TEKNOLOGI TEPAT GUNA KABUPATEN PASER
Sering
Dipinjam Buat Acara Hajatan
Kegemaran
Agus Salim pada makanan yang berkuah santan dan keripik singkong, membuat buruh
kebun sawit ini memutar otaknya untuk menciptakan alat yang bisa memudahkan dan
memberi waktu singkat memasak di dapur.
MENJELANG
sore, Agus sedang mempraktikan parutan kelapa di mesin buatannya kepada para
pengunjung event Teknologi Tepat Guna IV Provinsi Kalimantan Timur di gedung
Dome Sport Center, Rabu 20 Juli 2016 siang.
Tidak
berselang sampai satu jam, Agus bersua dengan Tribun. Pria yang hanya
lulusan Sekolah Menengah Pertama di Palembang ini mengungkapkan, alatnya
multifungsi karena bisa digunakan untuk mengiris bawang, kentang, wortel,
memarut kelapa dan singkong, dan memeras ampas kelapa.
Alat
itu dia berinama Al Rispaper, yang merupakan singkatan dari alat iris, parut
dan peras. "Saya ciptakan pertengahan tahun 2015 lalu. Saya buat dari
sisa-sisa limbah. Buat mesinya tidak ada dari barang yang baru. Semuanya barang
bekas yang saya peroleh dari tukang-tukang besi tua," kata Agus yang lahir
di Ngawi, Jawa Timur ini.
Mesin
penggeraknya saja, dia menggunakan bekas pompa air yang dia beli dari
seseorang. Untuk total semua biaya pembuatannya, Agus sudah menghabiskan dana
hampir menyentuh Rp 2 juta.
"Awalnya
saya buat yang hanya mengiris. Tapi saya pikir tanggung, lalu saya buat juga
sekalian untuk yang memarut dan memeras ampas kelapa," kata bapak beranak
dua ini.
Sejak
kecil Agus memang sudah suka dengan dunia keterampilan, sering mengutak-atik
mesin. Karena kegemarannya inilah, Agus bersemangat ciptakan mesin yang
multifungsi, meringankan pekerjaan dapur masak.
"Saya
membuatnya kalau sudah sehabis pulang kerja dari perusahaan sawit. Mengisi
waktu kekosongan. Sekalian buat hiburan juga. Dari dahulu saya suka dengan
kegiatan keterampilan. Juga suka makan-makanan santan dan keripik
singkong," kata suami dari Rukini ini.
Tenaga
penggerak Al Rispaper itu menggunakan energi listrik atau juga invertor aki.
Tetapi ungkap Agus, alatnya juga bisa dirancang menggunakan energi tenaga
gerak, mengganti mesin dengan roda gear yang terancang pada gerakan menggenjot
kayuh sepeda.
"Kalau alatnya lagi dibawa ke desa yang tidak ada listrik
masih bisa kita pakai. Kita pakai genjot, energi gerak," ungkap warga Desa
Tajur, Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser ini.
Ia
menjelaskan, sejauh ini belum ada pikiran untuk memasarkan secara massal. Sebab
dirinya membuat alat teknologi tepat guna ini bukan untuk berniat dijual tetapi
untuk dipakai sebagai usaha meringankan pekerjaan di dapur.
Alat
yang dia buat itu, belakangan ini sering disewakan ke tetangganya untuk
kegiatan masak-memasak hajatan perkawinan atau acara selamatan. "Banyak
yang pinjam. Habis dipinjam kadang saya diberi upah. Saya tidak mematok harga.
Kasih se-ikhlasnya saja, namanya sama tetangga," kata Agus yang memiliki
kulit gelap ini.[1] (
)
[1]
Koran Tribunkaltim, “Al Rispaper
Buatan Agus Kabupaten Paser; Sering
Dipakai Buat Hajatan,” terbit pada Kamis 21 Juli 2016, pada halaman depan
bersambung ke halaman 11.
Keren tuh alatnya kalau diproduksi massal
BalasHapusUsulan yang ciamik. Semoga aja bisa ya.
Hapuswah harusnya bisa diproduksi masal, inilah problem kita, banyak yang sudah menemukan alat yang memudahkan kiat kerja tapi gak pernah bisa diproduksi masal, akhirnya jadi barang mahal yang gak laku, kan sayang
BalasHapusMemang sih, Sejauh ini masih sebatas dikonsumsi sendiri. Si inovator bilang, kalau ada yang pesan, baru bisa dibuatkan.
Hapus