DESA LONG BANG | PESO HILIR | BULUNGAN
Perahu
Terjerat Batu Sungai Kayan Long Bang
Siang itu, pelabuhan VIP Tanjung Selor
ramai, Jumat 17 Juli 2015. Beberapa anggota Tagana dari Dinas Sosial Kabupaten
Bulungan terlihat sibuk menurunkan barang-barang logistik dari mobil ke sebuah
perahu speedboat Pemkab Bulungan.
Padahal itu bertepatan dengan momen
lebaran Idul Fitri, tetapi mereka semua seolah tidak mengenal hari libur besar,
mereka tetap mengutamakan pelayanan masyarakat Kabupaten Bulungan Provinsi
Kalimantan Utara.
Kegiatan para personel Tagana di hari
raya lebaran bertujuan menjalankan misi kemanusiaan, memberi bantuan kepada
masyarakat yang terkena musibah kebakaran pemukiman rumah penduduk.
Kejadian bencana tersebut ada di Desa
Long Peso, Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, terjadi pada Jumat subuh, tepat
sebelum digelarnya ibadah sholat Idul Fitri. Untuk bisa tiba di lokasi ke Desa
Long Peso dari Tanjung Selor, kira-kira membutuhkan waktu kurang lebih tiga jam
melalui jalur sungai.
Saat itu, rombongan bantuan bencana ke
Desa Long Peso dipimpin langsung Wakil Bupati (Wabup) Bulungan, Liet Ingai,
yang kebetulan tidak merayakan hari raya Idul Fitri dan daerah Peso adalah
sebagai kampung halamannya.
“Ah, kenapa memakai perahu yang kecil. Pakai perahu yang biasanya saja,” protes Wabup dengan asumsi pribadinya yang saat itu baru tiba di pelabuhan VIP Tanjung Selor. Namun hal itu tidak terlalu ditanggapi orang-orang, mungkin dianggap sebagai candaan beliau saja.
Ada dua perahu speedboat Pemkab yang diterjunkan. Rombongan Wabup berangkat
terlebih dahulu dengan membawa sumbangan ala kadarnya sebagai simbolis
pemberian bantuan dari pemerintah daerah. Sedangkan yang terakhir berangkatnya
ialah perahu speedboat kedua, yang memuat banyak barang sumbangan dan personel Tagana.
Saya sendiri ikut dalam rombongan perahu
Wabup, yang berangkat pada pukul 13.28 Wita. Cuaca saat itu cerah, awan tidak
mendung. Aliran sungai pun dalam kondisi normal, tidak bergelombang atau pun
sedang air pasang.
Laju perahu terbilang lancar, mampu
berjalan cepat menerobos arus Sungai Kayan yang berlawanan arah. Angin
belantara alam Kabupaten Bulungan yang tropis pun menjadi teman perjalanan
menuju Kecamatan Peso.
Tidak terasa, sekitar pukul 15.00 Wita
medan perjalanan memasuki kawasan Desa Long Bang Kecamatan Peso Hilir. Berjarak
sekitar satu kilometer melewati bibir sungai di Desa Long Bang, perahu yang
kami tumpangi mengalami celaka, laju perahu tiba-tiba berjalan kasar.
Seketika laju perahu dihentikan,
ternyata sungai sedang surut. Mesin baling-baling perahu rusak patah karena
terkena batu koral sungai. Motoris perahu tidak menyangka apabila kedalaman air
Sungai Kayan di kawasan Desa Long Bang Kecamatan Peso Hilir sedang dangkal.
Terpaksa perahu tidak bisa dilanjutkan
karena perahu Pemkab terlalu besar, sungai hanya bisa dilintasi perahu-perahu
kecil jenis ketinting. Kami memutuskan untuk menepi sejenak, arah perahu
memutar balik kembali ke arah gapura pintu masuk Desa Long Bang.
Sejam kemudian, datanglah perahu
speedboat kecil yang hanya bermuatan enam orang. Perahu ini punya warga
sekitar, yang disewa oleh Pemkab Bulungan. Hanya inilah cara yang efektif
supaya bisa tembus ke perairan Peso.
Sebab kata Wabup, perjalanan ke Desa
Long Peso tetap dilanjutkan, Wabup mesti tiba dan menyapa warga Desa Long Peso
yang terkena bencana kebakaran. Bagaimana pun juga rombongan harus tiba di Desa
Long Peso karena jaraknya tidak jauh dari Desa Long Bang. Sangat disayangkan
bila perjalanan tidak dilanjutkan.
Ketika naik perahu speedboat kecil, saya
tidak bersama Wabup, tetapi bersama Camat Peso Hilir dan dua warga nenek kakek
asal Desa Long Peso. Perahu yang berukuran mini mampu melaju dengan lincahnya,
menari-nari, berkelok-kelok mengindari beberapa tumpukan batuan koral yang ada
di tengah sungai.
Dan waktu yang dinanti, akhirnya tiba
juga di Desa Long Peso pada pukul 17.00 Wita. Memang bencana kebakaran yang
melanda warga Desa Long Peso itu terbilang parah, hampir puluhan rumah rata
dilahap si jago merah, tanpa tersisa. Harta benda ludes namun beruntung tidak
ada nyawa yang hilang akibat bencana itu.
Proses pemberian sumbangan dari Pemkab
dilakukan di Balai Pertemuan Desa. Jaraknya hampir sekitar 150 meter dari
lokasi kejadian kebakaran. Para korban berkumpul. Rombongan Pemkab bertemu sapa
dengan para korban di balai tersebut.
Wabup mewakili pemerintah daerah
menyatakan duka cita yang mendalam dan semaksimal mungkin akan berusaha
memberikan bantuan sosial untuk meringkankan beban para korban.
Singkat cerita, pertemuan dengan para
korban hanya berlangsung satu jam lebih. Saatnya rombongan dari Tanjung Selor
untuk kembali lagi. Senja sudah tiba, hari sudah mulai gelap, rombongan Wabup
pun mulai meninggalkan Desa Long Peso menuju ke Long Bang terlebih dahulu,
mengambil perahu speedboat Pemkab.
Saat tiba lagi di Desa Long Bang, jarum
jam sudah menunjukkan angka 18.30 Wita. Suasana alam Sungai Kayan sudah gelap,
langitnya hanya menyisakkan sedikit warna-warna merah jingga.
Malam telah tiba, bukan berarti tidak
melanjutkan perjalanan pulang ke Tanjung Selor. Rombongan pulang, nekat mengarungi
sungai yang gelap gulita. Bagi saya inilah pengalaman yang pertama kalinya,
merasakan sensasi perjalanan pada malam hari menggunakan perahu di jalur
sungai.
Selama perjalanan, kami dipayungi langit
yang hitam dengan bertaburan kerlap-kerlip bintang terang. Pemandangan daratan
pun tidak terlihat, suasana hutan belantaranya yang gelap gulita lebih terasa,
paduan suara jangkrik terdengar jelas.
Sesekali, saya pun melihat cahaya-cahaya
yang bersumber dari pinggiran daratan, yang menandakan bahwa kami sedang
melintasi sebuah perkampungan penduduk, yang hidup dan berkembang di pinggiran
Sungai Kayan.
Laju perahu kami tidak secepat seperti
berangkat ke Desa Long Peso. Jalannya perlahan-lahan sebab jarak pandang mata
sangat terbatas meski perahu juga dilengkapi dengan lampu senter yang besar.
Dan tepat pukul 21.00
Wita, perahu kami tiba dengan selamat, bisa menepi ke daratan pelabuhan VIP
Tanjung Selor. Inilah perjalanan yang sungguh melelahkan dan berkesan. ( )
SUMBER: http://kaltim.tribunnews.com/2015/07/20/lika-liku-perjalanan-sungai-demi-berikan-bantuan-korban-kebakaran
Komentar
Posting Komentar