FURNITURE ROTAN TANJUNG SELOR | KALIMANTAN UTARA
Konon
Furniture Rotannya Mampu Tangkal Penyakit
Furniture Rotannya Mampu Tangkal Penyakit
Jefry
Bombing, siang itu, Minggu (8/2), sedang menyulam sebuah kursi berbahan rotan
buatannya. Dia tampak asyik sendiri mengerjakan kursi rotannya dengan ditemani
lantunan musik lagu-lagu rohani.
Usianya yang masih muda, 26 tahun, tetapi Jefry sudah berani
mandiri menggeluti usaha industri kreatif furniture rotan di Jalan Rambutan,
Kelurahan Tanjung Selor Hilir, Kabupaten Bulungan.
“Sedang sibuk membuat pesanan pelanggan saya,” ungkapnya
saat ditemui di tempat
usahanya yang diberinama gerai Jef Bob.
Tak berselang lama, dia pun menghentikan sejenak
aktivitasnya. Dia bersua.
Katanya, pembuatan furniture rotannya
bergantung pada pesanan. Jika tidak ada pesanan, maka dirinya menganggur.
“Tapi Puji Tuhan, yang pesan selalu saja ada. Rata-rata,
tiap bulannya selalu saja ada yang pesan satu set furniture atau juga terima layanan perbaikan furniture rotan,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, satu set furniture terdiri dari kursi
rotan sebanyak empat buah ditambah dengan sebuah meja rotan dengan tatakan
berlapis kaca warna hitam. Untuk harganya, dikenakan bandrol Rp 4,5 juta, bisa
nego.
“Pembelinya kebanyakan masih di seputaran sini saja
(Tanjung Selor). Belum sampai dikirim ke luar daerah,” ujar Jefry yang lahir
pada 28 Januari 1988.
Konsumen langganannya kebanyakan datang dari hotel-hotel,
restoran, dan para konsumen rumah tangga. Ada yang bilang, konsumen suka dengan
produknya karena furniture rotan
memancarkan kesan alami.
“Buatan produk saya tahan sampai puluhan tahun. Yang
penting perawatannya bagus, pasti bisa awet sampai 10 tahun lebih,” kata Jefry.
Pria kelahiran Tanjung Selor ini tidak terbebani menekuni
profesi pekerja seni. Sebab usaha yang dilakukannya merupakan panggilan hati,
tidak ada paksaan dari orang lain.
“Memang kemauan saya sendiri. Saya belajar dari bapak
saya, mau meneruskan, mau memajukan usaha keluarga saya. Dahulu kakek saya juga
buka usaha yang sama di Tarakan, tapi kini sudah tidak lagi,” kata Jefry.
Setamat dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Tanjung
Selor, pada lima tahun lalu, Jefry langsung terjun mengelola gerai furniture Jef Bob.
Mengingat dirinya
memiliki bakat dalam seni furniture
rotan dan lulusan sekolah dari jurusan pemasaran, maka kesemua ini menjadi
modal penting untuk mengembangkan industri kreatifnya. “Tidak ada bayangan
kalau mau jadi pegawai negeri. Saya mau berwirausaha saja,” tuturnya.
Resonasi di tahun 2015 ini, Jefry ingin memantapkan
pemasarannya. Selama ini dia masih merasa kekurangan dalam metode pemasaran.
Rencananya, dia akan mengambil teknik pemasaran online lewat media sosial agar
produknya bisa dikenal meluas.
“Kadang-kadang jaringan internet disini masih susah. Tapi
mau bagaimana lagi, ya tetap akan saya lakukan di saat ada waktu senggang,”
ungkapnya.
Perlahan tapi pasti, inilah prinsip wirausaha yang
dimiliki oleh Jefry. Dia ingin keuntungan usahanya menjadi satu bagian penting
dalam pemenuhan instrumen investasinya, terutama dalam kemampuannya membeli
alat-alat mesin produksi modern.
“Selama ini saya masih menggunakan cara manual. Nanti kalau ada modal lagi, saya mau beli mesin supaya kerjanya bisa cepat dan lebih rapi,” kata anak pertama dari empat bersaudara ini. ( )
“Selama ini saya masih menggunakan cara manual. Nanti kalau ada modal lagi, saya mau beli mesin supaya kerjanya bisa cepat dan lebih rapi,” kata anak pertama dari empat bersaudara ini. ( )
Komentar
Posting Komentar