BUKAN LAGI SURGANYA IBIS KARAU
Bukan Lagi
Surganya Ibis Karau
Surganya Ibis Karau
Ibis
Karau, burung yang bersayap dan berekor hitam. Bila tubuhnya bergerak-gerik,
warna hitamnya terlihat indah, tidak gelap. Warna tubuhnya ada tambahan mengkilap.
Burung ini memiliki ciri kepala plontos, tanpa ada sehelai bulu memanjang.
Burung
yang masuk species Pseudibis Davisoni ini memiliki panjang tubuh 75
centimeter yang menempati tempat tinggal lahan basah. Ibis Karau sangat tidak
tertarik menempati 'rumah' hutan belantara yang bertumbuh pohon-pohon rindang
hijau lestari.
Ibis
Karau sendiri cirinya selalu menempati lahan basah. Menurut rumusan Konvensi
Ramsar tahun 1971 di Iran, disebutkan, lahan basah yang dimaksud ialah
daerah-daerah rawa, payau, lahan gambut dan perairan, baik alami atau buatan,
tetap atau sementara.
Selain
itu, tipe lahan basah ialah perairannya tergenang atau mengalir, tawar, payau
atau asin, termasuk wilayah perairan laut yang kedalamannya tidak lebih dari
enam meter pada waktu air surut.
![]() |
Jongfajar Kelana |
Khusus
ibis karau yang mendiami Indonesia, Profesor Johan Iskandar, Guru Besar
Etnobiologi dari Universitas Padjadjaran, menyadur dari catatan Smythies dalam The
Birds of Borneo (1981), terungkap, ibis karau pernah tercatat berada di Sungai
Barito tahun 1836 dan Long Iram, hulu sungai Mahakam tahun 1912.
Selain
itu, burung ibis karau yang memiliki kedua kaki kemerahan ini juga bisa
ditemukan persebarannya di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, yang menurut
organisasi Burung Indonesia (2016), populasi tersisa sekitar 30 sampai 100
ekor.
Angka
populasi burung ini akan terus menurun. Ada faktor yang membuatnya jumlah ibis
karau menipis, yakni berkurangnya luasan lahan basah akibat alih fungsi lahan
menjadi daerah pertanian serta perburuan membuat populasi ibis karau berkurang.
Secara geografis, habitat lahan basah di dunia luasnya mencapai 8.558.000 km2 atau lebih dari 6 persen luas permukaan bumi.
Secara geografis, habitat lahan basah di dunia luasnya mencapai 8.558.000 km2 atau lebih dari 6 persen luas permukaan bumi.
Menurut
Dwi Mulyawati, Bird Conservation Officer Burung Indonesia, dalam Indonesia
Penting Bagi Burung Air (2012), kendati Indonesia tergolong surganya burung
air, akan tetapi hidup mereka menghadapi bahaya yang kini telah diberikan
status Critically Endangered atau terancam punah.
Dijelaskan,
lahan basah alami Indonesia terus menyusut akibat alih fungsi menjadi lahan
pertanian, permukiman, atau tambak. Lahan basah dianggap kurang produktif dan
kurang bermanfaat.
Semestinya,
lahan basah memiliki fungsi ekologis yang menjaga keseimbangan ekosistem
daratan maupun perairan, baik itu habitat ataupun kehidupan tumbuhan dan
satwanya.[1]
( )
[1]
Koran Tribunkaltim, “Habitat Ibis
Karau Semakin Menyusut,” terbit pada Senin 3 Juli 2017 di halaman
23, pada rubrik Tribunline.
Komentar
Posting Komentar