URBANISASI SAMPAI KINI
Urbanisasi Sampai Kini
Oleh: Budi Susilo
Oleh: Budi Susilo
Rutinitas lebaran Idul Fitri diisi mudik asik. Orang-orang perantau masih ingat akan kampung halamannya. Mudik sendiri serapan dari kata muleh ndisik, atau pulang dahulu.
Biasanya saat arus balik dari mudik, orang-orang yang datang ke pusat perkotaan lebih meningkat. Inilah kemudian yang dikatakan sebagai gejala Urbanisasi, perpindahan dari desa ke kota.
Fenomena itu satu sebabnya karena tak ada prospek kerja di desa sana. Mereka orang-orang yang tidak memiliki lahan pertanian akhirnya mengambil jurus Urbanisasi, lari ke kota Jakarta mencari sesuap nasi.
Padahal jaman orba (orde baru) dan jaman reformasi sudah ada perubahan konsep pembangunan. Jaman kini yang katanya dibilang reformasi, telah menggadang-gadangkan semangat otonomi daerah, demi terciptanya pola pembangunan yang merata, supaya tidak ada lagi Urbanisasi, berbondong-bondong datang ke Jakarta.
Ya Allah, jauhkanlah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dari penyakit Jawacentris. Ingin Indonesia ini beraroma otonomi adil, melebihi semangat federalistik. Meyakini, bersama-sama maju, membangun peradaban bangsa yang terbaik, Indonesia mendunia.
Kegagalan otonomi daerah satu diantaranya adalah virus mematikan bernama korupsi. Tentu ini harus dibasmi sampai mati. Jadi, seru kalau punya Presiden RI yang ugal-ugalan melawan dan memenggal para pria dan wanita nakal yang suka mencuri uang anggaran negara. Basmi korupsi sekarang juga !
Nah, Urbanisasi dan Konvensi sebenarnya berbeda tapi serupa. Karena sama-sama orang dari luar, tapi dapat masuk ke dalam lingkungan. Semoga saja yang masuk itu orang-orang terbaik bagi dunia dan terbaik di akhirat nanti.
Urbanisasi bawa orang dan barang dari kampung. Sama juga dengan Konvensi membawa sesuatu namun berwujud beda, yakni bawa uang bukan sembarang uang dan pendukung tuk menang.
![]() |
Berkat otonomi daerah dibangun pembangunan jembatan Soekarno Manado, Jumat 31`Mei 2013_budisusilo |
Sejak dulu hingga kini, Urbanisasi tetap digemari. Beda dengan Moptop, gaya rambut poni menutup dahi tak lagi trendi sampai jaman ini. Jika Urbanisasi itu tradisi usai Idul Fitri, bagi mereka berhati tai, tentu Korupsi jadi tradisi usai berhasil jabati kursi-kursi seksi.
Sebaiknya Urbanisasi perlu dibenahi seperti eksistensi orde reformasi yang juga masih dibenahi sana-sini. Istilahnya rezim Urbanisasi itu oposisi dari gaya kebijakan transmigrasi. Lihat saja siapa yang menang dan kalah, tentu yang menang adalah kebenaran untuk rakyat keseluruhan. ( )
Komentar
Posting Komentar