BELAJAR CERDAS BERLALU LINTAS
Sintia Ikut Meski Bertongkat Papah
Ratusan
anak berseragam Sekolah Dasar yang sedang dalam proses pengenalan Sekolah
Menengah Pertama Negeri 1 Tanjung Selor memenuhi pendopo lapangan Agatis
Tanjung Selor, pada Jumat 24 Juli 2015 lalu.
MEREKA semua yang berjumlah 240 anak itu
dikumpulkan di pendopo dalam rangka pemberian pendidikan dalam berlalu-lintas.
Sebagai pemateri didatangkan dari Kepolisian Resort (Polres) Kabupaten
Bulungan.
Acara tersebut digelar secara sederhana,
berkonsep duduk lesehan. Kegiatannya memperoleh animo dari sebagian besar anak-anak.
Mereka yang belum cukup umur untuk mengendarai kendaraan bermotor, rupanya
serius mengikuti pembelajaran tersebut.
Satu di antaranya, Sintia Margareta,
yang lahir di Tanjung Selor. Gadis bertubuh bongsor ini, bersemangat mengikuti
Sekolah Berlalu-lintas yang diselenggarakan oleh sekolahnya meski kakinya kanannya
kini dipapah dengan tongkat karena patah akibat terjatuh dari tangga.
“Sengaja ikut. Saya mau tahu saja apa
yang diajarkan oleh Pak polisi. Saya belum tahu banyak tentang rambu-rambu
lalu-lintas apalagi sampai cara yang aman untuk mengendarai kendaraan,” ungkap
Sintia, yang masih berumur 12 tahun ini.
Pemateri diisi oleh Bripka Priyo Saputro
Nugroho. Pria berambut cepak ini mengajarkan bagaimana caranya menggunakan
sepeda motor yang baik dan benar, serta menegaskan kepada anak-anak untuk tidak
menggunakan kendaraan bermotor karena dinilai belum cukup umur.
“Kalian semua kalau mau pergi ke luar
rumah tidak boleh pakai motor atau mobil kecuali jika kalian diantar. Kalau
tidak ada orang dewasa tidak boleh memaksa mengendarai sendiri. Lebih baik
jalan kaki atau naik sepeda genjot,” tegas Priyo saat memberikan penjelasan ke
anak-anak.
Usai itu, Priyo menjelaskan, kegiatan
Belajar Berlalu-lintas tujuannya mengenalkan kepada anak-anak untuk disiplin
dalam berlalu-lintas. Supaya angka kecelakaan lalu-lintas bisa ditekan ke titik
rendah. “Kecelakaan yang terjadi akibat kelalaian pengendara,” katanya.
Anak-anak yang baru saja bersekolah di
menengah pertama belum dikategorikan cukup umur sebagai pengendara kendaraan
bermotor. Tetapi tambahnya, tidak ada salahnya diberikan pengetahuan sejak
dini.
Dia berharap, anak-anak
ketika sudah memasuki masa matang berkendara sudah tidak lagi buta akan
simbol-simbol lalu-lintas dan memiliki bekal yang matang dan menjadi cerdas
dalam berkendara. “Kalau selamat dalam mengemudi yang untung bukan polisinya
tetapi pengendaranya,” ujar Priyo. ( )
Komentar
Posting Komentar