RAIHAN BOCAH AJAIB BERBULU LEBAT
Mendalami Agama Ingin jadi Ustaz
Menjelang
tengah hari, Muhammad Raihan, masuk ke rumahnya yang ada di Kelurahan
Mamburungan Timur, Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan
Utara.
BOCAH
berumur 13 tahun itu, usai dari menuntut ilmu di sekolah. Raihan langsung
pulang ke rumah. “Assalamualaikum,” ujarnya kepada seluruh orang-orang yang ada
di dalam rumah, Sabtu 16 April 2016.
Sontak,
orang-orang yang di dalam rumah langsung membalas dengan sahutan, “Walaikumsalam.”
Tanpa diperintah, ketika masuk ke dalam rumah, Raihan langsung menyalami
seluruh orang yang ada di dalam rumah.
Tas gendong
yang masih menempel dipunggungnya tidak membuat dirinya malas bergerak. Dia
bersalaman ke semua orang yang ada di rumah. Satu persatu disalami, tanpa
terkeculai. “Saya habis pulang dari sekolah,” ujarnya kepada Tribun.
Raihan kecil
aktivitasnya masih berfokus pada pendidikan formal, duduk dibangku kelas 6,
Madrasah Ibtidaiyah Al Fatah Hidayatullah Kota Tarakan. Cita-citanya sederhana,
dirinya ingin menjadi pendakwah Agama Islam.
Tidak heran,
potensi yang kini sudah dia pegang adalah jago menguasai ilmu agama. Bocah
kelahiran Mamburungan memiliki bakat, mengafal beberapa ayat Al Quran dan
lancar mengeja kalimat tulisan yang ada di Al Quran. Waktu itu, dia
memperlihatkan kebolehannya itu kepada Tribun.
Di
sekolahnya, Raihan merupakan kategori anak yang dibanggakan karena mudah
bergaul dengan teman-teman sebayanya dan dianggap siswa yang berprestasi,
selalu mendapat rangking 10 besar di kelasnya.
“Saya habis sekolah di Ibtidaiyah mau ikut pondok pesantren. Mau mendalami ilmu agama, mau jadi pendakwah,” ungkapnya.
“Saya habis sekolah di Ibtidaiyah mau ikut pondok pesantren. Mau mendalami ilmu agama, mau jadi pendakwah,” ungkapnya.
Saat itu,
Musliha, ibukandung Raihan, kepada sejumlah media juga bercerita, jika tampilan
fisik anaknya jauh berbeda dengan orang umumnya. Tubuh Raihan yang menurut
bahasa medisnya bernama Hypertrichosis,
tumbuhnya rambut yang tidak normal karena kelebihan hormon.
“Sejak lahir
sudah berbulu halus. Kemudian semakin bertumbuh dewasa bulunya semakin lebat.
Yang paling lebat tumbuh di kaki, tangan. Di bagian dada malah tidak terlalu,”
ujar Musliha.
Beberapa
waktu yang lalu, Musliha sudah membawa ke dokter untuk konsultasi kondisi
anaknya. Setelah diperiksa dokter, ternyata Raihan itu hanya mengalami
kelebihan hormon dan tidak membahayakan.
Namun bagi
Musliha, kondisi anaknya yang seperti itu tidak membuat dirinya merasa putus
asa, atau ada niat ingin membuangnya. Menurut Musliha, anak itu adalah
pemberian Allah, anugerah Allah.
Amanat yang harus dijaga baik-baik. Dibina dan
dibimbing ke jalan yang benar. “Semua
apa yang diberikan oleh Allah saya syukuri,” ujar perempuan berjilbab ini.
Kehidupan
sehari-hari Raihan pun seperti anak umumnya. Bermain, belajar, mengaji, makan
tidur, dan bermasyarakat. Raihan di lingkungan sosialnya tidak pernah merasa
diasingkan atau mengasingkan diri.
Raihan
pandai bergaul dengan orang-orang, tidak heran, Raihan banyak memiliki teman.
“Anak saya cepat beradaptasi. Kecuali jika mengenal orang yang baru mungkin dia
agak malu. Canggung,” ungkapnya.[1]
( )
[1] Koran Tribunkaltim, “Raihan Bocah Ajaib Berbulu Lebat: Masuk Pesantren
dan Jadi Pendakwah,” terbit pada Sabtu 23 April 2016, di halaman 20, rubrik
Tribunkaltara.
Komentar
Posting Komentar