GEMPA BUMI KALTARA
Di Goyang Lagi
Pada Selasa, 22
Desember 2015 pagi, Kalimantan Utara kembali digunjang gempa bumi. Pusat gempa ada di Tanah Lia,
Kabupaten Tana Tidung, berasal dari wilayah daratan yang berada dalam kedalaman
10 hingga 13 kilometer.
Seorang
pemuda, 23 tahun, Zaenal Wafa, yang tinggal di Desa Gunung Sari Kecamatan
Tanjung Selor, menuturkan, saat dirinya sedang bersantai di atas ranjang
kayunya, mahasiswa Universitas Kaltara ini merasakan goyangan gempa. “Pagi-pagi
gempanya terasa,” katanya yang tinggal di rumah berbahan kayu mahoni, kepada Tribun.
Wafa,
menjelaskan, dirinya lagi asyik main gem
di dalam kamar, sambil tiduran di atas ranjang. Tiba-tiba ranjangnya bergoyang.
“Waduh gempa lagi,” ungkapnya kala itu, yang belum sempat menyantap hidangan
sarapan pagi.
Menurutnya,
gempa yang dia rasakan tidak berlangsung lama, hanya sebentar saja, durasinya
hanya sekitar lima detik. “Gempa yang saya rasakan tidak sekali karena ada
gempa susul lagi. Goyangannya tidak lama,” ungkapnya.
Panorama daratan Tanjung Palas Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara yang masih menghijau ditumbuhi banyak rimbunan pohon pada Minggu 8 November 2015 siang. (Photo by Budi Susilo) |
Terpisah,
Kepala BMKG Tanjung Selor, Irman
Sonjaya, saat ditemui di ruang kerjanya Jalan Ulin. Pria berkaca-mata ini
menjelaskan, sifat gempa tersebut merupakan dangkal, tidak sangat membahayakan.
“Kemungkinan
gempa akan masih bisa terjadi. Aktivitas gempanya masih bisa terjadi. Gempa
sebenarnya tidak bisa diprediksi, tetapi kita jangan panik, dan tetap waspada,”
katanya
Berdasarkan
catatan BMKG Tanjung Selor, gempa pagi terjadi pada pukul 08.01 Wita dengan
kekuatan 4,5 Skala Richter. Kemudian dilanjutkan gempa susulan di pukul 08.18
Wita dengan daya 4,8 Skala Richter. “Pusat gempa ada di Tana Tidung. Bisa
sampai dirasakan ke Tanjung Selor,” ujarnya.
Penyebab Patahan Daratan Kalimantan
Badan
Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tanjung Selor mengkaji,
peristiwa gempa bumi yang belakangan ini terjadi di Kalimantan Utara (Kaltara)
disebabkan bukan karena gunung vulkanik.
Kepala BMKG Tanjung
Selor, Irman Sonjaya,
menjelaskan, secara geografis Kaltara tidak ada gunung vulkanik dan tidak
dilewati jalur cincin api. Karena kondisi ini, Kaltara tidak akan sering
mengalami gempa bumi.
“Daerah lain
seperti Sumatera, Sulawesi, dan Jawa yang dilewati jalur cincin api pastinya
akan bisa setiap hari merasakan gempa. Di kita yang Kaltara tidak akan sering,”
ujarnya di ruang kerjanya, pada Selasa 22 Desember 2015.
Menurutnya,
bencana gempa bumi yang terjadi di Kaltara satu di antara faktor penyebabnya
adalah, struktur tanah atau daratan kalimantan yang mengalami proses patah.
“Gempa bumi di Kalimantan karena adanya patahan pada daratan. Kaltara
daratannya dibentuk dari hasil endapan-endapan,” ujar Irman.
Yang paling
dirasakan, tuturnya, adalah daerah Kota Tarakan dan Kecamatan Bunyu. Kedua
daerah ini merupakan daratan yang terbangun dari sebuah endapan. Saat terjadi patahan
tentu saja daya gempanya akan sangat terasa. “Sampai kami amati belum ada
potensi muncul tsunami,” kata Irman.
Namun,
tambahnya, dia pun sudah mengapresiasi atas kewaspadaan warga masyarakat
Kaltara, terutama yang ada di Tarakan atas bencana gempa bumi. “Warga yang di
pesisir sudah antisipasi lebih dulu, mengungsi ke daerah tempat yang dataran
tinggi,” tutur Irman.[1] ( )
[1]
Koran Tribunkaltim, “Gempa Susulan
Dua Kali Berguncang: Pegawai Panik Berlari Turuni Tangga,” terbit pada Rabu 23
Desember 2015, di halaman depan.
be right cool this articel
BalasHapusbe goyang deh :D
BalasHapus