DERITA DI NERAKA MELEBIHI ALAM DUNIA
Derita Di Neraka
Melebihi Alam Dunia
AKHIR dari kehidupan
manusia di bumi adalah kematian. Kehidupan manusia tidak ada yang
abadi, siapa pun dia, pasti bila memang sudah ajalnya, akan mati meninggalkan
kehidupan di bumi, memasuki tahapan alam akhirat.
Untuk masuk surga, manusia
harus melalui proses kematian terlebih dahulu. Tetapi untuk bisa
masuk ke surga, bukanlah proses yang mudah begitu saja.
Kematian seseorang bukan
jaminan bisa langsung masuk ke surga. Untuk berada di surga,
manusia harus terlebih dahulu melakukan syarat yang sudah ditentukan, sebagaimana yang disinggung
dalam ajaran Islam.
Meraih surganya Allah
bukanlah proses yang mudah, butuh perjuangan atau usaha keras.
Pesan-pesan religi inilah yang disampaikan oleh Ustad Muhammad Amin
dalam kotbah Jumat di Masjid Ikhwanul Muslimin yang beralamat di
Jalan Raya Pasar Minggu, Kalibata Selatan, Jumat (7/3/2014).
Usai mati, manusia masuk
ke tahapan alam akhirat. Bagi mereka yang beriman dan bertakwa kepada
Allah akan ditempatkan di surga. Sebaliknya mereka yang melupakan
Allah selama di dunia, maka tempatnya adalah neraka.
Di neraka siksanya lebih
pedih ketimbang apa yang ada di kehidupan dunia. Di neraka siksanya
akan berlangsung selama-lamanya. Berbeda siksa kehidupan di dunia
sakitnya hanya sekali saja. “Siksa di neraka ribuan kali siksa yang
ada di dunia,” kata Amin.
Gambarannya, manusia yang
masuk neraka akan disiksa berulang kali. Hukuman bakar di api panas,
maka manusia itu akan secara terus menerus merasa sakit dari bakaran
api neraka. Hukuman bakar diri di neraka membuat manusia tidak mati,
yang ada rasa sakit yang abadi.
Ada juga keterangan lain,
siksa yang paling ringan di neraka itu adalah malaikat menuangkan air
yang panas mendidih ke bagian ubun-ubun sampai ke perut. Ini akan
dilakukan secara berulang kali tanpa henti.
“Semoga Allah menjadikan
kita orang-orang yang takut kepada Allah. Sampai mati kita bisa
bertemu Allah, masuk ke dalam golongan orang-orang yang bertakwa,”
ujarnya.
Hidup manusia hanya
sekali, begitu pun sama halnya kehidupan di bumi bagi manusia hanya
satu kali. Karena itu, kehidupan manusia saat dalam kondisi senang
dan susah harus dirawat baik-baik, jangan terjerumus nafsu syetan.
Sebab manusia sering lupa.
Baik itu dalam kondisi senang atau sedang terkena bencana, kadang
manusia menjauh dari Allah, rasa keimanan dan ketakwaannya goyah.
“Hidup tanpa diisi dengan ibadah rasanya sangat disayangkan,”
kata Amin.
Dalam kehidupan ada jenis
manusia yang kaya raya, harta bendanya melimpah ruah tetapi enggan
untuk beribadah kepada Allah. Yang kasihan lagi, ada orang yang hidup
sengsara karena kemiskinan tetapi tak beriman dan bertakwa kepada
Allah.
“Rumah masih ngontrak, gaji hanya pas-pasan tapi tak rajin
ibadah pasti di akhirat nanti juga hidup lebih susah,” ungkapnya yang saat itu mengenakan kopiah putih.
Karena itu, imbuhnya,
kembali bertobat. Beriman dan bertakwa kepada Allah, perhatikan
rambu-rambu hidup, sebagaimana yang telah diatur dalam Al-Quran dan
sunnah nabi Muhammad SAW.
“Kita harus rajin baca
al-Quran. Kalau sudah baca kita harus amalkan dalam kehidupan. Sebab
satu-satunya raih kebahagiaan adalah membaca Quran dan kemudian
mengamalkannya,” kata Amin. ( )
Komentar
Posting Komentar