya menyelam benar-benar kagum. Saya juga beruntung waktu itu. Saat menyelam saya sekaligus bisa melihat secara langsung penyu hijau (Chelonia Mydas) sedang bermain-main di sekitaran bawah laut. Saya dekati si penyu sangat jinak,” ungkap Hery.

Menjelajah ke Pulau Balabalagan memang menakjubkan. Hery menjelajahi pulau ini sangat mudah, hanya menempuh perjalanan sekitar 10 jam dari Kota Balikpapan menggunakan transportasi laut.

Biaya perjalanan ke sana, Hery harus merogoh kocok isi kantong sampai berkisar Rp 2 juta. Dana ini dipakai biaya sewa kapal pulang pergi. Kapal ini bisa memuat sampai 10 orang. Namun bila membawa barang muatan banyak maka hanya bisa tampung sampai tujuh orang.

“Kapalnya lengkap ada nakhoda dan tiga orang anak buah kapal,” kata pria yang bekerja sebagai aparatur sipil negara di lingkungan instansi Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Balikpapan ini. 

Selain itu, total dana itu juga sudah termasuk untuk membiayai konsumsi selama di pulau, dan penginapan di rumah seorang nelayan setempat. Artinya biayanya cukup untuk sehari satu malam. “Alat-alat selam, dan alat snorkeling saya bawa sendiri, punya saya sendiri,” ujarnya.

Soal Pulau Balabalagan yang terletak di Selat Makassar, beberapa tahun yang lalu, sempat ramai. Ada dua daerah saling memperebutkan, berdebat merasa yang berhak atas kepulauan ini, yakni antara pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dengan Provinsi Sulawesi Barat.

Namun pada akhirnya, sekitar tahun 2014, Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia memberikan keputusan, kawasan kepulauan Selat Makassar, termasuk Pulau Balabalagan dinyatakan masuk dalam pangkuan wilayah administrasi Provinsi Sulawesi Barat.

Hitungan geografis dari Biro Perbatasan dan Penataan Wilayah Setprov Kalimantan Timur, disebutkan bahwa Pulau Balabalagan sebenarnya lebih dekat menjorok ke kawasan Kalimantan Timur.

Dibandingkan jarak dengan Sulawesi Barat, jelas lebih jauh. Dari Kalimantan Timur hanya berjarak 33 mil, sedangkan ukuran ke Sulawesi Barat berjarak 50 mil menyentuh garis pantai Mamuju.


Pengalaman Hery, daya tempuh dari Grogot, Kabupaten Paser, Provinsi Kaltim lebih dekat ke Pulau Balabalagan, hanya memakan waktu 5 jam saja melalui berlayar di laut. Namun bagi warga yang berasal dari Balikpapan semestinya langsung saja lintasi lautan.

Menurut Hery, alangkah baiknya perjalanan dari Balikpapan langsung tempuh jalur laut daripada harus tempuh jalur darat terlebih dahulu ke Grogot Kabupaten Paser yang butuh waktu sampai 8 jam.

Bagi dia, perjalanan darat itu sangat melelahkan. Belum lagi kalau ada tambahan halangan selama di medan darat yang tak terduga, maka semakin berat perjalanannya, memakan waktu dan tenaga yang banyak.

“Yang dari Balikpapan, ya mending pilih jalan laut langsung, tidak perlu harus ke Grogot dahulu. Paling kalau langsung laut hanya butuh sekitar 10 jam saja itu. Tidak terasa bisa cepat sampai,” ungkap pria beranak satu ini.

Balikpapan Kepincut Garap Wisata Balabalagan
Pesona keindahan natural Pulau Balabalagan rupanya membuat daya tarik Pemerintah Kota Balikpapan. Panorama alamnya yang dahsyat membuat Kota Balikpapan kepincut untuk menjadikannya sebagai ‘amunisi’ penambah bagi pertumbuhan ekonomi daerah dari sektor pariwisata.

Saat Tribunkaltim bersua dengan Omey Facessly, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Balikpapan di gedung Walikota Balikpapan, Jalan Jenderal Sudirman usai rapat pagi, Senin 21 Mei 2018, menyatakan, ketertarikannya kepada Pulau Balabalagan untuk mengemasnya sebagai ‘senjata’ jualan wisata kota minyak, Balikpapan.    

Dia menjelaskan, dalam upaya mendorong gairah pariwisata Kota Balikpapan maka dipilih Pulau Balabalagan sebagai alternatif lain dalam meningkatkan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Balikpapan.

