PESONA BUKIT BATUAH

Uang Muka yang Mendadak

Menjelang pergantian tahun baru, saya bersama istri, Anggun Aprilia Eka Putri, bersepakat untuk lanjutkan mengikuti program kredit murah bersubsidi dari pemerintah dengan membayar uang muka sebesar lima juta rupiah pada Kamis 29 Desember 2016.

Sebelumnya, sekitar bulan Agustus kami sudah membayar uang tanda jadi sebesar dua juta rupiah sebagai komitmen serius mengikuti kredit rumah murah. Pikir kami daripada mengontrak rumah orang, lebih baik mengambil kredit rumah yang terjangkau harganya.

Kami ikut program kredit rumah murah yang diselenggarakan pemerintah, menyesuaikan kemampuan keuangan rumah tangga kami. Program ini bernama rumah subsidi Pesona Bukit Batuah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). 

Alamatnya berada di Kelurahan Graha Indah, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur. Rumah yang digarap pengembang PT Karyapama Marga Abadi ini menawarkan tipe rumah 36.

Rumahnya memiliki luas tanah 87,5 meter persegi yang dibandrol harga Rp 128 juta untuk harga tahun 2016. Semoga saja kami berdua bisa betah menetap tinggal berumah tangga di kota minyak, Balikpapan. 

Pihak marketing, Syahnaz Cakranggi, Sales Senior Pesona Bukit Batuah, memberi kabar uang muka mesti dibayar segera sebelum masuk awal tahun baru. 

"Ada aturan keluar dari Pak menteri (Perumahan Rakyat) bilangnya harga naik di tahun baru. Kami sudah rapat di internal. Makanya segerakan konsumen bayar uang muka kalau tidak mau kena kenaikan harga," ungkpanya. 

Pengakuan marketing, peraturan ini dituangkan secara mendadak. Sebelumnya, ada pemberitahuan dari marketing bahwa pembayaran uang muka akan dibayar ketika sudah ada unit rumah yang dibangun.

Ternyata rumah belum rampung pihak pengembang memungut uang muka rumah. Alasan memungut lebih awal uang muka karena harga rumah akan ada kenaikan sebesar tujuh juta rupiah. 

Jika membayar uang muka di tahun 2017, maka uang mukanya mengalami kenaikan harga, bukan lagi lima juta rupiah.

Saya sebagai konsumen yang mendapat nomor antrian seribu enam ratusan merasa khawatir bila tidak membayar segera. Daripada kena aturan yang mendadak, lebih baik mengalah membayar uang muka lebih awal meski rumahnya belum terbangun.

Ketika saya tanya, sampai akhir tahun 2016 ini, ternyata baru sebanyak sekitar 350 unit rumah yang sudah tergarap. Dari total ini, sudah ada beberapa rumah, sekitar lima puluh unit yang akan ditempati para pembelinya untuk tahun ini. 

Saya yang memiliki nomor antrian ribuan, diprediksi awal tahun 2018 bisa mendapat rumah ini. Andai bisa dipercepat alangkah senangnya kami berdua, bisa efektif, uang bayaran kontrakan yang selama ini kami pakai bisa untuk membayar uang cicilan rumah.

"Nanti kalau sudah akad, bayar uang Rp 14 juta untuk keperluan kelengkapan surat-surat dan fasilitas listrik dan air. Kemudian bisa langsung bayar cicilan, tempati rumah," ujar marketing.  

Saya berharap banyak pihak pengembang mesti jujur. Jangan sampai ketika uang muka telah dibayar tetapi pengembang melakukan kecurangan, membawa kabur uang para calon pembeli rumah.

Kata sang marketing, setiap tahunnya rumah di lokasi ini naik tujuh juta. Membeli properti rumah ibarat investasi, yang tidak mengenal gerusan inflasi. 

Saya sebagai orang berpenghasilan berkecukupan sangat berbangga hati biasa memiliki rumah yang sederhana ini. Syukur alhamdulillah.  

Semoga Allah Yang Maha Kuasa memberikan kelancaran cita-cita kami berdua memiliki hunian yang aman dan nyaman. ( )