INDONESIA KEBANJIRAN PRODUK IMPOR

Kemalasan dan Minder Jadi Penyebab

SETIAP harinya, saya bisa menemukan produk-produk dari luar negeri. Di mulai pagi hari keluar rumah, menuju tempat tujuan menggunakan sepeda motor, rasa produk motornya dari negeri matahari terbit.

Tak berselang lama, berpapasan dengan Bus Transjakarta, yang lagi-lagi ini buatan luar negeri dari negara Cina.

Dan saat saya melihat pesan informasi di perangkat smartphone, ini juga hasil karya dari negara Amerika Serikat.

Punya teman saya juga sama, tapi buatan negara Cina, yang katanya, produknya dijamin kuat mantap, dan harganya lebih terjangkau.  

(sketsa by budi susilo)
 
Begitu pun sumber energi berupa gas yang setiap harinya buat kebutuhan masak-memasak katanya juga dari Singapura.

Padahal luas geografis negara ini kecil, tidak memiliki sumber melimpah alam gas, tetapi kenapa bisa mengekspor ke Indonesia yah.

Dan lagi, suguhan film kartun jenaka yang tayang di Indonesia juga sebagian besar garapan dari Jepang dan Amerika Serikat.

Nah, sampai untuk urusan pasokan sembako Beras yang setiap harinya jadi makanan pokok orang-orang Indonesia, juga didatangkan dari negara tetangga Vietnam.

Inilah enaknya tinggal di Indonesia, walau berada di satu tempat negara Republik Indonesia, tapi serasa berkeliling dunia. Barang-barang yang tersedia di Indonesia bercita-rasa mancanegara.

Melihat potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya yang besar, sebenarnya Indonesia bisa melakukan terobosan, mampu mengeluarkan produk-produk hasil kreasinya sendiri, tanpa harus minder dengan produk-produk dari luar negeri.

Ya, rasa optimisme inilah yang saya ketahui dari seorang Gita Wirjawan, mantan Menteri Perdagangan di kabinet pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat di acara Uji Publik Calon Presiden 2014: Mencari Pemimpin Muda Berkualitas di Hotel Sari Pan Pasific, Rabu 26 Maret 2014.

Acara yang disponsori oleh Habibie Center ini, turut juga dihadiri bakal Calon Presiden (Capres) yang lain. Kesemua kandidat yang hadir berasal dari Partai Demokrat, bentukan Susilo Bambang Yudhoyono.

Secara khusus Gita berkata, Indonesia masih belum bisa memenuhi kebutuhan konsumsinya sendiri. Semestinya Indonesia mampu membuat handphone, motor, dan swasembada pertanian. 

“Ini kemalasan kita. Kita masih jadi bangsa yang minder,” tutur pria yang mengundurkan diri dari kursi menteri Perdagangan RI dengan alasan ikut berkompetisi dalam konvensi Capres Partai Demokrat ini. 

Ke depan, harap Gita, Indonesia melangkah lebih maju. Ada perbaikan dari periode sebelumnya. Indonesia mampu bergabung menjadi negara G8, kemudian ke G7, lalu G5, dan juga bisa sampai ke G 3. “Kita jangan bisa hanya jualan batu bara,” katanya.

Padahal ungkap Gita, Indonesia masuk dalam kategori negara demokrasi terbaik, dan sebagai negara yang punya populasi terbesar, tetapi ironisnya, potensi ini belum bisa dimanfaatkan dengan baik.

“Kita tidak bisa merasakan geopolitik kita,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia periode 2012 hingga 2016 ini. ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

PONDOK PESANTREN MARDHATILLAH BALIKPAPAN