KAMPUNG TELUK SELIMAU KALIMANTAN UTARA
Bukan Lagi
Terasing Inilah Desa Budaya
Bentangan
sungai Kayan yang panjang dan airnya yang berwarna coklat melintasi sebuah
Kampung Teluk Selimau. Di tempat inilah kita bisa menemukan pemukiman penduduk
yang masyarakatnya berciri khas etnik budaya Dayak Kalimantan Utara.
UNTUK mencapai ke Kampung Teluk Selimau, dari Tanjung
Selor bisa dilalui dari jalur sungai, atau juga bisa menyusuri melalui jalan
darat. Saat itu, Tribunkaltim mencoba
menelusuri jalan darat menggunakan sepeda motor, pada Sabtu (1/8/2015) siang.
Tempatnya mudah dijangkau. Dari kantor Bupati Bulungan di
Jalan Jelarai, menuju Kampung Teluk Selimau, jarak yang ditempuh sekitar lima
kilometer. Lokasi kampung ini berada di Kelurahan Tanjung Selor Timur,
Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara
(Kaltara).
Saat memasuki perkampungan ini, masyarakatnya begitu bersahabat, mau menerima kedatangan tamu dari luar. Satu di antaranya, ketika bertemu Elop Prianus (45) warga Teluk Selimau, mengatakan, masyarakat di Teluk Selimau sudah terbuka. Karena warga yang tinggal di Teluk Selimau sudah tidak lagi hanya suku Dayak, tetapi ada dari orang-orang transmigran dari Jawa, Bugis, dan Bulungan.
Saat memasuki perkampungan ini, masyarakatnya begitu bersahabat, mau menerima kedatangan tamu dari luar. Satu di antaranya, ketika bertemu Elop Prianus (45) warga Teluk Selimau, mengatakan, masyarakat di Teluk Selimau sudah terbuka. Karena warga yang tinggal di Teluk Selimau sudah tidak lagi hanya suku Dayak, tetapi ada dari orang-orang transmigran dari Jawa, Bugis, dan Bulungan.
Akan tetapi, arus budaya yang ragam telah masuk ke Teluk
Selimau, budaya dayaknya masih terpelihara, dilestarikan sampai pada generasi
mudanya agar ciri khas warga kampung Teluk Selimau tetap mengakar.
Kampung Teluk Selimau Kelurahan Tanjung Selor Timur Kecamatan Tanjung Selor Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara, pada Sabtu 1 Agustus 2015. (photo by sigit wibowo) |
“Tempat kami ini sedang dilakukan proses pemekaran daerah
untuk menjadi desa. Kami berharap nantinya desa kami dikenal desa budaya, yang
menyuguhkan budaya dayak,” kata Elop yang kini menjabat sebagai Ketua Rukun
Warga.
Secara demografi, Kampung Teluk Selimau di Agustus tahun
2015 ini telah ada 6 Rukun Tetangga dan 2 Rukun Warga. Sementara, untuk jumlah
Kepala Keluarganya mencapai 301 dan mayoritas bekerja di perkebunan dan sawah.
Terpisah, Kilat, warga Teluk Selimau lainnya,
menjelaskan, awalnya Teluk Selimau merupakan kawasan hutan belantara, yang
bukan masuk kategori perkampungan penduduk.
Bergaya bersama wanita Dayak Teluk Selimau Kalimantan Utara (photo by maman) |
Namun beranjak pada sekitar tahun 1980-an, Teluk Selimau
mulai dihuni oleh orang-orang Dayak yang berasal dari Hulu Kayan, Hulu Bahau,
Pujungan Malinau. Kata Kilat, alasan memilih Teluk Selimau karena lahannya
dianggap subur makmur. “Dekat dengan aliran sungai Kayan,” ujar anggota DPRD
Kabupaten Bulungan ini.
Dahulu pernah ada musim
kemarau panjang. Orang-orang yang di hulu pindah ke Teluk Selimau. Meski ada
zaman kemarau, Teluk Selimau masih tersedia banyak air, mereka yang bertani
tidak kesulitan mencari pengairan sawah. “Sampai sekarang masih bersawah. Pengairannya
memakai sistem pasang surut,” tuturnya. ( )
SUMBER: http://kaltim.tribunnews.com/epaper/index.php?hal=20
Jos Gandos,Maju Terus Pantang mundur
BalasHapusPokoknya, Maju Lancar, biar mirip bus malem ajah Hehehehe...
BalasHapus