TIGA CEWEK KOWAD HEBAT

Menghina Orang Gagalkan Tembakan

Siapa bilang perempuan Indonesia hanya jago dalam urusan dapur, kasur dan sumur. Terbukti terdapat tiga srikandi yang berprestasi dalam ajang kejuaraan menembak tingkat nasional, Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (KSAD). Padahal aktivitas menembak menggunakan senjata api itu selalu diidentikan dengan kegiatan yang digeluti kaum maskulin.

Beberapa hari yang lalu, berjumpa dengan tiga wanita pemberani dari Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) Kodam VI Mulawarman. Mereka ini ialah Linda Kurniati, Elpri Udam, dan Fitri Ratna Sari. Ketiganya peserta kejuaraan menembak Piala KASAD Tahun 2017 di Cilodong, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat.

Mereka datang, bertanding, dan untuk menang!. Masing-masing mampu menorehkan sejarah tinta emas, mendapat medali, ini tentu membanggakan, membawa nama harum bagi Kalimantan Timur. Atas prestasi ini, Kasdam VI/Mulawarman, Brigjen TNI Muhammad Nur Rahmad, pun senyum sumringah.

(Jongfajar Kelana)

Waktu dijumpai di Aula Makodam Mulawarman, masih mengenakan baret hijau, Brigjen Nur menuturkan, bangga sekali, Senin 28 Agustus 2017. 

Berkat ini, Kodam Mulawarman meraih peringkat tujuh dari total 18 kontingen. Prestasi ini dianggap meningkat sebab di tahun lalu peringkatnya ada di urutan 11 dari 16 kontingan.

"Kami sangat mengapresiasi. (Mereka) akan kami berikan penghargaan dari Panglima Kodam, akan diperhatikan jenjang karirnya. Hasil ini adalah yang membanggakan," ujarnya. 

Prestasi yang ciamik ini tidak terlepas dari jiwa yang dimiliki mereka, berdaya juang tinggi. Seperti yang diungkapkan Serka Kowad Linda Kurniati (30), sejak pertandingan lomba belum digulir, selalu tekun berlatih. 

Setiap hari selalu sempatkan diri mengasah kemampuan menembak, menajamkan konsentrasi ke titik sasaran.

Kejuaraan yang diikuti itu baru pertama kalinya dalam seumur hidup. Membuahkan hasil yang cerah meski kadang belum merasa puas. Linda berhasil menyabet medali emas pistol beregu putri match tiga dan medali perak pistol putri perseorangan match satu. 

Dia membongkar, kunci keberhasilan menembaknya ada dalam hati. "Mau menembak syaratnya hati kita harus suci. Jangan memakai emosi, amarah yang menggelora. Hati kita harus bersih," ungkapnya. 


Buat Linda, menembak menggunakan senjata itu merupakan gerakan yang sakral, sangat tidak diperbolehkan melakukan pelanggaran norma dan etika. Sembarangan memanfaatkan senjata akan terkena batunya, mendapat bala bencana.

"Tidak boleh mencela orang. Menghina orang, akan menggagalkan kita menembak ke sasaran yang tepat," tutur wanita kelahiran 1 November 1987 ini.

Di masa mendatang, sekitar tahun 2018 nanti, Lindah akan mencoba tantangan lain, ingin mencicipi kejuaraan yang lebih berjenjang tinggi, tingkat The Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).

Pesertanya tidak hanya dari Indonesia saja, namun juga datang dari negara-negara yang berasal dari kawasan Asia Tenggara. Bagi Linda, ajang ini akan menjadi target besar meraih medali, merebut emas. 

"Saingannya banyak. Saya akan mempersiapkan diri lagi lebih baik. Akan banyak berlatih," tegasnya.[1]

Sejak Kecil Memakai Senapan Angin
Mengikuti perlombaan menembak tingkat nasional piala Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat tahun 2017 bukan lagi didominasi kaum lelaki. Ajang perlombaan menembak ini diikuti juga srikandi berparas menawan nan ciamik dari Kodam IV Mulawarman.

Selain Linda yang hebat, wanita lainnya yang ikut ialah Serda Kowad Elpri Udam, wanita desa yang telah terbiasa sejak kecil melakukan tembak-menembak dan Serda Fitri yang bermodal ketenangan jiwa. 

Elpri ungkapkan kepada Tribun di pelataran Aula Makodam Mulawarman. Bagi Elpri, aktivitas menembak memerlukan ketenangan batin, pikiran harus positif tidak boleh kotor, kebaikan hati pun wajib tertata sempurna. Sebab, kata dia, menembak membutuhkan konsentrasi tinggi, ketenangan diri yang maksimal.

Ramuan Elpri itu dibawa dalam perlombaan tahunan tersebut, dan memang mujarab. Elpri berhasil menggondol pulang dua medali emas dalam kategori pistol beregu putri match tiga dan pistol putri perorangan match dua. 


Sebenarnya, sejak sebelum bergabung dalam instansi kemiliteran, Elpri di kampung halamannya, di Long Pejeng, Busang Kabupaten Kutai Timur sudah terbiasa aktivitas menembak, mencari hewan buruan di hutan belantara. 

"Sering diajak berburu. Coba-coba pegang senapan angin. Mengisi waktu luang berburu sama orangtua dan saudara. Tembak-menembak sudah biasa," kata wanita berkulit putih ini.

Bagi masyarakat Long Pejeng, selain bertani ternyata berburu merupakan satu di antara cara untuk mempertahankan hidup. Pundi-pundi ekonomi masyarakat dayak juga diselingi dengan kegiatan berburu.

Bedanya, zaman Elpri sudah mengadopsi cara modern, menggunakan senapan angin. Kala masa silam menggunakan sumpit, senjata yang menggunakan cara ditiup dengan senjata jarum yang sudah diberi racun yang bisa melumpuhkan fisik si buruan.

Lainnya, Serda Fitri Ratna Sari, menembak bukanlah kegiatan biasa. Menembak menggunakan senjata api butuh konsentrasi tingkat tinggi. Wanita berambut lurus ini sukses membawa pulang medali emas pistol beregu putri. 


Sebenarnya, awal mula akan mulai bertanding ada perasaan yang mengganggu dirinya. Secara tiba-tiba Fitri merasa demam panggung. Namun seketika itu, dirinya ingat pesan pelatih, semampu mungkin jiwa raga mesti fokus, menenangkan diri. 

"Saya banyak berdiam diri. Tidak banyak bergerak, pergi kesana kemari. Saya fokuskan menenangkan diri, hanya fokuskan untuk menembak," katanya.

Saat menenangkan diri, bukan berarti pikirannya kosong melompong atau membayangkan di luar kegiatan menembak. Fitri kala itu sesekali menyempatkan diri untuk berdoa juga, bukan saja berfokus pada di lingkungan perlombaan.

"Saya diam, juga sambil banyak berdoa. Meminta pada Allah diberikan kemudahan, kekuatan untuk menjadi yang terbaik," ungkapnya, menutup pembicaraan bersama Tribun, dirinya langsung meluangkan waktu untuk kegiatan apel pelepasan kontingen menembak bersama rekan-rekan lainnya.[2] ( )



[1] Koran Tribunkaltim, “Tiga Srikandi Kodam Mulawarman Juara Menembak; Menghina Orang Bisa Gagalkan tembakan,” terbit pada Selasa 19 September 2017 di halaman enam rubrik Tribun Balikpapan.
[2] Koran Tribunkaltim, “Tiga Srikandi Kodam  Mulawarman Juara Menembak; Sejak Kecil Berburu  Memakai Senapan Angin,” terbit pada Selasa 19 September 2017 di halaman enam rubrik Tribun Balikpapan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA