CAP GO MEH TANJUNG SELOR | KALIMANTAN UTARA
Mempererat Persaudaraan
Langit
malam yang memayungi klenteng Ta Pek Kong, di pinggiran Sungai Kayan, Kecamatan
Tanjung Selor begitu cerah. Bintang-bintang di langit bertaburan tak terhitung
jumlahnya, Rabu (4/3) lalu.
Suasana itu menjadi penanda berakhirnya festival Cap Go
Meh di Tanjung Selor, Kalimantan Utara, yang telah dilangsungkan selama tiga
hari dengan menyuguhkan bazar, atraksi seni, panggung hiburan, dan undian
berhadiah barang-barang elektronik.
Dalam pidato penutupan, Doni Irawan Ketua Panitia Imlek
Tanjung Selor, mengatakan, festival imlek bagian terpenting bagi daerah Tanjung
Selor. Alasannya, event ini sebagai aset potensi wisata kaum urban. “Tahun
depan kita akan buat lagi, lebih meriah,” ujarnya.
Ia menegaskan, sukesnya festival Cap Go Meh juga menjadi
tanda bahwa masyarakat Tanjung Selor hidup dalam suasana kekeluargaan, penuh
rasa hormat-menghormati, meski berbeda namun tetap bersama.
“Festival ini mengikat tali persaudaraan kita. Semoga lebih baik ke depannya. Semoga hidup kita semua semakin sukses, sejahterah, dan bahagia,” kata pria kelahiran 13 Desember 1975 ini.
Selama festival Cap Go Meh berlangsung, ragam budaya
ditampilkan. Tidak melulu budaya tiongkok tetapi juga memadukan dengan pesona
tarian budaya Dayak, Tidung, Bulungan, Dangdut, dan musik Barat.
Ditambahkan Satya Bahari, Ketua Budaya Tionghoa Tanjung
Selor menuturkan, pelaksanaan Cap Go Meh memberikan andil tersendiri bagi
kebudayaan tionghoa. Sebab lewat penyelenggaraan event, maka ada upaya untuk
melestarikan budaya tionghoa.
“Generasi muda kita harus tahu seperti apa kebudayaan
Tionghoa yang telah menyatu lama di nusantara ini. Mari kita sama-sama
mewujudkan Kaltara maju, supaya bisa semakin terdepan,” tutur Abay, panggilan
akrab Satya Bahari ini.
Malam terakhir festival Cap Go Meh itu turut dihadiri
Ketua DPRD Kabupaten Bulungan, Wakil Bupati Bulungan, Dandim Tanjung Selor, dan
Penjabat Gubernur Kaltara.
Saat Penjabat Gubernur Kaltara, Irianto Lambire
berkesempatan maju berpidato di atas panggung hiburan, pria asal Banjarmasin
ini berpesan, sebentar lagi akan ada pemilihan kepala daerah di kawasan Kaltara
yang diperkirakan akan menelan biaya hingga Rp 200 milyar lebih.
Karena itu, tegas Irianto, manfaatkan proses demokrasi
ini sebagai pilkada yang baru pertama kali dirasakan masyarakat Kaltara. Inilah
momen titik menuju perbaikan Kaltara ke arah yang lebih baik.
Memilih pemimpin yang benar-benar amanah untuk
memperjuangkan rakyat dan memajukan daerah. “Tetap bersatu meski berbeda
pandangan dalam politik. Jaga perdamaian daerah kita,” ujarnya.
Satu di antara pelaku seni tari khas Bulungan, Ayu
Prameswari (27), dari grup Setara Tari ikut berpartisipasi dalam ajang Cap Go
Meh karena ingin turut memeriahkan malam terakhir event itu. Sebab sudah lama,
warga Tionghoa dengan Bulungan hidup berdampingan damai, mengikat tali
persaudaraan.
Komentar
Posting Komentar