Omey menyadari, secara administrasi pemerintahan, Pulau Balabalagan masuk ke wilayah Sulawesi Barat tetapi jarak geografisnya lebih dekat dengan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Berkat jarak yang dekat, menjadi keuntungan bagi Balikpapan untuk menggaet para wisatawan dari berbagai penjuru. “Kita mau coba dahulu peluang kerjasamanya seperti apa, soalnya masuk ke Sulawesi Barat,” tuturnya.

Secara kemajuan, Kota Balikpapan memiliki bandara modern dan terkenal ke berbagai penjuru dunia. Bandar Udara Sultan Aji Muhamamad Sulaiman (SAMS), Sepinggan Balikpapan, menjadi tempat pendaratan bagi semua masyarakat dari dalam negeri maupun luar negeri.

Artinya, kata Omey, adanya bandara berkelas internasional di Balikpapan akan semakin memudahkan wisatawan mengakses ke Pulau Balabalagan yang indah. Terbang berangkat dari berbagai daerah bisa mendarat langsung ke Balikpapan di Bandara SAMS Sepinggan, kemudian dilanjutkan ke Pulau Balabalagan.

Bandingkan dengan daya tempuh perjalanan ke Sulawesi Barat, yang secara infrastruktur masih kalah jauh dengan Kota Balikpapan. Belum lagi daya tempuhnya dari Mamuju Sulawesi Barat ke Balabalagan sangat jauh, 50 mil, tentu saja memakan biaya dan waktu yang tidak sedikit.

Karena itu, dia kini bersama Plt Walikota Balikpapan sedang berpikir untuk melakukan langkah ke depan, terkait menggarap wisata Pulau Balabalagan. 



Yang menurut analisis, optimis akan berpengaruh positif bagi keuntungan Balikpapan, terutama dalam penciptaan lapangan pekerjaan baru bagi warga Balikpapan dan perputaran uang daerah Balikpapan.

“Kami akan coba juga terlebih dahulu berkoodinasi dan musyawarah dengan pemerintah daerah Sulawesi Barat. Mau tahu seperti apa tanggapannya, kalau kami nanti akan mengemas wisata Pulau Balabalagan,” tegas Omey.

Menurut Omey, para wisatawan yang berkunjung ke Balikpapan dipastikan tidak akan rugi. Selain bisa merasakan lebih dekat dengan alam Pulau Balabalagan, suguhan tempat wisata menarik lainnya juga tersedia lengkap di Balikpapan.

Turis mancanegara dan domestik yang berkunjung ke Balikpapan disuguhakan di antaranya ada tempat wisata pantai favorit seperti Pantai Kilang Mandiri, Pantai Monpera, Pantai Kemala, Pantai Manggar, dan Pantai Lamaru.

Selain itu juga ada wisata alam seperti Kebun Raya Balikpapan yang sampai sekarang ini dianggap kebun raya terluas di Indonesia. 

Tidak ketinggalan juga ada wisata alam Hutan Sungai Wain dan Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup yang menyajikan satwa langka Beruang Madu atau Helarctos Malayanus.

Ingin mencari wisata sejarah? Di Balikpapan juga tersedia, seperti Museum Dahor Heritage yang sediakan rumah-rumah peninggalan zaman kolonial Hindia Belanda, makam prajurit Jepang di Lamaru dan Tugu Anzad Day Australia sebagai saksi bisu kecampuk perang dunia kedua di Balikpapan.

Di tempat terpisah, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Balikpapan, Sahmal Ruhip, ungkapkan, okupansi hotel di Balikpapan menurun dari tahun ke tahun. 

PHRI memberi masukan kepada Dinas Pariwisata supaya Kota Balikpapan memiliki fokus garapan wisata yang menarik dan khas.

Dirinya mengaku, semua para hotel dan restoran mengeluh sepi karena sepinya Kota Balikpapan. Semenjak sektor sumber daya alam batu bara dan minya menurun, daerah Balikpapan ikut berpengaruh, ekonominya ikut turun.

PHRI Balikpapan berharap, pemkot harus ada upaya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan supaya roda ekonomi daerah berjalan maksimal, memperoleh hasil signifikan.

“Yang datang ke Balikpapan kalau hanya untuk wisata saya kira persentasenya belum bagus,” tegas Sahmal, pemilik Hotel Djang Djaya Balikpapan ini.[1]  (ilo)




[1] Tribunkaltim.co “Menyelam di Pulau Balabalagan, Tak Jauh dari Balikpapan, Suguhan Alamnya Menakjubkan,” terbit pada Jumat 25 Mei 2018 di rubrik Tribun Etam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN