FASE KEHIDUPAN INSANI
Fase Kehidupan Insani
PERGANTIAN tahun baru
hijriah yang baru saja bergulir belakangan ini merupakan kesempatan untuk muhasabah, melakukan perubahan-perubahan
diri, dari hal yang buruk menjadi lebih baik lagi.
Yakni giat untuk tunaikan
ibadah hanya kepada Allah SWT, dan beraktivitas yang mengandung nilai-nilai kebaikan, dan melakukan segala
sesuatu hanya karena Allah ta’ala.
“Orang-orang yang dapat
rahmat dari Allah adalah orang-orang yang tidak terputus amal perbuatannya, mau
menjalankan sunnah-sunnah nabi,” kata Ustad Mustofa Ismail.
Hal ini dia sampaikan dalam
kutbah jumat di Masjid Nuurul Falaah, yang dibilangan Jalan H Hamka nomor 20,
Kelurahan Gaga, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, Banten pada Jumat 14
November 2014. “Kita jangan sampai menyesal,” tuturnya.
Seorang muslim yang
beribadah hanya kepada Allah SWT sebenarnya bermanfaat bagi dirinya, untuk
keselamatan di dunia dan akhirat kelak.
Bila tiba pengadilan akhirat dilangsungkan, pasti mereka yang selama hidup di dunia lalai menjalankan ibadah, maka kemudian mereka itu akan timbul rasa penyesalan yang mendalam. Mendapat siksa kubur, akan ditempatkan di neraka jahanam.
Padahal katanya, jelas-jelas
isi kandungan Al Quran Nur Karim telah diturunkan di dunia sebagai petunjuk
bagi umat manusia, memberikan kabar gembira bagi umat.
Mereka yang mengetahui
petunjuk (dalam Quran) dari Allah, akan dapat cahaya di alam kubur nanti, akan
dapat selamat di akhirat nanti.
“Kita harus tahu semua isi Al
Quran apa saja, dan mau mengamalkan. Tapi yang terjadi kenapa ada yang tak
gemar baca Quran dan memuji Allah?,” tanyanya.
Ada cerita, jaman dahulu
sahabat nabi yakni Usman Bin Affan, yang juga menantu nabi Muhammad SAW pernah
bercerita, mengenai kegemaran membaca Al Quran.
Sahabat nabi ini menerangkan,
walau seandainya hati kita sudah bersih, rasanya belum kenyang kalau dalam
kesehariannya tidak membaca firman-firman Allah. “Beliau suka baca Quran, mau
mengamalkannya,” ujar Ustad Mustofa.
Menurutnya, orang-orang yang
berjihad merupakan orang yang gemar beribadah, membaca Al Quran, zikir
mengingat Allah, serta selalu hijrah mencari rahmat dari Allah. “Janganlah kita
masuk ke dalam orang-orang yang dimurkai Allah,” tuturnya.
Kemudian, setiap muslim punya
fase kehidupan, sebuah tahapan perubahan yang dituntut untuk menuju manusia
yang beriman dan bertakwa secara matang.
Pertama ketika manusia
mencapai umur 40 tahun, maka posisi diri harus menyadari setiap harinya
haruslah gemar beribadah, menjalankan amaliyah akhirat. Insya Allah akan
memperoleh tuntunan keselamatan dari Allah.
“Menjauhi segala perbuatan
keji dan munkar. Bila tidak mau menjalankannya, maka tak akan dapat hidayah dan
taufik dari Allah,” katanya.
Kemudian masuk ke umur 50
tahun. Usai ini merupakan tahapan manusia masuk ke proses panen. Analoginya,
umur 50 tahun adalah setengah abad manusia, layaknya orang yang akan panen.
Andaikata selama itu, dia
tidak menanam dan memupuk rasa iman dan takwa dengan baik, maka panennya akan gagal, tidak
menghasilkan sesuatu yang baik.
“Tahun pergantian (baru), kita
harus banyak merenung (refleksi). Bukan saatnya lagi untuk terlena pada urusan
dunia yang fana. Harus berpikir untuk bekal di akhirat,” ujarnya.
Dan pada fase umur 60 tahun,
manusia memikirkan kematiannya. Bagi mereka yang sudah merasa punya bekal
kehidupan, telah beriman dan bertakwa secara matang, maka dirinya akan selamat
dari siksa kubur yang pedih.
“Kalau dapat siksa di alam
kubur nanti, siapa pun tidak ada yang bisa menolongnya, semua bergantung amal perbuatan di dunia. Kalau orang sakit bisa kita sembuhkan, tapi kalau mau selamat di akhirat, ya laksanakan perintah Allah dan
jauhi laranganNya,” katanya. ( )
Komentar
Posting Komentar