PERJALANAN SEKOLAH SWASTA ARUNGI UNBK


Pinjam Laptop Orangtua Siswa Listrik Sempat Padam

Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) bagi sekolah kejuruan negeri dan swasta di Kota Balikpapan telah dilangsungkan. Momen ujian ini untuk pertama kalinya bagi sekolah swasta seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Setia Budi. Sekolah yang berlokasi di pusat kota ini merasa mengalami kendala keterbatasan dalam penyediaan alat ujian dan daya listriknya.

Pagi itu, rintik hujan membasahi bumi kota pesisir Balikpapan. Cuaca dingin ini mengiringi pelaksanaan UNBK SMK Setia Budi. Tribun menyambangi sekolah ini dibilangan Jalan Soekarno-Hatta kilometer 2, Senin 3 April 2017.

Sambutan hangat pihak sekolah begitu terasa. Jalan menurun ke bawah tanah bersua dengan Suhardi, Kepala Sekolah SMK Setia Budi. Di ruangannya, Suhardi yang mengenakan kemeja lengan panjang putih bercerita, sekolahnya bisa dikatakan telah siap melangsungkan UNBK meski dengan keterbatasan.

Sejak jauh hari, pihaknya mempersiapkan dengan segala cara demi kesukseskan UNBK yang pertama kalinya. Persiapan dilakukan Januari 2017, pihak sekolah mengajukan permohonan peminjaman laptop kepada orangtua siswa.


Kata Suhardi, alasan sekolah meminjam kepada orangtua siswa karena sekolah tidak memiliki anggaran untuk belanja laptop dan pemerintah kota Balikpapan juga tidak mungkin memberikan bantuan sebab kondisi anggaran daerah sedang mengalami defisit. 

Laptop ini digunakan sebagai alat bantu UNBK yang berbasis daring (online). Kata Suhardi, sekolah hanya memiliki 40 CPU komputer, sementara perserta ujian tahun ini mencapai angka 176 siswa dari berbagai program studi. "Permohonan kami disetujui orangtua siswa. Kami dipinjamkan gratis, tidak bayar," tuturnya.

Laptop yang dipinjamkan dari orangtua siswa mencapai 22 unit. Yang terpakai ada 20 unit, sementara sisanya yang dua sebagai cadangan. Dari guru juga meminjamkan sebanyak tiga unit namun berstatus alat cadangan.  

"Kami sediakan laptop cadangan untuk berjaga-jaga kalau takutnya ada laptop yang rusak tidak berfungsi. Soalnya laptop yang dipinjam bukan barang baru, siapa tahu nanti terkena kendala teknis," kata Suhardi.  

Tiba-tiba tiada disangka, pada menit ke 85 ujian sedang berlangsung atau sekitar pukul 08.54 Wita, listrik padam. Pengamatan Tribun, lampu ruangan dan perangkat komputer semuanya mati. Kontan, teknisi pihak sekolah pun langsung bergegas, mengontrol ke bagian jaringan listrik. 

Singkat cerita, tidak sampai tiga menit listrik kembali normal. Kata Sugi Supriyadi, Kepala Teknik SMK Setia Budi, bencana listrik padam selama dua menit disebabkan jaringan listrik merasa berat terkena beban aliran sebab listrik tersambung kepada jaringan komputer.

Namun kondisi ini aman saja, tidak mesti memakan korban membatalkan ujian. Daya listrik yang dimiliki sekolah ini sebesar 13 ribu Kwh. Sementara perkiraan kebutuhan bagi keperluan UNBK mencapai 4500 Watt.

"Saya cek kabel tidak ada yang putus atau terbakar. Mungkin kaget saja, berat beban," ungkap pria yang kini juga menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah yang membidangi kurikulum ini.

Sebenarnya, penggunaan listrik pihak sekolah mengalah untuk dipakai proses UNBK. Tiap ruangan mesin pendingin di ruang guru dan lampu di kelas lainnya dimatikan. Penggunaan listrik dipakai untuk di ruangan UNBK saja.

Tidak hanya itu, sebagai kesiapan pihak sekolah telah menyediakan mesin genset sebanyak dua unit. Kapasitas tiap mesin genset ini berdaya 8500 Watt. Dibeli dalam kondisi barang baru dengan harga per unit Rp 13 juta berstatus milik sekolah.

"Daripada menyewa kena mahal lebih baik beli saja. Siapa tahu nanti bisa dipakai lagi untuk keperluan yang lain," ucap Sugi, yang memiliki kumis tebal ini.

Sekolah yang berdiri sejak tahun 1985 ini membagi siswa yang ujian dalam tiga belombang. Satu gelombang berisi 60 siswa, gelombang dua berisi 60 siswa dan gelombang tiga berjumlah 56 siswa.

Satu di antara siswa yang telah mengikuti ujian, Irwansyah (18), mengaku waktu mengerjakan soal Ujian Nasional pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan laptop. 

Saat terjadi listrik padam, dirinya merasa terganggu, sempat hilang konsentrasi tetapi untungnya waktu ujiannya tidak terpotong.

"Butuh sekitar 3 menit untuk restart laptop. Terus mengerjakan lagi. Waktunya tidak terbuang percuma. Waktunya sama saat listrik padam. Laptop hidup waktunya sama seperti mati. Waktu ujian saya tidak terpotong selama laptop mati," kata pelajar jurusan otomotif ini.[1] ( )


[1] Koran Tribunkaltim, “Menit Ke-58 Ujian Listrik Padam; Siswa Sempat Hilang Konsentrasi Kerjakan Soal,” terbit pada Selasa 4 April 2017 di halaman 7 pada rubric Tribunbalikpapan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I

CANDI GARUDA YOGYAKARTA