DATANG KE DATAH BILANG, PRESIDEN SOEHARTO PUN PERNAH

Jelajah Darat Susuri Melalui Air 

Syukur alhamdulillah, saya sangat senang bisa menginjakkan daratan perkampungan Desa Datah Bilang, Kecamatan Long Hubung, Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur pada Jumat 5 Mei 2017 pagi.

Pengalaman emas ini sesuatu yang langka yang mungkin tak bisa terulang lagi. Tempat yang jarang disinggahi kebanyakan orang, mengingat tempatnya yang sangat jauh. 

Butuh seharian penuh untuk singgah ke lokasi ini, jika berangkat dari Kota Balikpapan melalui jalur darat. Saya sendiri bisa tiba di Datah Bilang dari Kota Balikpapan melalui jalur darat dan air menggunakan speedboat. 

Perkampungan Datah Bilang memang panas terik kala cuaca sedang cerah. Tempatnya lapang, sudah banyak berdiri bangunan rumah penduduk yang masih terbuat dari kayu. Siang hari sepi, hanya terlihat satu dua orang lalu-lalang.


Bagi mereka yang setiap yang menyusuri Sungai Mahakam Ulu, pastinya bakal melintasi kampung Datah Bilang. Ciri perkampungan ini di depannya ada warung makan mengapung di atas aliran air sungai.

Di tempat inilah yang sering menjadi langganan orang-orang bersinggah beristirahat sebelum menuju ke Desa Long Bagun atau sebaliknya dari Long Bagun menuju ke perkotaan Dermaga Tering, Kabupaten Kutai Barat.

Kampung Datah Bilang diambil dari bahasa dayak. Nama awalnya Data Bileng yang memiliki makna dataran hijau. Desa Data Bilang dihuni manusia menjadi sebuah perkampungan dilecut dari adanya kegiatan transmigrasi.

Dahulu kala sekitar tahun 1962, masyarakat dayak dari Long Apung melakukan perpindahan ke tempat Datah Banyau, lalu pindah lagi ke Lutan Baru dan kemudian pindah lagi secara bersama-sama memilih Datah Bilang.

Tidak ketinggalan ada juga warga dari Long Ban, di tahun 1955 pindah tempat ke Long Tebuan melalui jalur air menggunakan perahu dan jalur darat dengan cara berjalan kaki.

Setelah berhasil menduduki Long Tebuan, beberapa tahun kemudian atau di tahun 1971, warga Long Ban ini pindah lagi ke Ratah Baru. Dan singkat cerita menginjak tahun 1975, warga Long Ban ini pindah lagi, menetap ke Datah Bilang.

Konon di tahun 1976, Presiden Soeharto bersama istrinya Tien Suharto, kunjungi ke tempat ini. Kedatangan presiden dari militer ini meresmikan tempat ini, sebagai perkampungan pemukiman atau resettlement.

Saat meresmikan perkampungan, Presiden Soeharto mengimbau, warga yang menghuni Datah Bilang untuk selalu gemar bertani tidak perlu lagi hidup berpindah-pindah membakar hutan, menebang pohon.

Kala berpidato, Presiden Soeharto memberi instruksi kepada Wahab Sjahrani, Gubernur Kalimantan Timur kala itu, untuk memberikan penduduk berupa 10 bibit pohon kelapa dan 10 bibit pohon cengkeh bagi setiap kepala keluarga.[1] ( )

Suasana tentram perkampungan di Desa Datah Bilang, Kabupaten Mahakam Ulu, Kecamatan Long Hubung, Provinsi Kalimantan Timur. Foto diambil pada Jumat 5 Mei 2017 pagi. (Jongfajar Kelana)



[1] Antara, 29 Juli 1976, Presiden Soeharto Kunjungi Pemukiman Penduduk di Pedalaman Kalimantan Timur.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN