MENCINTAI AL QURAN

Mencintai Al Quran


NUZUL QURAN oleh sebagian besar jumhur ulama disepakati turun pertama kali pada 17 ramadhan. Al Quran diturunkan ke masyarakat Arab, sebab kondisi sosial saat itu masih jahiliyah.  

Ketika Al Quran diturunkan ke bangsa Arab, seketika bangsa Arab pun mengalami pencerahan, masyarakatnya lebih bermoral, seakan dunia Arab kala itu telah mengalami revolusi. 

“Derajat bangsa Arab melesat naik,” tutur Ustad Anwar Ratna Prawira, dalam tausiyah sholat tarawih di Masjid Agung Al Azhar Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Senin 14 Juli 2014.



Itulah keistimewaan ramadhan, apalagi bagi bangsa Indonesia, bulan ramadhan juga bermakna. Mengingat hari kemerdekaan republik Indonesia juga berlangsung tepat di 17 ramadhan.


Di momen ramadhan, bangsa Indonesia memplokamirkan kemerdekaan, menegaskan bahwa segala bentuk penjajahan harus dihapuskan di muka bumi. Ini tertuang jelas dalam pembukaan UUD 1945.

(sketsa by budi susilo)
Waktu perang kemerdekaan orang-orang muslim Indonesia berpegang pada Al Quran. Secara sosiologis, keberadaan Al Quran sangat mempengaruhinya, membangkitkan semangat perjuangan dalam meraih kemerdekaan. 

Padahal saat itu, bangsa Indonesia belum memiliki banyak uang, pemerintahan masih lemah, tentara negara yang terbatas, tapi berkat kepercayaan akan Al Quran, masyarakat muslim turut berjuang tanpa digaji. “Fisabilillah melawan kolonial. Melawan tentara kolonial dengan niat lilahi ta’ala,” ujarnya. 

Kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari peran kaum santri. Dilakukan oleh para penggiat pesantren. Kondisi tentara negara masih minim, berkat partisipasi kalangan pesantren, perjuangan kemerdekaan pun agak lebih ringan. 

“Dengan hanya berteriak Allah Akbar, kamu muslim bergerak, ikut berperang meraih kemerdekaan. Ini semua tentu hikmah dari memegang Quran,” kata Ustad Anwar.

Sama halnya pemilihan calon presiden tahun 2014 ini pun berlangsung pada bulan ramadhan. Diharapkan, melalui proses ini mampu menghasilkan pemimpin yang amanah, tidak mencederai janji-janji terhadap rakyat. 

Mereka yang berkompetisi ada dua kubu. Di tiap kubu ini ada elemen masyarakat muslim. Karena itu, jangan sampai gara-gara pemilihan umum tahun ini, umat muslim menjadi saling bermusuhan. “Umat Islam Indonesia jangan sampai terpecah belah,” tegasnya. ( )

  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN