DESA JELARAI SELOR KILOMETER 16 KALIMANTAN UTARA
Melacak
Goa Hutan Jelarai
Sebelum
mandi berendam di sungai kilometer 16, Desa Jelarai Selor, Kecamatan Tanjung Selor,
Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, saya bersama teman-teman mencoba
masuk ke ranah hutan sungai kilometer 16. Menyusuri hutan dengan berjalan kaki,
mencari jejak tanpa jalan setapak.
MEREKA itu yang ikut ke hutan adalah saya, Putra, Arpan, Maman, Anton, dan
Amir. Kami berangkat ke tempat ini dari perkotaan Tanjung Selor ke lokasi melalui
jalur darat, menggunakan sepeda motor, melintasi jalan raya poros
Bulungan-Berau dan perkebunan sawit, pada Minggu 10 Januari 2016 siang.
Konon ada yang mengatakan, di daerah wisata sungai kilometer 16 ini
terdapat goa. Saya bersama teman-teman pergi mencari, keberadaan goa. Kami
semua blusukan masuk ke dalam hutan, banyak sekali pohon-pohon bertumbuh liar.
Arah jalan yang kami jejaki mengarah ke dataran tinggi. Tidak ada papan
petunjuk untuk mengarah ke sebuah goa. Petunjuk kami hanya seutas tali yang
diikat pada batang-batang pohon yang kami lewati, supaya tidak tersesat, saat
arah memutar balik kami bisa kembali ke tempat asal.
Ada beberapa pohon yang tumbuh di kawasan hutan ini ditempeli papan
peringatan yang mewajibkan menjaga kelestarian tanaman. Tulisan ini berpesan,
“Jangan tebangi pohon.” Keberadaan pohon ini berfungsi sebagai penahan longsor
dan menyerap air. Tanpa adanya pohon, kemungkinan tanah akan longsor jatuh ke
aliran sungai.
Selama perjalanan masuk ke area hutan, kami menemukan banyak jebakan
pohon yang berbahaya, yakni pohon salak yang belum berbuah. Jenis pohon ini
batang dan tangkai daunnya berduri.
Jika terkena akan menimbulkan luka di tubuh. Makanya, kami saat itu
saling memberi kode ketika sedang melintasi kawasan tumbuhan rimbunan pohon
salak agar masing-masng bisa terhindar dari duri-duri pohon salak.
Saat itu, mungkin saya sedang beruntung, saya berjumpa dengan binatang
mungil berkaki enam, yang juga memiliki kelebihan memanjat dan membuat jaring.
Binatang ini adalah laba-laba. Saya tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini.
Saya mengabadikan laba-laba ini dengan kamera digital yang saya bawa. Dan
jadilah kenang-kenangan, saya mendapat jepretan foto laba-laba hutan sungai
kilometer 16.
Hampir satu jam lebih kami susuri hutan demi menemukan lokasi goa. Namun
ternyata ekspedisi kami belum membuahkan hasil. Perjalanan kami masuk ke area
hutan hanya menemukan anak-anak sungai saja.
Goa yang kami cari belum ditemukan. Mungkin butuh waktu lagi untuk
berkunjung ke tempat ini, mendapatkan lokasi goa yang kata orang-orang ada di
seputaran hutan wisata sungai ini. Semoga di lain kesempatan, kami bisa lebih
beruntung menemukan goa. ( )
Komentar
Posting Komentar