DESA TANJUNG BUKA SP8 | TANJUNG PALAS TENGAH | KALIMANTAN UTARA

Surganya Masyarakat Transmigran Jawa Sumatera

MENYEBERANGI Sungai Kayan, bermodalkan alat transportasi perahu speedboat Pemkab Bulungan, saya bisa berkesempatan menginjak daratan wilayah Satuan Pemukiman Delapan (SP8), pada Rabu 4 Maret 2015.

Wilayah SP 8, masuk dalam kawasan Desa Tanjung Buka, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. Dikenal sebagai daerah transmigrasi bagi orang-orang dari pulau Jawa dan Sumatera.

Selain saya, yang ikut ke lokasi ini ada dari media cetak lainnya. Norjannah dari Koran Kaltara dan Susmita Eka Putri dari Bulungan Post. Waktu itu ada dua perahu speedboat yang tersedia karena untuk mencapai daerah ini mesti melewati jalur air, Sungai Kayan. 

Kami bertiga tidak satu perahu dengan pejabat-pejabat teras seperti Bupati Bulungan berserta istrinya dan kepala-kepala dinas lainnya. Kami bertiga memilih perahu yang satu, yang jumlah penumpangnya lebih sedikit. Waktu itu, saya duduk berdekatan dengan Fadli, Wakil Camat Tanjung Palas Tengah.

Pintu masuk menuju Satuan Pemukiman 8 Desa Tanjung Buka Kecamatan Tanjung Palas Tengah Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara pada Rabu 4 Maret 2015. Kawasan ini dikenal sebagai lahan kaum transmigran dari Pulau Jawa dan Sumatera. (photo by budi susilo)

Rombongan berangkat dari pelabuhan VIP Tanjung Selor pada pukul 10.15 Wita. Selama perjalanan, alhamdulillah lancar dan aman. Di dalam perahu, saya berincang-bincang banyak dengan Fadli, seputaran daerah Desa Tanjung Buka, Kecamatan Tanjung Palas Barat.
 
Perjalanan ternyata tidak ditempuh berjam-jam, hanya memakan waktu sektiar 30 menit kurang. Terbukti di pukul 10.44 Wita, kami tiba di lokasi tujuan. Perahu speedboat yang ditumpangi Bupati Bulungan lebih dahulu tiba.

Memasuki perkampungan ini tidak seperti di Tanjung Selor yang tersedia dermaga. Di tempat ini masih berkondisi serba darurat, penghubung dari perahu ke daratan memakai sebuah papan jalan setapak, jika kita tidak berhati-hati, bisa terpeleset jatuh ke Sungai Kayan.

Sekeliling alam perkampungan ini masih semak belukar. Kedua bola mata kita masih bisa sering melihat tumbuh-tumbuhan dan rumput-rumputan yang hidup liar tak beraturan. 

Anak-anak di tempat ini kreatif, pecinta seni. Begitu rombongan tiba di lokasi, kami diperlihatkan aksi seni bela diri semacam pancak silat yang diringi lantuntan musik etnik layaknya musik khas reog.

Lahan sawah yang ada di Satuan Pemukiman 8 Desa Tanjung Buka Kecamatan Tanjung Palas Tengah Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara pada Rabu 4 Maret 2015. Sistem pengairan di persawah ini menggunakan pasang surut air Sungai Kayan. (photo by budi susilo)

Tanpa berlama-lama, warga setempat langsung mengarahkan Bupati Bulungan Budiman Arifin menuju ke lokasi sawah padi yang akan dipanen, yang lokasinya tidak jauh dari pintu gerbang masuk perkampungan, hanya berjarak sekitar 80 meter. 

Kontan, langkah Bupati itu diikuti oleh yang lainnya. Seperti di antaranya turut hadir Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bulungan, Faisal Fikri dan Dandim Tanjung Selor, Oni Aprianur.

Di luar acara seremonial para pejabat itu, saya pun mencoba memisahkan diri, menyempatkan waktu untuk bertemu dengan seorang warga yang telah sukses bercocok tanam di SP8 Desa Tanjung Buka.    

Saat itu, saya berjumpa dengan satu di antara warga perkampungan SP 8, Desa Tanjung Buka, Murdiono (45), yang menekuni sebagai petani padi. Lelaki asal Lampung ini merasa senang, karena bulan ini dia bisa panen. 

Dia pada akhir Februari 2015 ini telah meraih panen yang memuaskan. “Saya bulan ini bisa panen 3,8 ton padi,” ungkap bapak lima anak ini.

Bermodalkan lahan sawah satu hektar gratis, pria berkulit coklat ini merasa cocok tinggal di SP 8 sebagai petani penggarap sawah padi, yang sejak tahun 2012 dia singgahi bersama istri dan anaknya.

Uang hasil panennya digunakan untuk keperluan istri dan anaknya, serta padi hasil panennya dimanfaatkan untuk kegiatan perdagangan, yang akan dia jual ke pasar Kabupaten Bulungan. 

Kata Fadli, Wakil Camat Tanjung Palas Tengah, lokasi SP 8 merupakan kawasan masyarakat transmigran dari Pulau Jawa dan Sumatera, tempatnya sangat berdekatan dengan muara lautan Tarakan. 

“Waktu banjir itu, air laut tidak sedang dalam keadaan pasang. Makanya air sungai langsung ke arah laut, tidak sampai merambah ke kampung SP 8,” ungkap mantan Wakil Camat Tanah Kuning ini. 

Hasil bumi warga transmigran Satuan Pemukiman 8 Desa Tanjung Buka Kecamatan Tanjung Palas Tengah Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara pada Rabu 4 Maret 2015. Hasil bumi mereka sebagian untuk dikonsumsi sendiri dan sebagiannya lagi untuk dijadikan barang dagangan. Hasil bumi mereka di antaranya ada beras, sayur-sayuran dan buah-buahan. (photo by budi susilo)

Nah, ciri khas yang dimiliki daerah ini, kalau kata Sabar (39), Ketua Gabungan Kelompok Tani SP8, pengairan sawah di SP8 tidak mengandalkan aliran sungai dari jalur irigasi, tetapi lebih kepada pasang surut air. 

“Kalau air laut sedang pasang, maka air Sungai Kayan akan meluap masuk ke parit-parit kampung kami. Dari sini sawah kami peroleh pengairan,” ungkap pria yang memiliki gaya tatanan rambut belah pinggir ini.

Daerah SP8 terbilang surganya bagi para transmigran. Meski masih kesulitan mencari sumber air tawar bersih dan jernih, yang masih mengandalkan sistem air tadah hujan, tanah di bumi ini subur makmur. 

“Bisa tanam sayur-mayur dan buah-buahan, untuk dikonsumsi sendiri dan dijual ke pasar. Alhamdulillah, hasilnya bagus, bisa buat menambah pendapatan kami,” ungkap Noviana (35), istri seorang transmigran asal Pekalongan. 

Singkat cerita, rombongan pun membubarkan diri, pulang kembali ke Tanjung Selor. Tepat pada pukul 12.47 Wita, perahu speedboat berangkat, berjalan dari SP8 Desa Tanjung Buka mengarah ke pelabuhan VIP Tanjung Selor. ( )


Komentar

  1. maju terus masyarakat desa..
    monggoh mampir https://aksarasenandika.wordpress.com/2014/11/20/kiri-atau-kanan-dua/

    BalasHapus
  2. Amin ya Robal Alamin. Thank info ya sob, kulo mampir njeh :D

    BalasHapus
  3. Terima kasih infonya....jd punya gambaran jauh ttg kondisi bulungan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN