KEDAMAIAN NATAL MANADO



Kedamaian Natal Manado

GEGAP gempita hari raya Natal di Sulawesi Utara, jauh-jauh hari sudah mulai terasa. Di antaranya di daerah Kota Manado, kemeriahan dan suasana Natal sebelum tanggal 25 Desember begitu mengental.

Di tahun sebelumnya, antara lain pada tahun 2010 dan 2011, saya pernah bertempat tinggal di Kota Manado. Atmosfir perayaan Natal menggema diberbagai tempat, baik itu di pusat-pusat perbelanjaan, maupun pemukiman penduduk.

Biasanya, Natal di Kota Manado diramaikan dengan kegiatan seremonial seperti parade Santa Claus di jalanan raya, mendekorasi pohon cemara dengan lampu warna-warni agar pohonnya terang benderang di malam hari, sehingga Natal lebih berkesan.   

Gereja Katerdal Jakarta yang berada di Jalan Katerdal nomor 7B Pasar Baru Sawah Besar Jakarta Pusat, Minggu (29/10/2013). Gereja ini punya nama resmi Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga dengan gaya arsitektur Neo Gothic. (photo by budi susilo)

Selain itu juga ada kegiatan tukar-menukar kado sebagai tanda ikatan cinta kasih di hari Natal. Atau sebaliknya, ada juga gelaran pemberian santunan hadiah kado kepada mereka orang-orang yang lemah, seperti anak yatim piatu. 

Bagi umat kristiani, perayaan Natal merupakan momen luapan kebahagiaan. Momen ini bagi para perantau, menjadi ajang kesempatan bertemu sanak keluarga, merayakan Natal dengan keceriaan dan kesederhanaan bersama keluarga tercinta.

Satu di antaranya kawan saya di Kota Manado, Fineke Wolojan (24), yang merupakan perempuan asal Tondano Kabupaten Minahasa, mengungkapkan rasa bahagia dalam menyambut Natal, dan sangat merindukan keluarga di kampung halamannya. 

Home, family, cooky, christmas tree, christmas songs and especially Jesus Christ. Oooh, what a christmas,” luapnya dari hati yang terdalam, Senin (23/12/2013) melalui akun twitter pribadinya.

Dibanding dengan di provinsi yang lain, Sulawesi Utara adalah rajanya lokasi Natal yang paling ramai, bahkan terbesar. Ibaratnya, bagi warga Sulawesi Utara, Natal itu puncak dari segala puncak sebuah perayaan rakyat yang semarak di jagad nusantara ini.   

Itulah satu di antara hebatnya Sulawesi Utara. Yang tak lain, ini berkat pengaruh dari warganya yang selalu komitmen dalam menjaga kerukunan dan kedamaian antara satu manusia dengan manusia yang lainnya, tanpa harus memandang suku, golongan, dan agama.

Pembuktian kehidupan toleransi masyarakat di Sulawesi Utara terus dibudayakan setiap tahunnya, saat Natal tiba. Diantaranya, elemen masyarakat yang di luar kaum Nasrani turut terlibat, berpartisipasi menjaga dan mendukung kelancaran perayaan Natal.

Seorang kawan di Kota Manado, yang juga sebagai Ketua Pelaksana Pengamanan Malam Natal, Firman Mustika (30), bercerita bahwa sebagai perwujudan dalam menumbuhkan sikap toleransi antar umat beragama, maka para kaum muda yang terlebur dalam organisasi kepemudaan non kristiani turut mengambil peran, mengamankan Natal.

“Kami akan jaga rumah-rumah ibadah dan objek vital lainnya, pada malam jelang Natal dan di pagi harinya. Lalu lanjut juga nanti di malam tahun barunya juga kami lakukan,” tegas Ai, panggilan akrab Firman Mustika melalui telepon genggamnya.

Meski dalam sejarahnya Sulawesi Utara tak pernah ramai oleh keributan berbau isu sensitif agama dan suku, tetapi tetap saja yang namanya kewaspadaan harus ditegakan. Mengingat masih ada beberapa oknum-oknum tertentu yang ingin menghancurkan Indonesia melalui isu agama dan suku.

“Kita tak boleh lengah. Tetap semangat dan terus terapkan semboyan deteksi dini serta cegah dini, terhadap isu-isu dan persoalan negatif yang bisa saja datang dari dalam maupun luar,” ungkap pria lulusan Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi ini.

Ia mengimbau kepada para relawan organisasi kepemudaan yang turut menjaga keamanan Natal, untuk menerapkan operasional teknis secara baik, sebagaimana yang telah diatur dalam organisasi masing-masing. 

Di antaranya jika ada orang-orang yang mencurigakan, atau dirasa sebagai orang asing pada jarak sekitar 100 meter dari tempat Gereja-gereja, harap para relawan untuk segera mendeteksi dan laporkan pada pihak yang berwajib. 

“Mari kita juga bantu aparat keamanan, sebab tanggungjawab keamanan Natal juga tanggungjawab kita bersama,” kata Ai yang meyakini pergerakannya merupakan pengejewantahan dari prinsip Pancasila, yang jadi dasar negara Republik Indonesia.

Berdasarkan catatan yang ada, penjagaan malam Natal Manado diikuti oleh hampir 20 organisasi yang terdiri dari lembaga kepemudaan kemasyarakatan dan kemahasiswaan, dibantu bersama Dandim 1309 Manado dan Polresta Manado. Harapnya, acara tersebut dapat berlangsung hikmat dan damai. 

Dan sebagai akhir kalimat, saya sebagai penulis blog, mengucapkan kepada mereka yang merayakan, selamat berbahagia dalam perayaan Natal tahun 2013.

Serta mari kita sambut tahun baru masehi dengan penuh inspirasi dan nilai positif, bagi perjalanan bangsa ini ke depan. Mari bersama membangun keberadaban bangsa dengan suka cita. ( )



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I

CANDI GARUDA YOGYAKARTA