SENI RUPA PANCAROBA-PANCAROBA

Penguasa Zalim 
Digambarkan Sonny Ibarat Monster Rakus


PENGUASA sejak jaman dahulu kala, kelakuannya hanya begitu-begitu saja, tak jauh berbeda dengan sebelumnya, meraih kekuasaan dan kekayaan menjadi tujuan utama.

Inilah gambaran lukisan yang dijelaskan oleh seorang seniman lukis karya Sonny Hendrawan, berjudul Opera Klasik yang dipamerkan pada event lukisan Pancaroba pancaroba, di Galeri Cipta Dua Taman Ismail Marzuki.

“Saya kasih judul Opera Klasik karena lukisan saya menggambarkan penguasa, dari satu periode ke periode lain, tak jauh berbeda,” ujarnya saat berjumpa dengan saya di pelataran ruang pameran lukisan, Minggu (23/3/2014) sore.

Digambarkan dalam lukisan tersebut, ada sosok monster yang menggambarkan perannya sebagai penguasa negara, kepala pemerintahan yang mengkomandani seluruh rakyat.


Lukisan kanvas berjudul Opera Klasik karya Sonny Hendrawan (photo by budi susilo)

Tubuh monster yang agak berwarna merah jambu itu tak dibaluti pakaian. Tampak transparan, bahkan organ-organ bagian dalam tubuhnya pun terlihat jelas.

Si monster punya organ jantung yang berwarna merah, namun organ tubuh berupa hati tidak dimiliki sang monster.

Gaya monster membawa mangkuk yang diletakan di tangan kanannya. Di dalam mangkuk itu terdapat bara api yang merah panas dan mengeluarkan kebulan asap hitam yang menyebar ke langit-langit atas.

Duduk manis di atas perahu kayu yang kecil. Menggenang di genangan air banjir, sang monster terlihat nyaman, tak mersakan penderitaan, masih dapat menikmati kehidupan.

Di badan perahu kayu pun terdapat simbol sayap bebek berwarna kuning yang filosofisnya, kata Sonny, banyak penguasa atau calon-calon pemimpin yang membebek kepada penguasa zalim yang sebelumnya.

Di depan bagian samping monster ada seekor gurita merah yang menggambarkan bahwa kekuasaan mengurita ke mana-mana, menghancurkan semua lini kehidupan, terbukti dalam lukisan ada bencana banjir dan asap kebakaran hutan.

Genangan banjir itu merendam sebuah rumah. Tepat di atas atap rumah itu ada sosok bocah yang sedang merenung.


Sonny Hendrawan pelukis muda lulusan Ilmu Seni Indonesia Surakarta (photo by budi susilo)

Kata Sonny, bocah itu sedang mengimpikan sebuah idealisme dan cita-citanya yang luhur bagi negeri tercintanya, tempat kelahirannya.

Namun semua mimpi itu runtuh seketika, pergi begitu saja, tak jelas entah pergi kemana, akibat adanya sifat kerakusan yang datang dari sang monster itu.

Mimpi bocah yang tak terwujud disimbolkan oleh Sonny dengan sebuah gambar jendela berposisi terbalik

Bagi yang memandangi gambar jendela di lukisan Sonny itu, akan terlihat janggal, tidak seperti pancaran jendela pada umumnya.

Pasalnya pada mulut jendela tersaji pemandangan aneh, langit di bawah menjadi karpet bumi dan padang rumput berada di atas layaknya langit.

Proses pembuatan lukisan Opera Klasik tersebut butuh satu minggu. Bagi Sonny, lukisan itu menyampaikan pesan, bahwa negara sedang butuh seorang pemimpin yang berbeda dari periode sebelumnya.

Tegas Sonny, pemimpin yang bisa menjadi pengayom bagi generasi mudanya. “Bukan pemimpin yang menghancurkan, yang lemah semakin dibuat lemah,” kata pria kelahiran Bandung 11 Februari 1986 ini. ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN