MEJA PANJANG DESA BINAI KALIMANTAN UTARA

Saling Bersalaman Saling Sapa


Mengawali tahun baru 2016, Desa Binai Kecamatan Tanjung Palas Timur Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara menggelar sermonial budaya Meja Panjang untuk menjalin keakraban masyarakat desa.

KALA itu, turut hadir Penjabat Bupati Bulungan Syaiful Herman bersama AKBP Kaporles Bulungan Ahmad Sulaiman, menikmati suasana kekeluargaan, ikut duduk lesehan bersama masyarakat Binai di rumah adat desa, Rabu 6 Januari 2016.

Pelaksanaan Meja Panjang dilangsungkan setahun sekali. Biasanya dalam menyambut tahun baru, namun kali ini digelar usai malam tahun baru. Kepala Adat Desa Binai, Apui Ngau, menuturkan, tujuan dilangsungkannya Meja Panjang untuk menciptakan suasana kebersamaan dalam menyambut tahun baru.

“Kita semua yang ada di Desa Binai saling bersalaman. Saling memaafkan. Yang tahun lalu ada kesalahan di antara satu sama lain, kita berkumpul bersama di Meja Panjang untuk saling bertemu,” ujarnya kepada Tribun.

Pesan dari kegiatan Meja Panjang, agar semua warga desa selau mengikat tali persaudaraan. Setiap kehidupan, dia menyadari, selalu saja ada persoalan dan konflik horizontal. 


Akan tetapi, tambah Apui, permasalahan tidak boleh dibiarkan berlarut-larut seperti benang kusut, mesti dituntaskan dengan cara kekeluargaan melalui media Meja Panjang.

“Di Meja Panjang siapa saja boleh hadir. Orang dari luar desa juga diperbolehkan ikut bergabung. Mari bersama-sama menikmati makan dan minum bersama,” ujar pria kelahiran Pujungan, Malinau ini.

Pelaksanan seremonial Meja Panjang tidak melulu soal kuliner namun juga ada suguhan musik karoke dangdut dan pentas seni tari musik etnik setempat. Semua masyarakat yang hadir di acara itu terlihat bergembira menikmati lantutan musik dan seni tari.

Rumah adat itu dihiasi meja-meja berbentuk panjang. Di atas meja tersedia banyak makanan dan minuman. Kata Apui, semua makanan yang dihidangkan merupakan hasil bumi warga desa, seperti di antaranya ada buah rambutan, duku, singkong, ubi, dan jagung.

Buah rambutan merah, pisang, dan jambu menjadi hiasan indah interior rumah adat. Buah-buah ini dijadikan simbol kemakmuran desa dan bisa diambil untuk dikonsumsi. “Buah rambutan digantung di atas supaya kami semua yang ada disini bisa mencapai peningkatan kualitas hidup,” ujar Apui.

Saat berkesempatan, Penjabat Bupati Bulungan, Syaiful Herman mengatakan, kebersamaan dalam damai, tali persaudaraan dan persatuan merupakan modal penting bagi kemajuan desa.

Bila tanpa kedamaian, mustahil desa akan mengalami kemajuan pesat. “Desa kita sedang membangun. Butuh keterlibatan semua pihak. Anggaran desa dari kabupaten dan pusat diturunkan untuk pembangunan desa,” ungkapnya.[1] 


[1] Koran Tribunkaltim, “Meja Panjang Membentang di Desa Binai: Saling Bersalaman, Saling Memaafkan,” terbit pada Kamis 7 Januari 2016, pada halaman 24, rubrik Tribunetam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN