CERITA BEKAS PENGIKUT GAFATAR 2

Kini Di Pengungsian 
Tiada Fasilitas Guru Sekolah
 
Menjelang siang, sejumlah anak-anak bekas pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) wilayah Kabupaten Bulungan terlihat bersemangat belajar di pelataran depan mushollah Gedung Diklat, Rabu 24 Februari 2016.

MEREKA yang belajar adalah anak-anak usia antara tiga hingga enam tahun. Tanpa ada bimbingan dari guru pendidikan formal, kegiatan belajar bisa berlangsung dengan baik dan aman.

Pengajarnya para ibu-ibu para pengungsi Eks Gafatar, yang juga adalah ibu kandung anak-anak tersebut. Pengamatan Tribunkaltim, ada yang belajar membaca dan menulis, mempelajari pelajaran matematika, perhitungan sederhana serta belajar menyanyi.

“Kami kembali seperti yang dahulu lagi, waktu dipenisir, belajar sendiri. Orang tua yang mengajarkan anak-anaknya,” kata Agus, satu di antara pengungsi Eks Gafatar asal Jawa Tengah ini.

Belum lama ini, sekitar seminggu yang lalu, di tempat pengungsian Eks Gafatar Balai Diklat Jalan Agatis Tanjung Selor sudah tidak ada lagi relawan guru-guru pendidikan formal.

Padahal, saat para rombongan Eks Gafatar ini dievakuasi dari Desa Pejalin ke Balai Diklat, pemerintah daerah memberikan sarana tenaga pengajar. “Sudah seminggu ini sudah tidak ada lagi yang datang. Biasanya ada guru-guru yang mengajar disini,” ungkap Agus, yang menginginkan agar anak-anak tetap diberikan tenaga pengajar yang profesional.


Tidak hanya itu, ternyata tim medis pun kini sudah tidak tampak lagi. Padahal tenaga kesehatan sangat dibutuhkan, mengingat di tempat pengungsian itu banyak anak-anak kecil, bayi, dan tiga ibu hamil.

“Kenapa mereka (tenaga medis) sudah jarang kelihatan lagi. Kami masih disini. Belum ada kabar kepastian dari pemerintah kami difasilitasi pulang ke kampung halaman,” tutur Wahyu, yang juga bagian dari pengungsi Eks Gafatar.

Di lokasi, pantauan Tribun, yang tampak masih berjaga adalah beberapa personel dari Polres Bulungan, yang masih berada di pos jaga pintu masuk Gedung Balai Diklat Bulungan.
     
Sehari sebelumnya, Bupati Bulungan, Sudjati mengungkapkan, persoalan kepulangan pengungsi Gafatar sudah dikoordinasikan dengan pemerintah provinsi namun belum ada jawaban yang pasti.

Apabila nanti masih mengambang, belum ada kabar yang konkrit dan berlarut-larut, tentu saja Pemkab Bulungan akan menindaklanjuti dan mengambil langkah memulangkan menggunakan transportasi udara.

"Kalau memang Pemprov nggak bisa, ya kitalah. Apa boleh buat," kata Sudjati yang kala itu mengenakan kemeja putih organisasi Komite Olah-raga Nasional Indonesia wilayah Kaltara.[1] ( )


[1] Koran Tribunkaltim, “Menengok Aktivitas Pengungsi Eks Gafatar: Tak Ada Guru, Tenaga Medis Pun Tak Tampak Lagi,” terbit pada Kamis 25 Februari 2016, pada halaman 17 bersambung ke halaman 23, di rubrik Tribunkaltara.

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN