SEPASANG MANULA KALTARA MENGIKAT CINTA
Cinta Mukhtar-Harni Bersemi di Panti Jompo
Pernah
kita mendengar kalimat idealisme cinta pasangan pria dan wanita yang menikah,
berjanji mengikat setia sampai nenek kakek. Sisi lainnya, di dunia nyata ada juga
sepasang sejoli, Mukhtar dan Harni, yang mengikat tali cintanya pada usia senja
hingga ajal menjemput.
MEREKA berdua menikah di usia yang melebihi setengah
abad. Mukhtar pria asal Semarang yang berumur 71 tahun dan Harni usianya sudah
menginjak 70 tahun, yang lahir di Kediri Jawa Timur.
Pengamatan Tribunkaltim,
prosesi akad pernikahan hanya dilangsungkan secara syariat Islam dan sederhana,
dilangsungkan di Mushollah Ar Rahman, Panti Sosial Tresna Werdha Marga Rahayu,
Jalan Kaka Tua, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) pada Jumat 31 Juli
2015 lalu.
Para tamu hadirin di seremonial sakral itu adalah para
penghuni panti jompo yang jumlahnya 30 orang, dan sebagai penghulunya ialah
Muchtar Abdul Kadir, 66 tahun, imam Masjid Munawarroh Tanjung selor, dengan
maskawinnya berupa uang tunai Rp 100 ribu.
Benih cinta mereka berdua tumbuh di panti jompo itu.
Saking sering berjumpa, terutama saat waktu olah-raga pagi, keduanya terpanah
asmara hingga akhirnya sampai diwujudkan dalam ikatan pernikahan.
“Saya mau cari pahala saja. Mencari teman dekat. Cari
teman yang mau hidup bersama. Mau diajak saling bantu-membantu,” ujarnya kepada
Tribun usai seremonial akad nikah.
Saat temu sapa dengan pasangan pengantin manula (photo by Hardy Baggins) |
Selama ini, aktivitas Mukhtar lebih banyak dihabiskan di
panti jompo. Dahulu dirinya adalah pekerja buruh perkebunan di kilo sembilan
Tanjung Selor sekitar tahun 2010. Faktor usia yang telah memasuki masa senja,
membuat dirinya tidak memiliki kekuatan fisik yang prima, akhirnya meninggalkan
pekerjaan ‘kasar’ tersebut.
“Saya sering sakit-sakitan. Kena asma. Tidak bisa kerja
yang berat. Sudah tidak mampu mencari nafkah. Sering masuk rumah sakit. Pernah
uang saya habis dipakai buat operasi di rumah sakit,” tutur Mukhtar.
Di Tanjung Selor, Mukhtar hidup sebatang kara. Tidak ada
keluarga, orang tua, anak kandung, apalagi istri. Mukhtar dahulu di tanah jawa
pernah menikah tetapi kemudian bercerai karena alasan ekonomi.
Peristiwa itulah yang membuat Mukhtar galau, yang
kemudian memberanikan diri pergi merantau ke Kalimantan Utara (Kaltara), diajak
oleh teman kenalannya. Daerah rantauan pertama kalinya di Kaltara ialah Desa
Tanah Kuning sekitar tahun 2005, yang di tahun berikutnya pindah ke Tanjung
Selor berkerja di perkebunan.
Lain halnya, Harni yang saat itu berumur 40 tahun
merantau ke Kaltara, Kabupaten Malinau, menjadi pekerja pembantu rumah tangga
di sebuah perusahaan kayu. Harni pergi ke Malinau diajak temannya pasca kejadian cerai mati yang menimpa
dirinya, sekitar tahun 1985.
Harni di tanah rantau tidak ada saudara, saat
berumahtangga dengan suaminya yang dahulu belum dikaruniai anak. Sekarang
dirinya menikah lagi bukan untuk memperoleh keturunan. “Kalau sakit ada yang
merawat. Ada yang bisa diajak mengobrol. Tidak kesepian,” ujarnya.
Saat ditemui, Suhari, Kepala Panti Sosial Tresna Werdha mengungkapkan,
Mukhtar dan Harni merupakan penghuni panti jompo. Syarat penghuni panti jompo
tidak memiliki keluarga dan dinyatakan terlantar. Muhktar di rekomendasikan
dari Dinas Sosial Kabupaten Bulungan sedangkan Harni masuk atas rekomendasi
Dinas Sosial Kabupaten Malinau.
Kata Suhari, pernikahan mereka berdua atas keinginan
pribadi masing-masing. Pihak panti hanya mendukungnya saja. “Penghuni panti
selama ini kamarnya dipisah antara wanita dan pria tapi yang baru menikah
mereka ingin sekamar kami perbolehkan,” ujarnya.
Ditambahkan, Mukhtar Abdul Kadir, sebagai penghulu
menegaskan, pernikahan mereka dinyatakan sah meski tidak tercatat dalam negara
dan tidak perlu dihadiri wali sebab perempuannya berstatus janda. “Pernikahan
mereka hanya untuk mengisi masa tua. Sah secara agama. Di Islam tidak diatur
tentang batasan usia maksimal menikah,” katanya. (budisusilo)
SUMBER: http://kaltim.tribunnews.com/2015/08/05/mukhtar-dan-harni-mengikat-cinta-di-usia-senja
cinta tidak mengenal usia
BalasHapusIya, Romantik Klasik, kisah Yg asyik nan unik :D
BalasHapus