INSAN PILIHAN

Insan Pilihan


SEBERAPA banyak melakukan khatam Quran. Seberapa banyak kita bersedekah di bulan ramadhan ini. Pertanyaan inilah yang mengawali taushiyah sebelum berbuka puasa di Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Sabtu 26 Juli 2014.

Taushiyah sendiri diisi oleh Ustad Hamzah Rabbani, yang sempat menyinggung juga mengenai semangat beribadah kaum muslim. 

“Di awal ramadhan mesjid ramai sekali tapi kalau sudah hari-hari terakhir shaf sudah maju, tinggal sedikit,” bebernya.

Bulan ramadhan adalah kesempatan bagi kaum muslim dalam meningkatkan pahala dan menggugah amal perbuatan yang diridhai oleh Allah SWT. 

Puasa ramadhan jadi kesempatan untuk mendapatkan lailatur qadar, manusia akan diberikan rahmat dan keberkahan.

(photo by budi susilo)

Pernah ada suatu cerita di jaman khalifah Umar Bin Abdul Aziz. Saat berkutbah di atas mimbar Abdul Aziz mengungkapkan rasa kegembiraan yang telah dimiliki oleh seluruh kaum muslim. “Hari ini hari yang paling bahagia bagi kaum muslim,” tuturnya.

Namun tiba-tiba, dari seluruh umat muslim yang hadir itu ada seorang yang merasakan sedih. Orang ini sangat berduka, sangat kontras dengan ungkapan Abdul Aziz tersebut.

Lalu ditanya oleh Abdul Aziz, “Kenapa kau tampak bersedih ? Ada apa dengan mu,” tanyanya. Dan dijawab oleh orang tersebut, “Aku bersedih karena akuta takut ibadah di bulan ramadahan saya tidak diterima oleh Allah,” ungkapnya.

Melihat cerita itu, sangat menyentuh hati, bahwasanya umat yang terdahulu yang sangat saleh pun masih merasa bersedih, kalau ibadah yang dilakukannya itu masih dirasa kurang sempurna. 

“Lalu bagaimana dengan kita, hamba-hamba yang jaman sekarang yang berlumur dosa,” tanya Ustad Hamzah yang kala itu mengenakan busana baju khas koko putih.

Menurutnya, agar amalan ibadah bulan ramadhan dapat diterima oleh Allah SWT adalah tetap bertekad untuk konsisten dalam beribadah. Kegiatan ibadah ramadhan harus berbekas di bulan-bulan lainnya.

“Masih ada puasa enam hari di bulan syawal. Masih ada puasa senin dan kamis. Masih ada puasa Daud yang sehari puasa sehari tidak. Juga masih ada kesempatan untuk selalu sholat malam,” urainya.

Mengenai sholat malam, atau sholat tahajud kata Ustad Hamzah, dapat dilakukan di bulan syawal, bertepatan dengan masuknya hari raya Idul Fitri. Barang siapa yang bangun malam menunaikan sholat tahajud di Idul Fitri maka pahalanya seperti orang beribadah haji. 

“Biasanya anak-anak muda yang pergi takbiran padahal tidak takbiran, hanya berbuat maksiat lebih baik sholat malam saja, memanfaatkan waktu dengan baik,” tegasnya.

Karena itu, ia menegaskan, sebenarnya beribadah kepada Allah bukan karena bulan ramadhan. Jangan sampai di Idul Fitri lupa sholat, lebih sibuk untuk halal bihalal. 

Ingat hidup hanya sementara, suatu saat semua manusia akan binasa beralih ke kehidupan akhirat. 

“Yang utama kita semua mengharapkan bisa dikumpulkan di surga. Sekeluarga kita bisa bertemu lagi di surga, asal kalau kita semua mau beriman dan bertakwa kepada Allah,” ujarnya. ( )


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN