HAWA NAFSU TERTAWAN
Hawa Nafsu Tertawan
AZAN sholat jumat Masjid Habib Ahmad Al Kaf telah
berkumandang, terdengar sampai ke seluruh penjuru Perkampungan Arab Tanjung
Selor, Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara, Jumat 17 April 2015.
Kemudian dilanjutkan pesan kutbah jumat yang disampaikan
oleh Ustad Aslan Mahdani, yang saat itu mengenakan busana jubah putih bersih.
Dikutbahnya, Ustad Aslan menyampaikan, orang yang kotor hatinya dan busuk akalnya
akan berwujud menjadi budak serta hawa nafsunya dijadikan raja.
Sungguh orang yang beruntung bagi mereka yang mampu
pandai menjaga hati dan akalnya tetap bersih dan menjadikan hawa nafsunya
sebagai tawanan.
Sebaliknya, celakalah bagi mereka yang hawanya dijadikan
sebagai raja. “Barang siapa yang disetir hawa nafsunya akan menjurus pada
hal-hal yang jahat,” tuturnya.
Sebab hawa nafsu itu senantiasa menggiring pada tindakan
jahat. Hawa nafsu yang tidak bisa dikendalikan akan liar membawa petaka bagi
manusia itu sendiri.
Sedangkan bagi orang-orang yang beriman, berbekal agama
yang kuat akan membentengi hawa nafsunya dari perbuatan yang tidak bermanfaat,
dan menjadikan kesucian lahir batin sebagai lembaran hidupnya.
Pernah ada cerita seorang sabahat nabi Muhammad, bernama
Abu Darda yang menceritakan pengalaman hidupnya mengenai kenikmatan menjalankan
kesucian dirinya dari perbuatan dosa.
Masjid Darul Istiqomah Desa Tanah Kuning Kecamatan Tanjung Palas Timur Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara (photo by budi susilo) |
Abu Darda mengungkapkan ini pada nabi, bahwa orang yang
mampu menjaga kesucian dirinya dalam kehidupan kelaurga dan masyarakat, dijamin
akan merasakan kebahagiaan hidup.
Disimpulkan oleh Abu Darda, memperoleh kesucian diri
caranya melalui “mengusap wajah dengan air mata tangis”. Maksudnya, selalu
tangisi atas perbuatan dosa-dosa yang telah dilakukan dan bertekad untuk tidak
mengulanginya lagi.
Kemudian selalu jaga lisan perkataan dengan zikir
mengingat pada Allah, dimana pun, baik di dalam masjid maupun di luar masjid. “Ingat,
selalu berkata baik, ungkapkan cerita-cerita kenikmatan yang diberikan oleh
Allah, pada semua manusia,” kata Ustad Aslan.
Sucikan hati dengan rasa takut pada Allah. Biasanya, hati
yang bersih akan memberikan rasa takut pada Allah. Layaknya sumber air ketika
berkondisi jernih maka air yang mengalir pun bersih. Sumber air yang keruh maka
aliran airnya pun terlihat kotor.
Begitu pun hati dan pikiran, kalau berkondisi bersih dan
suci maka tentu saja hati dan pemikirannya memunculkan sesuatu hal yang positif
dan bersih. Bila hati dan ide pemikirannya kotor maka akan mengarah pada
kemaksiatan dan jauh dari Allah.
Tujuan bertobat pada Allah agar manusia bisa tetap dalam
keadaan suci. Manusia pada fitrahnya merupakan makhluk Allah yang diciptakan
paling baik dan berkondisi suci, namun dalam perjalanan kehidupannya ada yang
sulit mempertahakan kesuciannya.
Memang, tidak mudah untuk menjadi orang yang baik-baik. Ketika
meniti perjalanan kehidup, manusia bisa melakukan apa pun. Tetapi idealnya,
kebebasan ini ada batasnya, sebab manusia ada tuntutan berupa peranggungjawaban
di dunia dan akhirat kelak.
Karena itu, hindari segala perbuatan dosa. Manusia wajib bertobat
secara tulus pada Allah. Lewat pertobatan, maka manusia akan memperolah rahmat
dan akan kembali pada fitrahnya seperti suci waktu dilahirkan ke alam dunia. ( )
Pengingat spy selalu menjaga tingkah laku , dan mengekang hawa napsu :)... Suka baca postingannya mas :)
BalasHapusAlhamdulillah, Semoga bermanfaat :D
BalasHapus