IKAN EMPAT BELAS RIBU
Ikan
Empat Belas Ribu
DIBUAT kaget, waktu membeli ikan goreng
sejenis mujair di sebuah warung dadakan edisi ramadhan yang ada di daerah Jalan
Skip, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, pada Kamis
25 Juni 2015 sore.
Membeli lauk ikan itu untuk bekal sahur esok
pagi. Dan peristiwa itulah yang menjadi sejarah pertama kalinya bagi saya berbelanja kuliner di warung yang
letaknya di pinggir jalan raya Skip tersebut. “Berapa harga ikan ini,” tanya saya ke pedagang.
Dia pun menjawab, harga ikan per ekornya
Rp 14 ribu, tetapi bila membayarnya memakai uang pas, hanya dikenakan harga Rp
12 ribu. “Ada uang sepuluh ribuan tidak? Kalau ada, bayar Rp 12 ribu saja,”
ungkap pedagang yang berumur kisaran 40 tahun ini.
Kebetulan uang di saku celana saya tidak
menyimpan rupiah sepuluh ribu. Uang yang saya miliki berwarna biru semua, alias
lima puluh ribu rupiah, dan beberapa uang receh dua ribu yang ditotal berjumlah
empat ribu.
Terpaksa, dengan rasa sombongnya, saya mengeluarkan
jurus aksi gengsi yang bernada sensasi tinggi. “Aduh tidak ada uang sepuluh
ribu. Uangnya biru semua. Maklum saya ini Orang Kaya Baru disini.”
Ikan empat belas ribu rupiah ala Tanjung Selor Kalimantan Utara |
Padahal ukuran ikan gorengnya tidak
besar, rasanya pun hanya gurih di bagian kulitnya saja dan ukuran ikannya pun
hanya sebesar lengan anak-anak remaja. Di pulau Jawa sana, harga ikan tersebut
paling hanya berbandrol Rp 5 ribu.
Tetapi kenapa di Tanjung Selor Kalimantan
Utara yang geografisnya banyak dilengkapi anak-anak sungai dan perairan laut,
harga ikan itu bisa membangkak seperti itu.
Ada apa ya? Mungkinkah mahalnya ikan itu
karena pengaruh garamnya dan cara pencarian ikannya. Untuk soal sumber garam, daratan
di Kalimantan Utara banyak berdekatan dengan perairan laut.
Sedangkan dalam pencarian ikannya yang menggunakan
bahan bakar bensin, rasanya kurang masuk akal juga, karena bumi Kalimantan
Utara mengandung sumber kekayaan minyak bumi.
Aneh juga ya. Pikirlah sendiri, kenapa
ikan di Tanjung Selor bisa empat belas ribu begitu, seperti halnya pertanyaan kita
saat menyaksikan film manusia setengah robot yang berjudul The Six Milion Dollar Man, kenapa bisa begitu ya :D
Bgitu noh :D
BalasHapusSudah barang tentu begituh :D
BalasHapus