BUMI KAYAN | KALIMANTAN UTARA
TANJUNG Selor yang telah
ditetapkan sebagai ibukota provinsi, seakan menjadi magnet, terutama bagi
mereka pemilik modal untuk menginvestasikan usaha ekonominya.
Satu diantaranya, seorang
pengusaha yang telah malang-melintang di dunia bisnis Kalimantan, Juanda
Lesmana, yang akan mendirikan sebuah hotel berbintang lima di pinggiran Sungai
Kayan, dibilangan Jalan Sabanar, Tanjung Selor.
Hotelnya telah diberinama Bumi
Kayan. Kehadirannya disambut gembira oleh kedua pemimpin daerah. Ini
dibuktikan, saat pagelaran peletakan batu pembangunan hotel, dihadiri Bupati
Bulungan Budiman Arifin dan Penjabat Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara).
Untuk sekelas daerah Tanjung
Selor, kali ini hotelnya merupakan yang terbesar, terlengkap dan termegah di
seluruh Kaltara. Entah di tahun-tahun mendatang, kemungkinan akan ada hotel
lain yang bisa menyainginya.
Padahal kalau seperti di Kota
Manado, Kota Makassar atau juga di Kota Jakarta, gaya dan konsep yang
ditawarkan oleh Hotel Bumi Kayan itu, adalah sesuatu hal yang sudah jamak,
bukan lagi yang paling terspesial.
Maklum, Tanjung Selor ibaratnya
masih balita, daerah yang masih pantas dikategorikan menuju perkembangan.
Sejarahnya, saat masih berada di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Tanjung
Selor merupakan ibukota dari Kabupaten Bulungan.
Memasuki sekitar tahun 2013,
iklim berubah, terjadi pemekaran daerah Kaltim, muncul provinsi baru bernama
Kaltara, dan Tanjung Selor kemudian dipilih sebagai ibukotanya.
Nah, sekarang boleh berbangga, bebas
untuk beruforia atas kelahiran provinsi Kaltara. Dan Tanjung Selor akan lahir
sebuah hotel berbintang lima. Semoga saja, ini akan berbanding lurus dengan
tumbuhnya pedagang kaki lima, yang berbasiskan pada penguatan ekonomi menengah
mikro.
Setibanya, Pj Gubernur Kaltara Menyalami
Bupati Sampai Dua Kali
Siang hari yang bolong, panas
terik matahari tepat di atas kepala, cuaca pada Sabtu 18 April 2015 begitu
cerah. Atmosfir ini seakan menjadi saksi bisu peristiwa peletakan batu pertama
Hotel Bumi Kayan yang dihadiri pentolan pimpinan kepala daerah.
Dua pimpinan itu adalah dari
Pemerintah Kabuapten Bulungan dan Pemerintah Provinsi Kalimatan Utara
(Kaltara)
Pantauan Tribunkaltim.co, yang datang lebih awal ialah Bupati Bulungan
Budiman Arifin di pukul 13.30 Wita. Saat tiba diparkiran, Budiman langsung
memasuki ke arah tenda tamu, tempat acara dilangsungkan.
Tidak lama kemudian, sekitar
pukul 13.55 Wita Penjabat Gubernur Kaltara Iranto Lambrie datang bersama
istrinya. Irianto mengenakan baju batik putih motif coklat dan bercelana
panjang coklat.
Saat Irianto berada dalam satu
ruangan dengan Budiman Arifin, keduanya berjabat tangan. Tetapi tidak hanya
Budiman saja yang disalami oleh Irianto. Semua tamu yang berdekatan dengannya
pun disalami, sampai meja tamu yang di belakangnya pun disapa olehnya.
Selang beberapa menit, usai
semua tamu yang berada di meja belakang disalami Irianto, kembali lagi Irianto
mengarah lagi ke meja Budiman Arifin. Dan tampak terjadi lagi pengulangan
berjabat tangan kedua pemimpin itu.
Dari kejauhan terlihat,
keduanya tidak terlihat saling berbincang, hanya saling lempar senyum saja.
Berjabat tangan, saling senyum, lalu keduanya duduk manis di bangkunya yang
telah disedikan.
Di tengah-tengah kedua pemimpin
itu, duduk seorang pria bernama Marthen Sablon yang kini menjabat sebagai Ketua
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kaltara. [1]
Bupati Katakan Tanjung Selor Sudah Seperti
Gula
Mengenakan kemeja batik bultiya
lengan panjang Bupati Bulungan Budiman Arifin menyempatkan diri melakukan
kegiatan seremonial peletakan batu pertama pembangunan Hotel Bumi Kayan.
Pelaksanaan itu terjadi sekitar
pukul 15.00 Wita, di Jalan Sabanar Lama Kelurahan Tanjung Selor Hilir Kecamatan
Tanjung Selor Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara, Sabtu (18/4/2015).
Dia tidak sendiri. Ternyata
Penjabat Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie pun turut serta mensukseskan
pelatakan batu tersebut.
Saat usai melakukan seremonial
itu, Bupati kepada sejumlah wartawan menuturkan, akan berdirinya Hotel Bumi
Kayan pertanda inilah sebuah keberkahan yang diperoleh Tanjung Selor.
“Sekarang sudah jadi ibukota
provinsi. Sudah jadi ibukota berarti seperti gula. Banyak orang yang datang
kesini mencari gula yang manis,” ujarnya.
Menurutnya, kehadiran hotel
berintang lima di Tanjung Selor menandakan telah ada para investor yang mau
menamakan modalnya. Daerah Tanjung Selor dianggap memiliki potensi yang
prospektif mengingat memiliki modal iklim yang kondusif.
Selama ini, tambahnya, hotel
yang sudah ada lebih dahulu di Tanjung Selor dirasa masih kewalahan. Hadirnya
ketambahan hotel bintang lima akan memberi banyak layanan bagi konsumen
pengguna jasa perhotelan.
“Nanti orang-orang yang mau
datang kesini, pengusaha-pengusaha yang mau berbisnis disini tidak lagi susah
cari hotel,” ujar Budiman.
Posisi pemerintah daerah tentu
saja sangat mendukung atas semua kegiatan investasi yang dilakukan oleh pihak
swasta. Satu diantaranya memberikan kemudahan ijin berusaha melalui satu pintu
birokrasi bernama Badan Penanaman Modal.
“Sudah tidak perlu lagi lewat
izin saya. Bisa langsung ke badan yang menanganinya. Tiga hari kalau sudah
lengkap berkasnya akan langsung dapat izin,” kata Budiman.[2]
Komentar
Posting Komentar