BUS GRATIS UTOPIA ATAU NYATA



Bus Gratis Utopia atau Nyata

SENANG sekali di tahun baru nanti, pada tahun 2014 Kota Jakarta akan ketambahan puluhan unit armada bus Transjakarta. Terlebih lagi, ada wacana warga Jakarta akan peroleh layanan bus umum gratis.

Usulan gratis datang dari orang nomor dua di Kota Jakarta, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang punya ciri khas bicara apa adanya, berkarakter ceplas-ceplos. 

Katanya, hak bensin subsidi bagi kendaraan-kendaraan pribadi akan dicabut. Sebagai penggantinya, bus Transjakarta akan digartiskan bagi warga yang beraktivitas di Jakarta.

Armada bus Transjakarta yang melintas di jalanan Jakarta Pusat, Minggu (8/12/2013). Keberadaan transportasi umum adalah satu di antara untuk mengurangi kemacetan lalu-lintas di jalanan perkotaan. (photo by budi susilo)

Tujuan keluarnya opini seperti itu dalam rangka untuk mengatasi kemacetan arus lalu-lintas Kota Jakarta, yang setiap harinya selalu padat oleh jumlah kendaraan bermotor.

Orang-orang di Kota Jakarta sudah penat dengan membludaknya jumlah kendaraan bermotor yang beredar di jalanan. Orang-orang sudah muntah dengan tingkat pencemaran udara Jakarta yang sudah parah, akibat dari gas buang kendaraan bermotor.

Karena itu, pemerintah daerah merasa terpanggil untuk mengatasi persoalan tersebut. Satu di antaranya menyediakan transportasi massal yang memadai dan gratis. Entah ini sekedar retorika, dan omong kosong saja, yang pasti rakyat tidak mau tahu, bahwa transportasi umum harus tersedia secara baik.

Bagi warga, upaya menggratiskan bus Transjakarta oleh pemerintah tentu dianggap bak ketiban rezeki nomplok, tiba-tiba hujan uang turun dari langit. Jakarta seolah mengubah dirinya menjadi tanah surga dunia, daerah yang makmur dan asik untuk ditempati. 

Siapa saja, yang namanya gratis pasti suka, karena akan membantu dalam penekanan pengeluaran uang warga. Mengingat harga-harga belanja di Jakarta pada tahun 2014 nanti akan mulai merangkak naik.  

Persoalan kemacetan lalu-lintas di Jakarta adalah penyakit parah yang belum terobati. Selama ada pemerintahan, Kota Jakarta seperti tanpa memiliki pemerintahan, sebab tata kotanya tidak beraturan, arus lalu-lintasnya pun acak-acakan, ruwet seperti benang kusut.

Jalanan macet setiap hari, terutama di saat jam sibuk kerja. Kemacetan selalu menjadi bahan umpatan warga Jakarta. Karenanya, aktivitas warga terkendala, boros waktu, tenaga dan uang.

Terobosan pemerintah daerah menyediakan alat angkutan umum yang berkualitas dan gratis patut diapresiasi. Mungkin melalui cara ini, maka kemacetan di Kota Jakarta akan menjadi sekedar catatan di atas kertas saja, tak lagi terjadi dalam alam kenyataan. 

Sekarang yang menjadi pertanyaan untuk pemerintah DKI Jakarta adalah, apakah bus umum gratis hanya sekedar utopia ? Atau memang benar-benar akan nyata di ibukota Republik Indonesia tercinta ? Mari kita tunggu saja wacana-wacana yang telah dilemparkan tersebut, menunggu jawaban, apakah utopia atau nyata. ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CANDI GARUDA YOGYAKARTA

PRASASTI KALASAN YOGYAKARTA

MACACA NIGRA PRIMATA SEMENANJUNG MINAHASA I