MASJID AT TAQWA TERING SEBERANG

Mampir Warung Melepas Dahaga

Perjalanan yang mengasyikan dari kampung Long Bagun Kabupaten Mahakam Ulu menuju pelabuhan Tering, Kabupaten Kutai Barat. Mengarunginya nenggunakan perahu speedboat melintasi Sungai Mahakam yang luas berwarna coklat pekat.

Butuh memakan waktu sampai empat jam, memandangi alam belantara pinggiran sungai dan beberapa perkampungan rumah warga bumi etam Provinsi Kalimantan Timur, Jumat 5 Mei 2017.


Bangunan Masjid At Taqwa di Kampung Tering Seberang Kecamatan Tering Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur pada Jumat 5 Mei 2017 siang. (Jongfajar Kelana)

Menempuh perjalanan ini tidak melawan arus, laju perahu yang saya tumpangi begitu mudah lebih cepat, meski mesti berhati‑hati supaya tidak tersangkut beberapa sampah seperti kayu yang menggenang di sungai.


Sekitar sebanyak dua kali perahu yang saya tumpangi sengaja diberhentikan di tengah jalan, musababnya baling‑baling mesin motor perahu tersangkut benda‑benda sampah ini.

Berangkat pagi dari Long Bagun tiba di dermaga Tering menjelang siang bolong saat kebetulan sungainya sedang air pasang. Buat saya, inilah pengalaman yang berharga.

Setibanya di dermaga, tiada sungkan langkahkan kaki menapak aspal hitam Kampung Tering Seberang Kutai Barat. Mata memandang seputaran pelabuhan ini. Memang tidak seramai pelabuhan Semayang Balikpapan, namun saya anggap dermaga Tering ini bisa dianggap nyaman dan aman.


Lanjut di detik berikutnya, derap langkah saya menuju ke rumah Allah, Masjid At Taqwa tuk tunaikan ibadah sholat jumat. Pas hari itu memang hari jumat, tiba di dermaga Tering jelang siang tengah hari.

Panas terik membara menguras energi, mengoyak kerongkongan rasa haus sekali menyelimuti mulut. Terpaksa jarak selemparan dari batu dari masjid ada sebuah warung klontong yang bangunannya terbuat dari potongan kayu.

Sempatkan ke warung ini mengingat jaraknya sangat dekat dengan masjid, sesekali bisa sambil memandangi kemegahan tubuh gedung masjid yang diterpa sinar matahari siang.

Kebetulan di warung bertemu dengan seorang warga setempat berpakaian baju koko putih dengan balutan sarung yang kebetulan juga akan pergi sholat.


Dia adalah bapak tua yang lahir di Tering Seberang. Saat ditanya mengenai bangunan masjid, dirinya tidak tahu persis sejarah pendirinya, yang dia ketahui bangunan masjidnya sudah beberapa kali dilakukan renovasi dan mengalami bencana terendam banjir dari arus pasang Sungai Mahakam. Banjir terbesar pernah dia rasakan di sekitar tahun 2005, sampai mencapai atap rumah warga, masuk ke ruang interior masjid.

Masjid tersebut sampai sekarang masih dalam tahap pembangunan, masuk proses penyempurnaan bagian depan gapura dan pelataran masjid. Pembangunan masjid ini dibiayai dari urunan sumbangan warga.


Disebut nama At Taqwa kata bapak tua itu berharap warga masyarakat bisa dekat dengan masjid supaya selalu menjadi orang yang bertakwa kepada Allah; mau menjalankan dan larangan yang diperintah Allah.

"Waktu lalu sempat ada tablig akbar mengundang penceramah ustaz dari Makassar," ujar bapak itu, menutup pembicaraan kami karena azan sholat jumat akan mulai menggema, memanggil perintah untuk segera beribadah. ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN