PENYATUAN IMAN TAKWA

Penyatuan Iman Takwa
 
KEIMANAN dan ketakwaan memiliki hubungan yang erat. Keduanya bagai dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Satu sama lain saling terikat, tak dapat berdiri sendiri-sendiri. 

“Jika satunya rusak, maka yang satunya juga akan rusak. Kalau sudah rusak tidak bisa terbantu. Harus ada dua-duanya,” penjelasan Ustad Ahmad Effendi, dalam kutbah Jumat pada 31 Oktober 2014.

Bahasan kutbah yang dilangsungkan di Masjid Al Ikhlas, Taman Asri, Kota Tangerang, Banten, ini menekankan arti pentingnya memelihara keimanan dan ketakwaan bagi setiap muslim.

Mengacu pada pendapat sebagian besar ulama, bahwa takwa adalah upaya memelihara. Secara defenisi umum, adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi hal-hal yang telah dilarang oleh Allah.  

Katanya, apabila takwa tak dilandasi dengan keimanan, maka tidak akan menghasilkan sesuatu kebaikan. Semua aktivitas yang dilakoni seakan sia-sia, tak bermakna dan tak memiliki nilai. 

Pasrah diri berdoa memohon kepada Allah (photo by jongfajar kelana)

Adapun manusia mampu rasakan manfaat nikmatnya dunia, ini tidak ubahnya hanyalah kenikmatan dunia semata. “Sifatnya duniawi saja. Padahal hidup yang kekal adalah akhirat,” tuturnya.

Sebagaimana disinggung dalam Al Quran surah Al Hasyr pada ayat 18 yang berisi: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”  

Menurutnya, bagi orang-orang yang beriman, keberadaan takwa memiliki fungsi multi guna. Yakni menjadikan manusia bernilai mulia, baik di dunia maupun di akhirat kelak.[1]
 
Ditegaskan kembali, kedudukan iman dan takwa bagi setiap muslim sangatlah vital. “Mari kita tingkatkan iman dan takwa kita. Mudah-mudahan kita diberi kekuatan oleh Allah di dunia, dan keselamatan di akhirat nanti,” imbuhnya. ( )


[1] Al Quran, surah Al Hujarat ayat 13: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha teliti.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN