DESA BUMI RAHAYU | TANJUNG SELOR | KALTARA

Sri Bangga Bumi Desanya Dianggap Antinarkoba


Pagi jelang siang, Kamis 5 November 2015, kantor Desa Bumi Rahayu, Kecamatan Tanjung Selor, mendapat kunjungan Penjabat Bupati Bulungan, Dandim Tanjung Selor dan Kapolres Bulungan dalam rangka pencanangan desa bersih dari narkoba.

SAAT memberikan sambutan, Dandim 0903 Tanjung Selor, Letkol Infr Gema Repelita mengungkapkan, daerah Kaltara pernah ditetapkan sebagai kawasan peredaran narkoba paling bahaya tingkat dua.

“Peredaran narkoba di Kaltara termasuk di dalamnya Kabupaten Bulungan sudah mencapai titik nadir atau darurat. Narkoba mulai menyasar masyarakat desa yang mungkin masih kurang memahami bahayanya narkoba,” ujarnya.

Jadi gerakan pencanangan desa bersih dari narkoba penting dilakukan dengan harapan jaringan perdagangan narkoba tidak akan berani melakukan pengedaran barang haram ini. “Dicanangkannya ini setiap warga akan sadar. Masing-masing pribadi jadi kader yang siap memerangi narkoba di desanya,” kata Repelita.

Secara demografi, Desa Bumi Rahayu menampung manusia sebanyak 953 jiwa. Sebagian besar masyarakatnya ialah pengrajin batu bata dan dahulunya ini merupakan daerah transmigran di tahun 1992.

Masyarakat Desa Bumi Rahayu menghadiri kantor desa untuk mengikuti peresmian desanya sebagai desa antinarkoba, pada Kamis 5 November 2015 pagi. Tampak seorang warga Desa Bumi Rahayu sedang menandatangani di spanduk sebagai bukti untuk berkomitmen menjauhi dunia narkoba. (Photo by Budi Susilo) 

Menurut Penjabat Bupati Bulungan, Syaiful Herman, pencanangan desa anti narkoba merupakan wujud apresiasi pemerintah Kabupaten Bulungan terhadap Desa Bumi Rahayu yang selama ini memiliki riwayat bersih dari narkoba.

“Bagi para lurah dan camat hendaknya juga memperhatikan bahaya narkoba di wilayahnya, kita ikuti cara tentara dan polisi melakukan cegah dini, tangkal dini. Kita paham di tiap desa biasanya ada satu atau dua orang jadi tukang mabuk. Nah tukang mabuk ini rawan dekat dengan narkoba. Yang tadinya pemakai, malah bisa jadi pengedar,” ungkapnya.

Ketika ditemui Tribun, Kepala Desa Bumi Rahayu, Sri Widodo, menjelaskan, desanya dipilih karena selama ini desanya belum pernah terlibat dalam kasus pengguna maupun sebagai sumber narkoba.

“Yang memilih desa kami terbebas dari bahaya narkoba dari pemkab, dandim Tanjung Selor, Badan Narkotika Kabupaten dan dari Polres Bulungan,” urai Sri, yang lahir di Boyolali Jawa Tengah ini.

Sebagai pembuktian desa tersebut bersih dari ‘polusi’ narkoba, dilakukan tes urin kepada seluruh warga Desa Bumi Rahayu. Mereka yang diperiksa semua orang, tanpa membedakan jenis kelamin, profesi, agama, dan umur.

Pantauan Tribun, sebagai seremonial awal, Kepala Desa Bumi Rahayu menjadi orang yang pertama melakukan tes urin. Ujiannya dilakukan dari tim badan narkotika kabupaten dan Polres Bulungan.

“Saya bangga. Semoga ini langkah awal yang baik buat kami,” ujarnya ketika dimintai tanggapannya usai melaksankan tes urin di kantor desa.

Ditambahkan, Syaiful, program pencanangan desa anti narkoba sebaiknya tidak hanya sampai di Desa Bumi Rahayu, namun targetnya di desa-desa yang lain dilakukan juga.

“Kita melawan narkoba dari desa. Selama ini ada desa yang masih bersih dari pengaruh bahaya narkoba sebaiknya di pertahankan. Kalau bisa kita tetapkan juga desa yang lain sebagai desa antinarkoba,” ungkapnya.[1] ( )  


[1] Koran Tribunkaltim, “Melawan Narkoba dari Desa Bumi Rahayu; Seluruh Warga Desa Dites Urine” terbit pada Jumat 6 November 2015, di halaman 22, rubrik Tribunkaltara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN