SENI RUPA PANCAROBA-PANCAROBA 3
Potongan
Lain Piye Kabare Ala Soeharto
PIYE
kabare le, enak jaman ku toh. Kalimat ini sedang populer di
stiker-stiker bergambar atau sablonan kaos. Sebuah nada sinis bagi
anak generasi yang kini hidup di jaman reformasi.
Melalui
kalimat itu, masa romantisme era kekuasaan Presiden Indonesia,
Soeharto, kembali diangkat ke permukaan, membumi ke pelosok-pelosok
negeri, yang kini jumlah provinsi di Indonesia sudah bertambah banyak
Kesuksesan
pembangunan, harga-harga barang yang murah meriah, dan negara
Indonesia di segani oleh bangsa-bangsa Asia Tenggara dan negara
Australia, menjadi jargon era orde baru yang tak
dapat lagi dinikmati oleh anak-anak generasi di orde yang katanya reformis.
Lukisan mantan presiden Indonesia, Soeharto (photo by hendry roris sianturi) |
Fenomena
sosial itulah yang juga memacu kreativitas seorang seniman lukis
bernama Irul Hidayat dengan membuat lukisan kanvas dengan menyuguhkan
figur presiden Soeharto dari sisi gelapnya.
Tak
jauh berbeda dengan gambar-gambar yang telah beredar, Irul melukiskan
Soeharto dengan lambaian tangan kanannya, seolah menyapa “Apa
Kabarnya”.
Goresan
kuas lukisnya tak berupa satu atau dua dimensi. Irul menggarapnya
dengan sentuhan seni pop art, yang mengandalkan permainan
warna-warni sehingga pancaran dalam lukisan itu mengandung banyak
pesan.
“Di
lukisan Soeharto saya tambahkan juga potret sisi lain di jaman
Soeharto yang perlu juga diketahui oleh masyarakat,” urai Irul yang
kala itu mengenakan kaos putih.
Dalam
lukisan itu terdapat pola-pola yang menyerupai potongan-potongan
kertas koran. Di antara potongan koran itu memuat gambar yang
bercerita tentang pembunuhan Udin, Marsinah, hilangnya Wiji Tukul,
dan gerakan Petrus.
Buah
karya Irul Hidayat tersebut tampil dalam event seni lukis Pancaroba
pancaroba,
di Galeri
Cipta Dua, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Minggu 23 Maret 2014.
Pagelaran ini persembahan dari Komunitas Garis Cakrawala.
Pesan
lain dari lukisan itu, mengenai nepotisme
di orde baru begitu mengental. Ini digambarkan tangan kiri Soeharto
sedang memegang erat gelas beling berwarna kuning.
Di
gelas itu pun, tergambar anak emasnya, yang juga sebagai anak
kandungnya sendiri yakni Tommy Soeharto. Wajah Tommy memang
benar-benar mirip dengan bapaknya yang telah berkuasa selama 32
tahun.
Lewat
lukisan Irul, kepribadian Soeharto diangkat secara jernih. Mengupas
rezim orde baru dengan keberimbangan yang objektif.
Informasi
mengenai karakter dan kinerja Soeharto dikupas lewat lukisan Irul
dengan kacamata kritik sosial yang pernah terjadi kala itu.
Sebab
selama ini, banyak beredar gambar serupa dengan citra Soeharto
sebagai sosok manusia yang super, tak punya kesalahan dan tak tercela
bak malaikat. (
)
Komentar
Posting Komentar