DESA RUHUI RAHAYU | TANJUNG PALAS UTARA | KALIMANTAN UTARA
HUJAN rintik mengawali pagi Kecamatan Tanjung Selor pada
Sabtu 21 Maret 2015. Tanah bumi Tanjung Selor basah, suasananya tentram hening,
hembusan anginnya tak dingin layaknya dataran tinggi Tomohon Sulawesi
Utara.
Kala pukul 8.20 Wita, berangkat meninggalkan Kecamatan
Tanjung Selor menggunakan kendaraan roda empat, menumpang kendaraan rombongan
Bupati Bulungan. Alamat yang dituju ialah Desa Ruhui Rahayu, Kecamatan Tanjung
Palas Utara, Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara.
Sebelum tiba
dilokasi ini, melintasi Kecamatan Tanjung Palas, melalui Jalan Trans
Kalimantan. Saat hujan, jalanan Trans Kalimanta basah, berlumpur tanah liat.
Jalannya berkelok dan bertekstur tanjakan dan menurun serta ada titik-titik
jalan rawan longsor. Pagi hari tidak terlalu banyak truk-truk berlalu-lalang di
Jalan Trans Kalimantan.
Jarum jam sudah menunjukkan 8.57 Wita. Masih pagi, hujan
rintik sudah reda. Momen ini sedang berada di daerah Sei Urang, yang
menonjolkan jalan yang banyak lubang dan berkubang tanah liat. Terlihat
kebun-kebun sawit, dan pepohonan liar lainnya.
Perjalanan terus berlanjut, di pukul 9.30 Wita melewati
sebuah jembatan Jurang Rebo. Untung jalanan tidak macet seperti layaknya di
perkotaan metropolis, perjalanan tidak membosankan, namun laju kendaraan mesti
lamban, sebab medan jalannya rusak, berkubang dan licin.
Usai melewati kawasan Jurang Rebo, tibalah di sebuah Desa Pimping di pukul 9.40 Wita. Simbol desa ini ditandai dengan sebuah gapura batangan kayu yang memancarkan ukiran-ukiran seni khas Dayak. Desa Pimping ini memang dikenal daerahnya suku Dayak.
Memasuki Desa Pimping jalannya lumayan mulus. Laju roda
kendaraan tidak banyak gunjangan. Rumah-rumah warga setempat banyak yang
terbuat dari kayu dengan model khas Dayak, rumah panggung. Desa ini terlihat
bangunan gereja besar, sangat kokoh.
Tidak jauh dari pintu masuk Desa Pimping, melewati sebuah
jembatan Sei Sekapai di pukul 9.57 Wita. Di kawasan ini tidak banyak rumah
warga, bukan sebuah perkampungan, tetapi wilayah perkebunan dan hutan
semak-belukar.
Jalan terus melaju, tibalah di Desa Panca Agung sekitar
pukul 10.00 Wita. Kalau sudah memasuki daerah ini, bisa melihat hamparan sawah
padi. Maklum saja, tempat ini sebagai surganya bagi kaum transmigran asal Jawa.
Kalau sudah tiba di tempat ini serasa pulang kampung di
tanah Jawa. Pemandangan alamnya asri nan alami. Dan kemudian di pukul 10.07
Wita, tidak jauh dari pintu masuk desa ini terdapat sebuah kantor Camat Tanjung
Palas Utara.
Beristirahat sejenak, sambil menyaksikan pelatihan
Managemen Koperasi Se-Kabupaten Bulungan di kantor camat, yang diikuti hampir
puluhan peserta yang diambil dari daerah Kecamatan Tanjung Palas Utara,
Kecamatan Tanjung Palas Timur, dan Kecamatan Sekatak.
Koperasi memang penting, sebab lembaga ekonomi ini pun diatur dalam konstitusi Republik Indonesia. Koperasi itu tumbuh dan berkembang dari masyarakat tingkat desa.
Koperasi memang penting, sebab lembaga ekonomi ini pun diatur dalam konstitusi Republik Indonesia. Koperasi itu tumbuh dan berkembang dari masyarakat tingkat desa.
Koperasi sangat identik dengan ciri khas karakater warga
masyarakat setempat. Walau krisis makro ekonomi melanda, koperasi tetap
bertahan. Di zaman pergerakan kemerdekaan Indonesia, lembaga koperasi dijadikan
sebagai pondasi ekonomi kerakyatan.
Saat itu, kegiatan pelatihan koperasi tersebut dibuka
secara resmi oleh Bupati Bulungan Budiman Arifin yang ditemani juga Ketua Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bulungan Syarwani serta Ketua Dewan Koperasi
Indonesia Kabupaten Bulungan bernama Firman Arifay.
Singkat cerita, jarum jam sudah menunjukkan jam sebelas
lewat. Acara di kantor Camat Tanjung Palas Utara sudah usai, waktunya
melanjutkan perjalanan ke Desa Ruhui Rahayu, persisnya tempat sirkuit balapan
motorcross Taruna Manggala Tanjung Palas Utara, bertajuk Kejurda Grasstrack
Seri Satu Kalimantan Utara.
Tiba di lokasi balapan pada pukul 11.20 Wita. Gelaran ini
untuk yang pertama kalinya di gelar di desa ini. Lahan arena balapan ini
berstatus kas desa. Seandainya event sukses, maka akan digelar secara rutin.
Semoga Desa Ruhui Rahayu lebih terkenal dan semakin maju. Desa ini memang
asyik, masih asri, belum banyak bangunan-bangunan beton berdiri di daerah ini.
Saat itu, peserta pebalap yang ikut terlibat ada 80
peserta berasal dari daerah Tanjung Selor, Sekatak, Bunyu, Tarakan, Tana
Tidung, dan Berau Kalimantan Timur. Pokoknya seru, apalagi didukung cuaca yang
cerah membuat acaranya lancar tanpa kendala. ( )
Komentar
Posting Komentar