KENAPA PILIH CALEG PEREMPUAN
Perjuangan
Kaum Perempuan Tentukan Kemajuan Bangsa
MEMBICARAKAN wanita
berarti sama saja membahas soal kehidupan sosial masyarakat. Secara
implisit, ini juga pernah termuat dalam buku karya Soekarno
berjudul Sarinah: Kewajiban Wanita dalam Perjuangan Republik
Indonesia (1951).
Kenapa bisa dikatakan
demikian ? Wanita atau perempuan tidak bisa di lepaskan dari
kehidupan kita. Sehari-hari pasti butuh peranan perempuan. Nah,
bisa dibayangkan jika kehidupan ini tanpa perempuan, seakan kering
kerontang kan.
Peranan perempuan kini
sudah meluas. Cakupannya tak lagi terbatas hanya melulu urusan dalam
rumah tangga, namun perempuan pun terjun ke ranah-ranah publik, yang
berkaitan dengan segala hal di lingkungan luar rumah.
Jaman feodalistik
dulu, dimana RA Kartini masih hidup, perempuan hanya bertugas
mengurus suami, mendidik anak, dan menata rumah. Akibatnya,
dinamisasi kehidupan perempuan mati.
Kreasi dan inovasi
perempuan tak dapat disalurkan dengan baik di tengah kehidupan,
sehingga terjadi kepincangan sosial, tak ada perkembangan yang
mengarah kepada perubahan dan kemajuan.
Citra yang pernah melekat
pada perempuan tentang batasan khusus perempuan hanya berperan dalam
urusan dapur, kasur dan kakus, kini sudah mulai runtuh di tengah
peradaban yang mulai mengarah ke kutub globalisasi ini.
Ada sebagian perempuan
yang telah sadar menuntut ilmu hingga ke perguruan tinggi. Menajamkan
intelektual dan spiritual, demi meningkatkan kualitas pribadi si
perempuan guna bekal kehidupan di masyarakat dan lingkungan keluarga
terdekatnya.
Secara pisikologis,
perempuan menyimpan karakter yang terpuji, yakni pribadi pengasuh,
pemberi cinta kasih, dan sangat mudah dekat dengan dunia anak-anak.
Sifat ini mendominasi dikebanyakan perempuan Indonesia.
Itulah kiranya, penting
bagi sebuah bangsa Indonesia bahwa perempuan harus dapat terlibat,
untuk terjun langsung ke gelanggang politik praktis Indonesia.
Perempuan harus masuk dalam jajaran eksekutif dan legislatif
(parlemen) demi inovasi bagi negeri ini.
Politik, khususnya di
Indonesia, masih berbentuk busuk. Banyak orang-orang bermental rusak
masuk ke politik praktis, menguasai parlemen hanya untuk mengejar
kekuasaan dan harta benda.
Melihat kondisi demikian,
kenapa tidak, kaum perempuan yang terpanggil hati nuraninya, yang
punya keikhlasan untuk mengabdi bagi negeri agar turun tangan, masuk
ke arena politik praktis agar memberi angin perubahan politik
Indonesia.
Selama ini, contohnya saja
di parlemen, masih didominasi maskulin. Mengacu pada data yang
disajikan Puskapol FISIP UI 2010, bahwa jumlah anggota DPR RI
pada tahun 2009 masih banyak berjenis kelamin laki-laki berjumlah 82
persen. Sedangkan untuk perempuan hanya terkumpul 18 persen.
Di dalam peraturan
perundang-undangan telah mengatur kuota 30 persen bagi keterwakilan
politik di kalangan perempuan. Karena itu, momen ini penting bagi
Indonesia, bahwa perempuan dapat berperan di kursi legislatif.
Fenomena kekerasan
terhadap perempuan di Indonesia sangat memprihatinkan. Mengacu pada
data Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas
Perempuan), di tahun 2012 kekerasan pada perempuan di ranah publik
mencapai 4.293 kasus atau 4,35 persen.
Dari keseluruhan data
tersebut di atas, ternyata jenis dan bentuk kekerasan yang sering
terjadi adalah kekerasan seksual sebanyak 2.521 kasus, yang bila
dirinci lagi kasus pemerkosaan 840 kasus dan pencabulan 780 kasus.
Mengutip lagi dari data
Komnas Perlindungan Anak, pada Januari hingga Oktober tahun
2013 untuk kasus pelanggaran hak anak sangat menyedihkan. Secara
statistik ada 2.792 kasus pelanggaran hak anak dan 1.424 untuk kasus
kekerasannya dan pelecehan seksual.
Melihat kondisi itu, sudah
saatnya kaum perempuan diberikan tempat dalam lembaga legislatif,
agar mereka dapat memperjuangkannya di dunia politik. Sebab
suara-suara perempuan atas dilema tersebut tentu lebih kritis dan
keras, serta tindak-tanduk perjuangannya pun lebih menggelora.
Karena itu, saatnya kita
semua yang memiliki hak memilih dalam pemilihan umum nanti, sebaiknya
prioritaskan pilihan kita kepada kaum perempuan agar mereka bisa
masuk ke parlemen dan memperjuangkan kaum perempuan dan anak.
Sebab perempuan dan anak
bagian dari elemen bangsa. Perempuan sangat dekat dengan dunia anak.
Sedangkan anak itu adalah generasi bangsa. Jika kualitas perempuan
masih rendah, masih dicengkram kebodohan, maka turut pula
mempengaruhi nasib anak muda masuk ke jurang kegelapan.
Selama kondisi perempuan
dan anak Indonesia masih buruk, maka selama itu pula bangsa Indonesia
akan selalu menderita, masih selalu menjadi bangsa yang terbelakang.
Inilah alasan kenapa mesti perempuan masuk ke parlemen agar kaum
perempuan bisa berjuang lewat politik demi peningkatkan derajat dan
kualitas perempuan Indonesia. Selamat berjuang ! ( )
Komentar
Posting Komentar