TAMAN PINGGIRAN SUNGAI KAYAN | KALIMANTAN UTARA
Taman Cerminan Masyarakatnya
TAMAN di suatu daerah, akan memancarkan suasana indah.
Keberadaan taman bunga atau sejenisnya, menggambarkan sebuah daerah yang memperhatikan
betul nilai-nilai budaya dan estetika.
Tanjung Selor, sebuah kecamatan di Kabupaten Bulungan
yang rencananya akan menjadi sebuah Kotamadya pun mulai berbenah, telah melakukan
langkah, berupaya berinovasi membangun taman-taman kota.
Seperti halnya taman bunga yang ada di pinggiran Sungai
Kayan, Kalimantan Utara. Taman yang memanjang ini dilengkapi lintasan
pedestarian, diharapkan bisa menjadi aset penting bagi daerah, terutama dalam
memajukan potensi ekonomi berbasis wisata.
Seperti halnya, di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat telah
membangun taman air mancur Sri Baduga, di Kota Bandung membangun beragam jenis
taman unik, di Kota Jakarta menyulap waduk pluit jadi surga taman publik.
Upaya kesemua itu, intinya untuk mengenalkan daerahnya ke
seluruh penjuru bahwa daerahnya benar-benar komitmen terhadap tata keindahan
dan penuh keberadaban, sehingga nantinya akan banyak orang yang mau datang
mengunjungi.
Tanjung Selor sendiri daerah yang baru dimekarkan. Selama ini Tanjung Selor dikenal sebagai ibukota dari Kabupaten Bulungan yang masuk dalam lingkup Provinsi Kalimantan Timur.
Sekarang sudah berdiri otonom. Tanjung Selor akan menatap
masa depannya dengan kemandirian. Perubahan awal yang diterapkan daerah ini
yakni melakukan pembangunan taman di pinggiran Sungai Kayan.
Tetapi sayang, nasib tak beruntung datang berkunjung pada
awal Februari 2015. Sungai Kayan meluap, air pun sampai tumpah ke daratan
Tanjung Selor, menenggelamkan juga tanaman bunga yang ada di taman.
Jumlahnya ada ribuan tanaman yang rusak akibat tergenang
air banjir Sungai Kayan. Sungguh kasihan, tanaman-tanaman yang baru ditanam dan
akan tumbuh berkembang, mati sebelum berkembang dewasa.
Hal yang tidak diharapkan menerkam taman pinggiran Sungai
Kayan. Banjir melumat semua makhluk hidup flora. Tidak seperti biasanya, banjir
sampai naik ke daratan Tanjung Selor.
Padahal pinggiran sungai sudah diberi tanggul beton yang
tinggi, tetapi apa daya, bencana banjir Februari 2015 ini telah menjadi takdir,
sebagai sejarah bencana banjir yang terbesar di Kabupaten Bulungan.
Apa pun itu rintangannya, taman harus tetap ada. Taman
harus tetap menghiasi pinggiran Sungai Kayan. Sayang, kalau Tanjung Selor tidak
dihiasi taman-taman indah. Sepanjang Jalan Sudirman dan Jalan Katamso tentu
akan tampak ‘pahit’ jika tak dilengkapi taman-taman pinggiran Sungai Kayan.
Kembali membangun. Prinsip inilah usai banjir Sungai
Kayan surut. Taman yang rusak kembali ditata, tanaman yang hanyut oleh banjir
mesti diganti dengan yang baru. Jangan dibiarkan tandus, tak boleh gundul tanpa
ada tanaman yang bertumbuh.
Keberadaan taman sangat dibutuhkan, Tanjung Selor harus
lebih banyak dijamuri taman-taman kota, ketimbang harus ditumbuhi gedung-gedung
beton yang megah. Taman itu ibarat paru-paru kota, tanpa taman, kehidupan urban
Tanjung Selor terasa hambar. ( )
wahh sayang yaa terendam banjir.
BalasHapusBanyuwangi